ChanelMuslim.com – Siapakah Ibnul Qayyim Al Jauzi dan Ibnu Taimiyah? Ustaz, saya mau bertanya, siapa sebenarnya Ibnul Qayyim Al Jauzi dan Ibnul Taimiyah? Dan bagaimana dengan aqidah mereka?
Oleh: Ustaz Farid Nu’man Hasan
Jawaban: Keduanya adalah ulama besar mazhab Hambali, Ibnu Taimiyah adalah guru, Ibnul Qayyim adalah murid.
Para ulama mengakui keunggulan dan kecerdasan mereka, baik ulama yang mendukung pemikirannya atau tidak.
Murid-murid Imam Ibnu Taimiyah adalah para imam besar juga seperti Imam Ibnu Katsir dan Imam Adz Dzahabi, walau kedua ulama ini madzhab fiqihnya adalah Syafi’i.
Sementara Imam Ibnul Qayyim, menghasilkan murid yang hebat yaitu Imam Ibnu Rajab Al Hambali.
Karya mereka berdua sangat banyak dan sampai saat ini masih dijadikan rujukan di dunia Islam.
Jika ada yang menyanjungnya, maka itu hal yang wajar karena keilmuannya yang luas. Sampai para ulama menyebut dirinya Syaikhul Islam.
Baca Juga: Mengobati Hati yang Keras Menurut Ibnul Qayyim
Mengenal Ibnul Qayyim Al Jauzi dan Ibnu Taimiyah
Imam Baha’uddin bin As Subki berkata:
والله يا فلان ما يبغض ابن تيمية إلا جاهل أو صاحب هوى فالجاهل لا يدري ما يقول وصاحب الهوى يصده هواه عن الحق بعد معرفته به.
Demi Allah wahai Fulan, tidak ada yang membenci Ibnu Taimiyah kecuali orang bodoh atau pengekor hawa nafsu.
Orang bodoh tidaklah paham apa yang dikatakannya, sedangkan pengikut hawa nafsu terhalang oleh hawa nafsunya untuk mengikuti kebenaran.
Pujian juga datang dari para ulama mazhab Syafi’i seperti Imam Ibnu Hajar al Asqalani, Imam Ibnu Abdil Hadi, dan madzhab Hanafi seperti Imam Al ‘Aini, dll.
Jika ada yang mengkritiknya, bahkan mencelanya, itu juga wajar sebab Beliau manusia biasa yang bisa salah dan terbuka untuk dikritisi. Mustahil pula ada manusia yang mampu membuat semua manusia ridha atau suka.
Di antara yang paling keras dan pedas adalah dari Imam Ibnu Hajar Al Haitami Rahimahullah:
ابن تيمية عبد خذله الله وأضله وأعماه وأصمه وأذله، وبذلك صرح الأئمة الذين بينوا فساد أحواله وكذب أقواله
Ibnu Taimiyah adalah seseorang yang telah Allah campakkan, sesatkan, butakan, tulikan, dan hinakan begitulah penjelasan para imam yang telah menjelaskan kerusakan keadaannya dan kedustaan ucapannya. (Al Fatawa Al Haditsiyah, hlm. 122)
Sikap kita adalah mengambil manfaat darinya, menyaring dengan ilmu, menolak yang tidak sejalan dengan ilmu, dan tidak mencelanya. Wallahu a’lam.[ind]