ChanelMuslim.com – Pentingnya memanah dalam sejarah Islam terlihat dengan adanya akademi pemanah di era Kesultanan Mamalik Mesir. Saat itu, bahkan tentara yang tidak lulus dari akademi pemanah itu akan berdampak pada gaji mereka.
Baca Juga: Kesalahan Pemanah di Perang Uhud Diampuni Allah
Pentingnya Memanah dalam Sejarah Islam
Dilansir channel telegram Generasi Shalahuddin, terukir dalam sejarah, ketika suatu kali Kaum Muslimin membebaskan Persia, panglima mereka, Khalid bin Walid pernah memerintahkan para sahabat untuk fokus menyerang mata musuh dengan anak panah.
Taktik ini sangat jitu dalam merobohkan pasukan musuh yang sangat besar, sehingga pertempuran ini disebut sebagai Perang “Dzatul Uyun” yang artinya “pemilik mata” tahun 12 Hijriah.
Oleh sebab itu, sudah terbukti bahwa memanah memang salah satu kunci penting dalam peperangan. Di era Kesultanan Mamalik Mesir, tentara baru lulus dari akademi pemanah apabila sudah mampu menembak tepat sasaran 3 kali sejauh 75 meter dalam waktu 1,5 menit.
Salah satu latihan dalam akademi tersebut adalah memanah beberapa tembakan dari atas kuda yang harus mengenai pedang yang ditegakkan di tanah.
Baca Juga: Utbah bin Ghazawan, Salah Satu Pemanah Ulung yang Zuhud
Berlatih 500 Kali Sehari
Panah itu idealnya mesti terbelah dua karena mengenai pedang tersebut. Beberapa sultan Mamalik pun menguji dan memberikan semacam sekolah memanah kepada pejabat kementerian agama dan penuntut ilmu agama.
Adapun di era Kesultanan Utsmaniyah, seorang tentara Janissary dilatih dengan terbiasa memanah 500 kali dalam sehari. Semua itu ternyata memang sudah terjadi sejak zaman Khulafaur Rasyidin. Di masa pembebasan masa Khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khattab, para sahabat sudah mencapai kualitas tinggi dalam seni memanah. [Cms]
Referensi : Fann Al Harb Al Islâmy fi Al Ahd Al Utsmanî (Seni Militer Islam di Era Utsmaniyah) karya Bassam Al Asaly, Penerbit Dar El Fikr