ChanelMuslim.com – Ini kisah seorang suami yang menyimpan voice note istrinya. Ia pandai menyimpan rasa. Buatlah hidup lebih berarti. Cintamu sejati, sedalam mentari tak pernah terganti selamanya seutuhnya. Aku bahagia. Maka tak ada ragu lagi akan dijaga sampai ujung nanti.
Oleh: Ustaz Umar Hidayat, M.Ag.
Siapa bilang hanya perempuan saja yang punya perasaan. Sedang lelaki cenderung cuek dan tidak berperasaan. Siapa bilang? Jika hanya soal dominasi di antara mereka, masih bisa diterima. Tetapi sungguh lelaki juga punya perasaan.
Banyak lelaki yang pandai menyimpan perasaan. Itu kesimpulan awal yang boleh diuji dalam kenyataan. Mungkin perasaan yang rasional. Mungkin juga perasaan emosional. Faktanya ada.
Seperti kisah yang ditulis oleh salah seorang teman dari negara tetangga yang telah dialihbahasakan (kisah inspiratif ini sampai menjelang diposting, saya belum mendapatkan sumber aslinya.
Jika itu fiksi ataupun kisah nyata; (maksud saya hanya ingin mengambil hikmah darinya). Begini kisahnya, Tentang Voice Note;
Baca Juga: The Voicenote Chef: Sajian Makanan dan Budaya Arab yang Terinspirasi dari Ibu
Seorang Suami yang Menyimpan Voice Note Istrinya
Tadi sewaktu sedang membeli nasi bungkus, saya perhatikan ada seorang bapak sedang duduk sambil Voice Note (VN) dengan seseorang.
Sedikit terdengar obrolan beliau dengan istrinya:
“Mas, kerja baik-baik ya… Nanti kalau lapar jangan lupa makan bekal yang sudah saya masakin. Saya tahu saya nggak jago masak, tapi itu makanan kesukaan Mas walaupun nggak terlalu enak.”
Tak lama saya dengar VN (pesan suara) yang sama diulang-ulang oleh istrinya. Terdetik dalam hati, “Sepertinya istrinya tipe wanita yang suka mengulang pembicaraan dua tiga kali… atau bapak itu mengulang VN yang sama berkali-kali.”
Tak lama setelah itu saya beranikan diri untuk mendekati bapak tersebut.
Lalu saya membuka percakapan : “Ngebungkus nasi juga, Pak?”
Sambil tersenyum, Bapak itu menjawab, “Iya Mas.. Saya bungkus saja karena mau makan di rumah.”
“Oh.. Istrinya lagi nggak ada di rumah ya Pak?” tanya saya (karena saya lihat bungkus nasinya hanya satu).
Bapak tersebut menjawab: “Istri saya sudah meninggal 4 tahun yang lalu…Mas”
“Inna lillahi wa Inna ilaihi rojiʼun.. Terus tadi bapaknya VN sama siapa?” tanya saya lagi dengan perasaan heran.
“Itu VN lama yang masih saya simpan sampai sekarang. Kalau rindu pasti saya dengarkan VN itu. Saya nggak punya anak, jadi hubungan kami sangat dekat seperti sahabat. Setelah dia nggak ada, saya nggak tahu lagi mau bertukar cerita dengan siapa,” ujar bapak tersebut.
“Jadi saya luangkan waktu untuk dengarkan VN dari dia. Istri saya meninggal ketika shalat subuh berjamaah, meninggal ketika sujud,” ujar Bapak itu lagi.
Setelah itu, saya tak lagi banyak bertanya karena wajah beliau sudah terlihat sedih. Sebelum pergi beliau sempat berpesan.
“Kalau Mas WA istri, jangan kebanyakan chat. Banyakin VN aja. Ketika jauh seperti ini jadi selalu bisa dengar suaranya. Kalau rindu bisa dengar suaranya berulang-ulang..”
Pada zaman sekarang ini, sedikit sekali orang yang pandai menyimpan kenangan bersama orang-orang yang dicintainya.
Barulah setelah orang tersebut tiada…kita menyadari betapa pentingnya menyimpan berbagai kenangan itu bersamanya sebagai obat rindu dan terapi kesehatan jiwa. Setidaknya menghibur saat kesedihan itu tiba.
So sweet banget bukan?
Mencari cinta butuh perjuangan, menjaga cinta hingga akhirnya butuh pengorbanan.
Memulai cinta juga dengan perasaan, menjaganya butuh penghasilan. Tetapi semua akan tersiakan bila tak menjadikan Allah sebagai sandaran.
Maka cinta sejatimu ke mana kau labuhkan??? Aku mencintaimu karena Allah.[ind]