ChanelMuslim.com – Kisah pemuda yang melihat papan penunjuk jalan bertuliskan jahannam berlanjut dengan turunnya si pemuda dari kendaraan tersebut. Ia pun pergi ke arah Iain dari jalan tersebut.
Baca Juga: Kisah Seorang Pemuda yang Bertakwa Setelah Melihat Papan Penunjuk Jalan (1)
Pemuda yang Melihat Papan Penunjuk Jalan itu Mendengar Kabar Kematian Teman-temannya
“Aku pun tinggal di jalan itu beberapa saat, dengan memberikan isyarat kepada mobil-mobil untuk berhenti, tetapi tidak ada seorangpun yang berhenti untukku.
Selang beberapa saat, berhentilah untukku seorang sopir yang sudah tua, akupun mengendarai mobil bersamanya. Saat itu dia dalam keadaan diam lagi sedih, dan tidak berkata-kata walaupun satu kalimat.
Maka kukatakan kepadanya: “Baiklah, ada apa dengan anda, kenapa anda tidak berkata-kata?”
Maka dia menjawab: “Sesungguhnya aku sangat terkesima dengan sebuah kecelakaan yang telah kulihat beberapa saat yang Ialu, demi Allah aku belum pernah melihat yang lebih buruk darinya selama kehidupanku.”
Kutanyakan kepadanya:
“Apakah mereka itu satu keluarga atau selainnya?”
Dia menjawab: “Mereka adalah sekumpulan anak- anak muda, tidak ada seorangpun dari mereka yang selamat.” Maka dia memberitahukan kepadaku ciri-ciri mobilnya, maka akupun mengenalnya, bahwa mereka adalah teman-temanku tadi.
Maka aku pun meminta kepadanya untuk bersumpah atas apa yang telah dia katakan, maka diapun bersumpah dengan nama Allah.
Maka akupun mengetahui bahwa Allah telah mencabut roh teman-temanku setelah aku turun dari mobil mereka tadi. Dan Dia telah menjadikanku sebagai pelajaran bagi diriku dan yang lain. Akupun memuji Allah yang telah menyelamatkanku di antara mereka.”
Baca Juga: Kisah Umar bin Khattab dan Pemuda Lusuh yang Membunuh Seseorang (1)
Bertaubat Sebelum Terlambat
Syaikh Abu Khalid al-Jadawy berkata, “Sesungguhnya pemilik kisah ini menjadi seorang laki-laki yang baik. Padanya terdapat tanda-tanda kebaikan, setelah dia kehilangan teman-temannya dengan kisah ini, yang setelahnya dia bertaubat dengan taubat nashuha.”
Maka kukatakan: “Wahai saudaraku, apakah engkau akan menunggu kehilangan empat atau lima teman-temanmu sampai kepada perjalanan seperti perjalanan ini?
Agar engkau bisa mengambil pelajaran darinya?
Dan tahukah engkau, bahwa kadang bukan engkau yang bertaubat karena sebab kematian teman-temanmu, melainkan engkaulah yang menjadi sebab pertaubatan teman-temanmu karena kematianmu di atas maksiat dan kerusakan.”
Sahabat Muslim, semoga kisah ini memberikan pelajaran kepada kita, khususnya agar kita selalu bertaubat, memohon ampun kepada Allah, dan selalu mengingat Allah. Aamiinn. [Cms]