ChanelMuslim.com – Salah satu tantangan bisnis Diet Special Needs adalah permodalan. Pemilik bisnis kuliner Diet Special Needs Iman Santosa berharap pemerintah memberikan perhatian pada pengusaha Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sektor makanan sehat.
Iman mengatakan, masalah pendanaan merupakan hambatan terbesar yang dihadapi UMKM dalam mengembangkan usaha makanan sehat bagi orang-orang yang menjalani diet khusus.
“Kami berharap pemerintah bisa membantu pendanaan agar kami bisa berkembang karena ternyata di Indonesia yang punya penyakit itu banyak. Kasihan mereka sulit cari makanan sehat, mereka makan itu-itu aja,” kata Iman, Rabu (26/7).
Iman melanjutkan, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat makanan dan minuman yang bisa dikonsumsi oleh orang-orang dengan pantangan khusus ternyata cukup sulit ditemukan.
Sebelum mendirikan bisnisnya itu, Iman mengaku sangat kesulitan mendapatkan makanan sehat yang bisa dikonsumsi oleh anaknya yang menderita autis.
Baca Juga: Membangun Bisnis Saat Krisis
Tantangan Bisnis Diet Special Needs
Menurut Iman, kehadiran pelaku usaha makanan sehat sangat membantu mereka yang tak bisa makan secara bebas seperti orang-orang pada umumnya.
“Saya alami sendiri bagaimana susahnya mencari makanan yang bisa dikonsumsi khususnya bagi anak kami yang autis, itu luar biasa susah,” ujar Iman.
Sekali lagi, ia berharap agar pemerintah membantu pendanaan bagi bisnis kuliner yang bergerak dalam bidang pengolahan makanan sehat yang organik dan higienis.
“Kita berharap bisa mengolah dari bahan-bahan lokal yang sehat yang organik dan higienis, dan hambatan kita memang pendanaan,” tambahnya.
Iman juga mengatakan, masalah pendanaan juga menjadi hambatan untuk mengembangkan bisnisnya, salah satunya membuka cabang agar produk lebih mudah didapatkan oleh konsumen.
“Rencananya akan buka (cabang) sih nantinya, bertahap. Intinya ya kembali ke masalah pendanaan itu. Sedang kita coba,” tuturnya.
Selain itu, Iman juga berharap bantuan pemerintah karena banyak pelaku UMKM termasuk dirinya mengalami penurunan omset sejak pandemi COVID-19.
“Kita omzet sehari tuh rata-rata Rp2 sampai Rp3 juta, sebelum pandemi kan bisa Rp3,5 sampai Rp4 juta,” tandasnya dikutip dari ANTARA. [ind]