ChanelMuslim.com – Saringan hati. Menyelam di samudera Al-Qur’an itu seru. Kaya permainan Jumanji. Kemarin lagi bahas tentang berjalan dan merenung langsung besoknya sama Allah disuruh jalan ke atas bukit. Nyasar pula.
Tapi pas turun lagi langsung melihat hamparan bumi dan tingginya langit. Kemarin lagi dibahas بَعُوضَةً (nyamuk) tiba-tiba pagi jadi banyak nyamuk di rumah. Dan masih banyak lagi deh. Intinya siap-siap kalau abis baca tiba-tiba hidup di hidup Anda.
Nah, kemarin kita sudah diving barang sampai di kedalaman 2 : 25 di bawah permukaan Al-Qur’an. Dan hari ini kita akan menyelam ke kedalaman 2 : 26. Banyak banget yang bisa diambil tentang orang yang merendahkan orang lain itu sebenarnya bodoh, tentang pesan cinta Allah di mana pun, perubahan peta kehidupan, respon menentukan nasib, dan lain-lain.
Baca juga: Penggunaan Azan Tidak Sesuai Sunnah (Bag. 2)
Nah, hari ini kita bahas 1 saja. Meminjam kalimat guru saya, Kang Harri Firmansyah R, founder HCR tentang “Quality Of Respon = Quality Of Miracle”. Kualitas respon kita menentukan nasib dan pertolongan Allah di hidup kita.
Gini-gini! Solusi masalah Nabi Yunus dari perut ikan, Nabi Musa dari Fir’aun, Siti Maryam dari padang pasir, dan pun solusi masalah kita yang punya solusi Allah.
Solusi dari Allah. Masalah yang mengizinkan hadir Allah. Lantas tugas kita ngapain kalau semuanya dari Allah? Tugas kita merespon. Dengan respon terbaik yang diajarkan di Al-Qur’an.
Nah, ternyata Allah dengan lugas menggambarkan perbedaan orang berakal dan orang bodoh merespon. Kita yang mana nih? Kalau orang berakal (beriman), dia merespon semua yang kejadian di depan matanya dengan hatinya فَيَعْلَمُونَ (mereka memahami).
Sedangkan orang bodoh (kafir), dia merespon semua yang kejadian di depan matanya dengan “cangkeme” (read : mulutnya) فَيَقُولُونَ (mereka langsung berkata).
Yang satu dipikir dulu baru berkomentar, yang satu lagi komentar dulu baru mikir (biasanya sih kebanyakan nggak dipikir lagi). Kita?
Baca selengkapnya di oase ChanelMuslim.com