ChanelMuslim.com – Anak tak jauh dari orangtuanya. Wahai Ayah, perhatikanlah baik-baik. Saat anakmu bersikap tidak baik, maka sebenarnya kesalahannya bukan pada anakmu tetapi caramu dalam mendidiknya.
Saat engkau suka mengancam, itu berarti engkau sedang melemahkan mentalnya. Ketika engkau marah yang menakutkan saat anakmu berkata jujur mengakui kesalahannya, maka anakmu mulai belajar untuk berbohong agar aman dari kemarahanmu.
Waktu engkau kurang mengajaknya berbicara, anakmu akan kesulitan berbicara. Saat engkau suka melakukan kekerasan, anakmu belajar melakukan kekerasan kepada orang lain.
Saat engkau selalu membelanya, selalu menyalahkan orang lain bahkan ubinpun engkau salahkan, maka anakmu akan menjadi pengecut dan suka menyalahkan orang lain untuk menutupi kesalahannya.
Saat engkau selalu memilih dan mengambil keputusan dalam hidupnya maka anakmu tidak akan memiliki pendirian, mudah terpengaruh, dan tidak berani mengambil keputusan.
Saat engkau tidak pernah memuji dan memberi semangat maka anakmu tidak akan percaya diri. Saat engkau tidak mengajarinya memberi maka ia belajar menjadi pelit.
Baca Juga: Ibu Bahagia Kunci Mendidik Anak pada Masa Pandemi
Anak Tak Jauh dari Orang Tuanya
Saat engkau terlalu sibuk, maka anakmu akan tertutup dan tidak peduli padamu. Jadi perhatikan pengasuhanmu wahai Ayah.
Ayah, kebutuhan anak itu yang paling utama adalah kebutuhan keimanan dan ketaqwaannya, bukan kebutuhan pikiran dan raganya.
Sering kita jumpai, saat pembagian rapor hasil ujian kelas atau saat anak mengikuti kejuaraan seperti olimpiade. Jika nilai rapor anak bagus atau anak menjadi juara olimpiade maka kadang orang tua mengklaim bahwa ini adalah anak mereka. Seolah-olah merekalah yang mendidik anak sehingga anak menjadi juara kelas atau anak menjadi juara olimpiade, padahal sebenarnya anak itu adalah anak gurunya karena gurunyalah yang mengajarkan ilmu sehingga nilainya bagus atau ia menjadi juara olimpiade.
Namun sungguh ironi, saat anak melalaikan sholat, tidak bisa membaca Al Quran, enggan mengikuti pengajian, orang tua sama sekali tidak gelisah. Orang tua lebih gelisah saat prestasi anak menurun daripada hilangnya keimanan dan ketaqwaan mereka.[ind]