Dalam kejahatan Islamofobia lainnya, seorang pria Muslim Kanada tewas ditembak di rumahnya di Alberta. Dan dirinya harus menghadapi nasib yang sama seperti tiga mahasiswa Muslim Chapel Hill yang kematiannya telah mengguncang dunia Muslim, namun tanpa liputan media yang bombastis.
“Saudara saya ditembak dari balik pintu bahkan sebelum ia menyentuh gagang pintu dan membukanya,” ujar Ahmed Matan, kakak korban, yang tinggal di apartemen Fort McMurray, mengatakan kepada CBC News.
“Jadi si pembunuh, siapa pun dia mungkin tidak tahu siapa yang mereka bunuh terlepas dari fakta bahwa kami tinggal di apartemen itu.”
Korban Mustafa Matan, 28 tahun, yang menjawab ketukan pintu di rumahnya ketika ia ditembak oleh penyerang tak dikenal pada Senin 12 Februari lalu.
Penembakan yang menjadi korban Muslim, juga diabaikan oleh media mainstream, sehingga memicu kemarahan di kalangan komunitas Muslim di Kanada.
“Kematian #MustafaMattan diabaikan oleh media dan media sosial,” seorang pengguna Twitter Muslim berkicau di akunnya.
Muslim lainnya berkicau, “Jadi #MustafaMattan ditembak pada hari Senin sehari sebelum #ChapelHillShooting dan hampir tidak ada liputan media secara serius soal penembakan itu !! Kenapa?”
Sehari setelah kematian Matan, Deah Shaddy Barakat, 23 tahun, istrinya Yusor Mohammad Abu-Salha, 21 tahun, dan adiknya Razan Mohammad Abu-Salha, 19 tahun, ditemukan tewas di sebuah kompleks kondominium di luar kampus di Chapel Hill.[af/onislam]