KEHIDUPAN dunia yang sangat singkat ini banyak menyilaukan mata dan hati umat manusia, terlepas dari kedudukan, status sosial, ketinggian ilmunya dan segala latar belakang yang lainnya.
عن مُسْتَوْرِدًا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاللَّهِ مَا الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هَذِهِ، وَأَشَارَ يَحْيَى بِالسَّبَّابَةِ فِي الْيَم،ِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِع (رواه مسلم)
Dari Mustaurid radhiyallahu ‘anhu (beliau adalah salah seorang dari bani Fihr) berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Demi Allah, tidaklah dunia ini dibandingkan dengan akhirat, kecuali hanya sebanding dengan jari telunjuk salah seorang dari kalian yang dimasukkan ke dalam lautan samudra, maka perhatikanlah apa yang terbawa di jari tersebut?.” (HR. Muslim, hadits no. 5101)
Baca Juga: Memahami Manfaat Pernikahan di Dunia
Kehidupan Dunia yang Singkat Namun Menyilaukan
Ustaz Rikza Maulan, Lc, M.Pd memberikan beberapa penjelasan hikmah hadis di atas:
1. Dunia dan segala pernak pernik dan kemilaunya adalah pesona yang menipu dan memperdaya manusia.
Siapapun dia, selagi dia masih merupakan seorang manusia, baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, besar maupun kecil, mengerti ilmu agama ataupun awam terhadap ilmu agama, semuanya punya daya tarik yang sama, yaitu terpesona dengan kemilaunya dunia.
Dunia dalam maknanya yang luas tidak hanya terbatas pada harta bendanya saja, namun mencakup pada 5-Ta, yaitu harta, tahta, wanita, kata (pujian dan eksistensi) dan cinta (popularitas, dicinta dan di elu-elukan dimana-mana).
2. Itulah dunia, dengan segala kemilau dan pesonanya yang kerap kali menjadi sumber perpecahan dan sumber malapetaka.
Siapa yang tidak terpesona melihat uang yang melimpah ruah? Mobil yang mewah? Rumah yang megah? Wanita cantik yang senyumnya merekah? Pujian dari banyak orang yang membuat perasaan bangga dan membuncah? Atau juga dicintai dan dipuja-puji banyak orang di seluruh tempat dan wilayah?
Itulah dunia, yang terkadang dapat membuai manusia hingga membuat suami istri bertengkar karenanya, saudara kandung saling gontok-gontokan olehnya, teman sekantor saling konflik akibatnya, bahkan bisa terjadi organisasi Islam dan lembaga Da’wah, terpecah belah dan “terkubu-kubu-kan” lantarannya.
3. Padahal, jika dibandingkan dengan akhirat, kehidupan dunia dengan segala kemilau dan pesona yang tersimpan di dalamnya; hartanya, tahtanya, wanitanya, katanya dan cintanya, pada hakekatnya hanyalah seumpama jari telunjuk yang dicelupkan ke dalam luasnya lautan samudra yang membentang.
Maka air yang tersisa dan melekat di jari telunjuk kita diantara luasnya air samudra adalah ibarat dunia dan segala isinya.
Sementara bentangan air laut dan samudra nan membentang dari timur ke barat, utara dan selatan, adalah kebahagiaan dan keaenangan kehidupan akhirat yang abadi dan kekal selamanya.
Masya Allah, jika kita mau jujur, betapa ternyata telah jauh kita terperdaya dengan kehidupan dunia. Pagi, siang, sore dan malam, kita letih lantaran berlari mengejar dunia.
Ya Allah, ampunilah kami. Tunjukilah jalan kami, agar kami dan keluarga kami terhindar dari tipu daya dan kemunafikan-kemunafikan kehidupan dunia.
Wallahu A’lam