ChanelMuslim.com – Kisah seorang pemuda yang bertakwa setelah melihat papan penunjuk jalan ini bukan tanpa sebab. Pemuda itu sangat ketakutan setelah melihat papan tersebut, sehingga ia bersegera mengingat Allah, padahal sebelumnya ia termasuk orang yang lalai.
Baca Juga: Kisah Wanita Ayan yang Tak Meminta Kesembuhan
Seorang Pemuda yang Melihat Tulisan Jahannam 300 KM
Dilansir channel telegram Kisah-kisah Hikmah, yang ditulis oleh Abu Khalid al-Jadawy, Majalah Qiblati Edisi 5 Vol. 3, Aku mengenal seorang pemuda yang dulu termasuk orang-orang yang Ialai dari mengingat Allah.
Dulu dia bersama dengan teman-teman yang buruk sepanjang masa mudanya.
Pemuda itu meriwayatkan kisahnya sendiri.
“Demi Allah, yang tidak ada sesembahan yang haq selain Dia, aku dulu keluar dari kota Riyadh bersama dengan teman-temanku, dan tidak ada satu niat dalam diriku untuk melakukan satu ketaatanpun untuk Allah, apakah untuk shalat atau yang Iain.
Alkisah, kami sekelompok pemuda pergi menuju kota Dammam. Ketika kami melewati papan penunjuk jalan, maka teman-teman membacanya “Dammam, 300 KM”, maka aku katakan kepada mereka aku melihat papan itu bertuliskan “Jahannam, 300 KM.
Mereka pun duduk dan menertawakan ucapanku. Aku bersumpah kepada mereka atas hal itu, akan tetapi mereka tidak percaya. Maka merekapun membiarkan dan mendustakanku.
Berlalulah waktu tersebut dalam canda tawa, sementara aku menjadi bingung dengan papan yang telah kubaca tadi. Selang beberapa waktu, kami mendapatkan papan penunjuk jalan Iain, mereka berkata, “Dammam, 200 KM”, kukatakan “Jahannam, 200 KM”. Mereka pun menertawakan aku, dan menyebutku gila.
Kukatakan: Demi Allah, yang tidak ada sesembahan yang haq selain Dia, sesungguhnya aku melihatnya bertuliskan”Jahannam, 200 KM”.
Mereka pun menertawakanku seperti kali pertama. Dan mereka berkata, diamlah, kamu membuat kami takut.” Aku pun diam, dalam keadaan susah, yang diliputi rasa keheranan aku memikirkan perkara aneh ini.
Baca Juga: Ramadan Bulan Pembebasan dari Api Neraka
Makin Ketakutan
Keadaanku terus menerus bersama dengan pikiran dan keheranan, sementara keadaan mereka bersama dengan gelak tawa, dan candanya, hingga kemudian kami bertemu dengan papan penujuk jalan yang ketiga.
Mereka berkata, “Tinggal sedikit lagi ” Dammam, 100 KM”.”
Kukatakan: “Demi Allah yang Maha Agung, aku melihatnya “Jahannam, 100 KM”.”
Mereka berkata: “Tinggalkanlah kedustaan, engkau telah menyakiti kami sejak awal perjalanan kita.”
Kukatakan: “Turunkan aku, aku ingin kembali,”
Mereka berkata: “Apakah engkau sudah gila?”
Kukatakan: “Turunkan aku, demi Allah, aku tidak akan menyelesaikan perjalanan ini bersama kalian.” [Cms]
(Bersambung pada bagian kedua)