ChanelMuslim.com – Khatibunnas ‘ala lughati qaumihim. Sampaikanlah dakwah ini kepada manusia dengan – menggunakan – bahasa mereka.
‘Dalam suatu kisah hikmah disebutkan bahwa seekor semut sedang berjalan menuju Ka’bah (Baitullah) dari pelosok bumi yang lain.
Kemudian, dikatakan padanya, “Bagaimana mungkin engkau melaksanakan haji ke Baitullah, sedangkan engkau adalah semut. Engkau akan mati sebelum sampai kesana.”
Sang semut menjawab, “Tak apa, jika demikian, aku akan mati di tengah perjalanan menuju Baitullah.”
Seharusnya, Al-Qur’an menjadi proyek kehidupan kita sepanjang masa dan program kehidupan seorang hamba dalam perjalanannya menuju Allah subhanahu wa ta’ala. Proses turunnya Al-Qur’an selama dua puluh tiga tahun tidak lain hanyalah realisasi terhadap tujuan rabani yang sarat dengan hikmah.
Baca juga: Suami Istri Wajib Menundukkan Pandangan
Cahaya Al-Qur’an tidaklah menerangi orang lain, kecuali dengan hidupnya hati pembawa firman-Nya dan tertujunya hati seorang hamba terhadap kebenaran iman yang dibawa Al-Qur’an.’ (Amru Asy-Syarqawi penulis buku Al-Musyawwiq ila Al-Qur’an)
Tentang Dakwah
Dua paragraf di atas adalah petikan dalam kata pengantar penulis buku Obat Rindu Al-Qur’an (terj.), yang baru diterbitkan oleh GIP, Agustus 2021. Saya merekomendasikan bagi siapa saja yang mencintai Al-Qur’an dan ingin hidup bersamanya untuk memilikinya.
Rekomendasi ini bukan semata karena diterjemahkan oleh dua anak laki-laki saya. Tapi karena memang kandungannya yang sarat dengan pesan yang menenangkan jiwa. Tentu saja sebagai orangtua yang ingin memberi apresiasi kepada anak-anak.
Alhamdulillah, saya ingin mengutarakannya di sini. Terima kasih mas @farisjihady yang telah bersusah payah mencari buku-buku ‘ringan’ terbaik untuk memperkaya khazanah keislaman di tanah air.
Ini adalah buku kedua yang telah diterjemahkan di sela kesibukannya mengajar di LIPIA dan di @muyassar.qlc, kolaborasi dengan sang adik, Ahmad.
Dakwah ini tidak sampai kepada kita kecuali diterjemahkan dalam ‘bahasa ibu’, sebagaimana hadits di atas ‘Khatibunnas ‘ala lughati qaumihim.’ Begitulah dakwah tersebar ke penjuru dunia, karena Al-Qur’an, hadits, dan pena ulama telah diterjemahkan ke berbagai bahasa yang bisa dicerna. Barakallahu fiikum.
Catatan Ustazah Wirianingsih di akun Instagramnya @wiwirianingsih pada Selasa, 24 Agustus 2021.
[Wnd]