Chanelmuslim.com – Matematika sepertinya menjadi mata pelajaran yang paling ditakuti sekaligus menjadi acuan yang harus dapat dikuasi jika ingin dibilang anak pintar. Pintar bagi sebagian orang persepsinya adalah pintar akademik dan tentu dengan nilai matematika yang tinggi.
Lihatlah lembaga kursus matematika dengan berbagai nama dari yang menggunakan alat, menggunakan jari hingga yang tanpa bantuan alat pun banyak peminatnya. Bahkan entah teori darimana dan terinspirasi oleh siapa, lembaga kursus calistung pun bermunculan untuk anak usia dini, usia dibawah lima tahun. Celakanya kegiatan calistung yang awalnya hanya dikenalkan di usia TK sepertinya menjadi suatu target kewajiban yang harus dapat dikuasi oleh anak TK.
Baca Juga: Trik Belajar Matematika Asyik dan Menyenangkan
Sebelum Ajarkan Matematika 5 Hal Dasar Ini Penting Dikenalkan pada Anak
Anak-anak usia TK yang seharusnya lebih banyak eksplorasi dan belajar melalui main malah dijejali dengan kurikulum yang berfokus pada baca-tulis-hitung (calistung). Dampak jangka panjangnya di usia SD saat anak seharusnya sudah dapat fokus belajar, anak yang sejak TK diajarkan berhitung abstrak (menghafal angka-angka) cenderung mengalami kesulitan belajar matematika di kelas 5 sekolah dasar.
Untuk cerdas matematika, ada hal yang perlu orang tua dan guru ketahui tentang perkembangan anak. Berbagai konsep tahapan perkembangan yang ada menjadi dasar bagaimana memberikan pembelajaran yang sesuai untuk anak. Seperti teori perkembangan menurut Anna Freud yang menjelaskan tentang bagaimana anak belajar sejak bayi hingga dewasa. Mula-mula anak belajar dengan tubuhnya, mainan, bermain, main dengan aturan lalu di usia sekolah dasar dengan bekerja. Semuanya menjadi bekal guru untuk memberikan metode pembelajaran yang tepat.
Selain itu guru perlu tahu bahwa setidaknya ada 5 hal yang menjadi bagian penting dalam perkembangan kemampuan dasar matematika anak. Kelima hal penting ini akan membantu anak mengidentifikasi dan mendeskripsikan hubungan antara benda dengan benda.
1. Matching Skill (Kemampuan Memasangkan/Menghubungkan)
Matching Skill melibatkan hubungan (korespondensi) satu-satu. Anak memasangkan warna, gambar, atau bentuk yang sama. Permainan Memory adalah salah satu cara meningkatkan skill ini.
2. Comparing Skill (Kemampuan Membandingkan)
Kemampuan membandingkan ini meliputi mengidentifikasi persamaan dan perbedaan dari apa yang dimiliki anak dengan apa yang dimiliki orang lain. Sebagai contoh ketika anak bermain balok, anak diajak untuk mengamati hal apa saja yang sama dari balok yang dia pegang dengan balok yang dipegang oleh teman. Ketika anak mampu membandingkan dengan melihat persamaan dan perbedaan, ini akan menjadi modal penting bagi skill berikutnya, yaitu klasifikasi.
3. Sorting Skill (Kemampuan Menyortir atau Mengklasifikasi)
Kemampuan mengklasifikasi adalah kemampuan menemukan kesamaan atau persamaan dari sekelompok benda. Sebagai contoh menyusun manik ronce kayu yang disortir berdasarkan warnanya, bentuknya, atau ukurannya. Setelah menyortir dengan satu variabel anak belajar untuk menyortir berdasarkan dua variabel yang sama seperti warna dan bentuk yang sama, dan seterusnya.
4. Sets (Kumpulan)
Kumpulan benda adalah hasil akhir dari tahap klasifikasi. Mengumpulkan sekelompok benda dengan fungsi yang sama membutuhkan kemampuan klasifikasi yang tinggi. Inilah kenapa di kelas anak usia dini, kumpulan benda-benda dan alat main harus tersedia seperti, sekumpulan balok (yang terdiri dari berbagai jenis balok), sekumpulan alat main peran mikro, kumpulan peralatan makan (yang terdiri dari sendok, piring, garpu, dan cangkir), kumpulan peralatan shalat (yang terdiri dari mukena, sajadah, dan sarung), dan sebagainya.
5. Measuring Skill (Kemampuan Mengukur)
Mengukur adalah kemampuan anak untuk menentukan tingkatan atau kadar sebuah benda. Semisal ketika berinteraksi dengan balok, anak dapat mengukur balok meliputi panjang, berat, atau tinggi balok. Atau ketika bermain di sentra bahan alam anak diajak untuk mengukur suhu air dalam bak.
Lima hal dasar diatas dapat dikenalkan sejak usia tiga tahun dengan bimbingan orang tua. Mengenalkan berbagai permainan yang bermanfaat dan sesuai dengan tahapan perkembangan anak tentu dapat merangsang kecerdasan, dan tidak hanya kecerdasan matematika saja tapi kecerdasan lainnya, karena orang tua sebaiknya dapat menstimulus multiple intelegence bagi anak-anaknya.
Sumber : bangsaid.com