ChanelMuslim.com – Fakta tidaklah penting, responlah yang penting. Ayah dan Bunda, materi yang akan kami share ini sangatlah penting untuk kita kuasai, khususnya bagi kita para orang tua. Insya Allah, jika kita terapkan maka akan mengurai rasa jengkel, marah, dendam dan juga kata-kata negatif.
Ayah Bunda, rumusnya adalah apapun faktanya, termasuk juga jika kita menghadapi fakta yang kurang baik, pengalaman yang tidak menyenangkan, peristiwa yang buruk, kejadian yang merugikan maka yang terpenting adalah responnya harus tetap positif.
Kita tidak bisa mengubah fakta atau mengendalikan fakta, yang bisa kita lakukan dan kendalikan adalah respon kita terhadap fakta tersebut.
Respon terhadap sebuah fakta atau kejadian itu ada 2 yaitu respon positif dan respon negatif. Jika kita tidak sadar dan tidak mengendalikannya, maka respon yang otomatis keluar adalah respon yang negatif.
Belajarlah untuk tetap bereaksi dengan respon yang positif, seburuk apapun kejadian yang menimpa kita sebab jika kita merespon kejadian buruk dengan respon yang negatif maka respon itu akan menjadi doa bagi kita dan benar-benar akan menjadi nasib kita.
Baca Juga: Respon terhadap Pemberian Pengaruhi Rasa Syukurmu
Fakta Tidaklah Penting, Responlah yang Penting
Fakta tidaklah penting, yang penting adalah kita tetap berpikir positif dan merespon positif. Saat kita, melihat anak bertengkar dengan adiknya, itu adalah fakta.
Apa reaksi yang kita lakukan, apakah kita marah kepada Kakak, mencubit, ngomel tak berujung, berkata negatif seperti “dasar anak nakal, anak bandel, bikin susah orang tua” dan kata-kata negatif lainnya.
Atau misalnya saat kita melihat seorang koruptor kelas kakap tertangkap, apa reaksi kita saat itu, apakah menyumpahi koruptor, menghujat, mendoakan yang buruk.
Setiap reaksi yang kita lakukan saat menghadapi sebuah fakta yang buruk, itu sebenarnya memperburuk diri sendiri. Kita sama juga mendoakan diri sendiri sebab kita mengeluarkan energi negatif yang akan menarik energi negatif lainnya.
Sumpah serapah yang kita katakan, kata-kata penuh kebencian, hujatan, caci makian yang kita ucapkan akan menarik energi yang serupa sehingga kehidupan yang kita rasakan persis sebagaimana yang kita sering ucapkan.
Saat anak berantem dengan adiknya, lalu kita katakan hal-hal yang negatif ke telinga anak maka apa yang kita katakan itu adalah doa yang sangat mungkin menjadi kenyataan.
Saat anak teledor lupa membawa tas padahal sudah sampai di sekolah lalu kita sebal, marah dan berkata “dasar pelupa, bikin repot” maka kata “pelupa dan repot” akan menjadi doa dan benar-benar terjadi dalam setiap kehidupan diri kita.
Baca Juga: Saat Engkau Telanjur Mengucapkan Kata Negatif
Marah Tidak Bisa Mengubah Fakta
Terus, apakah setelah kita marah-marah sampai mengucapkan kata-kata negatif, keadaannya akan berubah. Hmm… tidak, sekeras apapun kemarahan kita, sekuat apapun bentakan kita, selama apapun omelan kita, faktanya tidak akan bisa berubah, yang terjadi tetaplah terjadi, dan waktu tidak bisa diputar lagi.
Lah, kalau kita tidak bisa mengubah kejadian, untuk apa marah-marah berlebihan, untuk apa rasa kesal, untuk apa kata-kata kotor yang terus kita ucapkan.
Semua itu tidak lagi berguna karena tidak akan mengembalikan keadaan. Malah sebaliknya, respon negatif yang kita lakukan akan menciptakan masalah-masalah baru yang lain di kemudian hari.
Ucapan kita menjadi doa untuk diri kita, dan tragisnya lagi akan berdampak sangat buruk bagi anak. Kita mendoakan anak kita menjadi anak yang buruk, kita beri trauma ketakutan kepada anak saat mereka berbuat salah.
Anak menjadi terus dihinggapi rasa takut, rasa bersalah, tidak tenang, selalu gelisah. Semua pengalaman saat dimarahi oleh orang tuanya akan tersimpan dalam otak bawah sadarnya.
Kebenciannya tumbuh karena terlalu sering dimarahi orang tuanya. Jiwa penakut, sering panik, sering cemas, tidak percaya diri, merasa bersalah menjadi lebih dominan yang berdampak kurang baik bagi kehidupannya di masa depan.
Baca Juga: Saat Engkau Marah Seolah Anak Tak Bernilai
Belajar Merespon Positif
Mari, kita sama-sama untuk belajar merespon kejadian yang buruk dengan respon yang positif. Kita harus mendudukkan masalah dengan tepat.
Masalah itu adalah ujian. Setiap masalah yang kita hadapi, apakah masalah itu besar atau kecil, semua itu adalah ujian. Saat kita bersabar menghadapinya, masalah akan lebih ringan dihadapi.
Allah memberikan banyak pahala akan kesabaran kita dan tiba-tiba Allah memberikan jalan keluar. Tanpa kita sangka masalah itu sudah selesai.
Misalnya lagi nih, saat engkau berada di taman, engkau duduk santai dan rileks di sebuah kursi di bawah pohon. Lalu tiba-tiba ada anak kecil iseng mengambil tasmu kemudian lari.
Sontak saja engkau kaget, apa responmu?
Jika engkau merespon dengan mengumpat seperti “dasar anak nakal, anak bandel, orang tuanya tidak tahu diri apa, kurang ajar” maka sesungguhnya kata-kata yang engkau ucapkan tadi itu yakni kata “nakal, bandel, tidak tahu diri, kurang ajar” adalah kata-kata negatif yang memancarkan energi yang negatif pula.
Energi negatif itu akan menarik energi negatif yang lain sehingga besar kemungkinan semua kata-kata yang engkau ucapkan akan terjadi pada dirimu sendiri.
Dari contoh di atas, memang faktanya kita tidak nyaman saat mengalaminya namun walaupun faktanya kita tidak nyaman, responnya harus tetap positif sebab respon yang positif sama halnya kita mendoakan diri kita untuk mendapatkan hal-hal positif sebagaimana yang kita katakan.
Dalam kasus tadi, kita bisa mengejar anak itu sambil tersenyum dan mengatakan “Alhamdulillah anak yang kreatif, pemberani dan ceria”.
Emosi dan kata yang diucapkan akan menjadi doa dan besar kemungkinan akan terjadi pada diri kita yakni kita yang selalu ceria, kreatif dan berani.
Jadi dapat disimpulkan bahwa apapun yang terjadi pada diri kita, apapun yang sedang kita alami, semua itu tidak lagi penting, sebab kita tidak bisa mengubah sebuah fakta/kejadian.
Marah, mengumpat, berkata kotor adalah reaksi yang tidak berguna bahkan malah memperburuk keadaan. Sikap dan kata-kata buruk itu akan terkabul menjadi doa pada diri kita, selain juga akan menambah pundi-pundi dosa.
Jadi, satu-satunya cara adalah merespon fakta yang tidak kita senangi dengan respon yang positif karena dengan respon yang positif, kita menjadi lebih nyaman dan rileks. Apa yang kita katakan akan menjadi doa dan kita juga akan menarik energi positif agar terjadi pada diri kita.[ind]
sumber: Kulwap Tumbuh Yuk! Randy Ariyanto W. dan Dyah Lestyarini. Rumah Pintar Aisha: Juli 2021.