Untuk keempat kalinya dalam enam minggu terakhir, masjid di Perth telah dirusak oleh coretan grafiti, dalam perwujudan nyata tumbuhnya intoleransi dalam masyarakat Australia.
“Insiden ini adalah manifestasi dari intoleransi dan ketidakpercayaan terhadap Muslim Australia,” kata Imam Burhaan Mehtar kepada ABC News pada Senin 16 Februari kemarin.
“Muslim telah menjadi bagian dari struktur masyarakat negara ini selama lebih dari 100 tahun dan kami di sini untuk tinggal serta terus memberikan kontribusi positif sebagai warga Australia.”
Serangan itu diketahui saat alarm berbunyi di Masjid Islamic Ibrahim di Sungai Selatan sekitar pukul 01:30 pagi pada hari Sabtu lalu.
Kamera keamanan menunjukkan sejumlah remaja melarikan diri, dan huruf “KKK” ditemukan tertulis di pintu kaca dan dinding dalam masjid.
Serangan ini bukan yang pertama yang menargetkan masjid di Australia.
Pada bulan November tahun lalu, kepala babi dibuang di luar pintu masjid.
Serangan lain dilaporkan pada bulan Juni ketika gambar swastika dan frase “dominasi kulit putih” disemprotkan pada dinding masjid.
Serangan berulang menargetkan masjid telah menyebabkan komunitas Muslim di Australia ketakutan.
“Karena setiap anggota masyarakat lainnya, Muslim Australia sama-sama memiliki hak – seharusnya kita juga ikut merasa aman,” kata imam Mehtar.
“Serangan-serangan ini jelas bertentangan dengan nilai-nilai Australia dan Islam.”[af/onislam]