ChanelMuslim.com – Bunda, yuk kenali 8 kecerdasan yang dimiliki oleh seorang anak. Setiap anak memiliki kelebihan dan kelemahan. Jika kita merujuk pada buku Multiple Intelligences karya Howard Gardner, diketahui bahwa manusia memiliki delapan bakat utama.
Baca Juga: Mengenal Kecerdasan Adversity Quotient
Bunda, Kenali 8 Kecerdasan yang Dimiliki Seorang Anak
Menurut Howard Gardner, setidaknya ada 8 macam kecerdasan, yaitu sebagai berikut.
Kecerdasan Linguistik
Kemampuan dalam merangkai kata-kata baik lisan maupun tulisan. Misalnya membuat buku, puisi, tulisan, presenter, mendongeng.
Kecerdasan Logis Matematis
Kemampuan dalam menganalisis, memecahkan masalah dan memberi solusi. Misalnya senang bermain dengan angka, tertarik dengan teknologi, suka dengan penelitian dan statistika.
Kecerdasan Visual dan Spasial
Kemampuan dalam mengamati dunia baik secara visual ataupun spasial. Misalnya memiliki ketertarikan pada dunia seni, lukisan, warna, menyukai fotografi dan membuat video.
Kecerdasan Musik
Kemampuan dalam mengekspresikan dalam bentuk musik. Misalnya pencipta lagu, menyanyi, memainkan alat musik.
Kecerdasan Interpersonal
Kemampuan dalam berhubungan dengan orang lain seperti berkomunikasi, empati, memotivasi dan berkolaborasi.
Kecerdasan intrapersonal
Kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri. Orang seperti ini biasanya banyak memikirkan hal-hal yang sifatnya filsafat.
Kecerdasan Kinestetik
Kemampuan yang berhubungan dengan aktivitas fisik/olah raga.
Kecerdasan Naturalis
Kemampuan yang berhubungan dengan alam, dunia tumbuhan dan hewan. Misalnya menyukai tanaman, hewan, traveling ke lokasi yang alami.
Dari contoh ini, Ayah Bunda perlu memahami bahwa setiap anak memiliki bakat yang berbeda-beda. Baik, agar kita bisa memahami konsepnya dengan sederhana seperti contoh berikut ini.
Baca Juga: Bakat Setiap Anak Berbeda
Setiap Anak Memiliki Potensi 8 Kecerdasan
Ada sebuah dongeng, yang diambil dari cerita Pak Jamil Azzaini. Ada sebuah konferensi antar penghuni hutan karena hutan sering terbakar dan sering banjir.
Dalam konferensi itu diputuskan bahwa untuk menyelamatkan diri dari kebakaran dan banjir, maka penghuni hutan harus bisa berenang, terbang dan memanjat pohon.
Setelah konferensi selesai, segera diadakan pelatihan bagi para penghuni hutan agar semua hewan bisa terbang, berenang dan memanjat pohon.
Hasilnya, pada hari pertama, para penghuni hutan antusias mengikuti pelatihan, hari kedua sudah mulai ada masalah, hari ketiga pelatihan kacau dan para penghuni hutan stress dan pada hari keempat pelatihan dibubarkan.
Kenapa dibubarkan, karena para penghuni hutan memiliki bakatnya masing-masing dan tidak bisa memaksakan sesuatu yang dia tidak memiliki bakat.
Begitu juga dalam mendidik anak. Setiap anak memiliki potensi yang berbeda, jangan perlakukan mereka sama. Jangan samakan antara seorang adik dan kakak, keduanya memiliki potensi yang berbeda.
Jangan bandingkan anak kita dengan anak tetangga atau anak orang lain. Mereka memiliki potensi yang berbeda-beda.
Sungguh tidak adil saat kita membandingkan mereka dengan orang lain padahal potensi yang mereka miliki berbeda.
Baca Juga: Merancang Kesuksesan Anak
Temukan Potensi dan Kecerdasan Anak
Setiap anak telah dibekali potensinya masing-masing, tugas orang tua adalah menemukan apa potensinya dan mengembangkan potensi tersebut hingga anak itu hebat.
Bakat anak itu seperti bibit tanaman, temukan, rawat dan kembangkan. Saya sendiri merasakan masyarakat kita itu sepertinya tidak adil.
Mereka melakukan justifikasi bahwa namanya pintar itu ya pintar matematika, biologi, kimia dan fisika. Kalau anak pintar di bidang yang lain misalnya Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Sejarah, Sosiologi, Bahasa Daerah dianggap bukan anak pintar.
Apalagi jika anak pintar olah raga, jago organisasi, jago pramuka, jago PMR juga kadang dianggap bukan pintar. Padahal banyak sekali profesi-profesi yang berhubungan dengan bidang-bidang tadi.
Jadi anak pintar itu tidak dimonopoli pintar matematika, biologi, kimia dan fisika. Satu lagi, yang ingin saya sampaikan. Setiap anak itu memiliki passion, jika passionnya tidak cocok maka anak akan sulit menguasainya.
Misalnya anak diikutkan berbagai macam kursus dari matematika, fisika, kimia padahal bakatnya tidak di bidang itu.
Jika mereka tidak memiliki passion di bidang itu, apa yang kita lakukan percuma hanya akan membuang waktu dan biaya saja. Saat dewasa, anak akan mencari apa yang menjadi passionnya dan akan menekuni passion tersebut.
Sekarang coba kita ingat-ingat lagi, pelajaran yang dulu kita pelajari dari kelas 1 SD sampai S-1 atau S-2. Berapa persenkah dari pelajaran itu yang kita terapkan di pekerjaan atau dalam kehidupan kita sehari-hari, sedikit sekali bukan.
Baiklah, pada intinya, sukses itu, saat anak mampu menemukan dan mengembangkan potensinya sendiri dan setiap anak memiliki potensi yang berbeda, maka jangan paksa anak untuk sama dengan yang lain.
Dulu saat saya masih mengajar kelas 1 SMP, saya memiliki murid yang tidak cukup pandai di sekolah. Murid saya ini perempuan yang kalau jam pelajaran itu pasti tidur.
Karena keseringan tidur di sekolah, pernah saya minta ia maju ke depan kelas dan saya hukum. Saya menawarkan minta hukuman apa. Anak ini minta hukuman bercerita. Masya Allah, saat bercerita luar biasa sekali, kami seisi kelas sampai tertawa terpingkal-pingkal.
Nah, di sinilah saya jadi tahu kalau bakat anak ini mendongeng. Bakat yang Allah berikan kepadanya. Bakat yang Allah titipkan kepadanya sebagai sumber rezeki sebagai pendongeng.
Contoh lagi seorang olahragawan, berapa harta kekayaan C. Ronaldo, Messi atau Tiger Wood. Pasti trilyunan rupiah. Mereka tidak terlalu banyak menguasai ilmu-ilmu matematika, IPA dsb tetapi tetap saja bisa menghasilkan banyak uang.
Baca Juga: Penjurusan Bakat Anak
Fokus Mengembangkan Bakat Anak
Jadi beri keyakinan anak itu, dengan bakatnya yang lain. Terus saja fokus untuk mengembangkan bakat itu kelak saat anak itu menjadi expert maka tidak ada lagi orang yang meremehkannya.
Misalnya lagi nih, jika anak Bunda suka memanjat pohon, bisa jadi anak itu suka tantangan dan menjadi juara dunia panjat tebing. Bunda kenal Aries Susanti, pencetak rekor dunia panjat tebing.
Dulu orang tuanya sering khawatir karena di waktu kecil Aries Susanti ini suka memanjat pohon. Ternyata kenakalannya yang suka panjat pohon ini menjadikannya sukses memecahkan rekor dunia panjat tebing.
Atau anak Bunda berbakat dalam masak memasak, Bunda tahu Chef terhebat di dunia seperti Jamier Oliver kekayaannya sekitar 5 triliyun dan Alan Wong lebih hebat lagi sekitar 13 triliyun. Coba bayangkan, kalau uang sebanyak itu kita belikan es dawet, hehehe.
Lalu kesimpulannya apa nih Bun, kesimpulannya adalah bagaimana upaya Bunda menemukan 8 kecerdasan anak dan bagaimana upaya Bunda mengembangkan bakat itu sehingga anak bisa eksis hidup di masyarakat dan menjadi pintu rezeki saat anak telah beranjak dewasa.[ind]
sumber: Kulwap Tumbuh Yuk! Randy Ariyanto W. dan Dyah Lestyarini. Rumah Pintar Aisha: Juli 2021.