ChanelMuslim.com – Saat engkau marah, seolah-olah anak tidak ada nilainya sama sekali. Benarkah anak itu tak ternilai harganya? Jika saat mereka memecahkan toples cantik yang begitu engkau suka, apakah engkau akan memarahinya habis-habisan? Seolah-olah anak tidak ada nilainya sama sekali.
Saat anakmu menggores barang kesayanganmu, misalnya mobil, apakah engkau akan marah besar? Apakah engkau sadar luka hati yang engkau timbulkan pada diri anakmu itu lebih berdampak buruk dibandingkan goresan mobil kesayanganmu.
Kenapa banyak orang tua lebih suka membuat anaknya marah padahal membuat anaknya tersenyum itu adalah sesuatu yang mudah.
Kemarahan orang tua kepada anak, sebenarnya banyak disebabkan tekanan kerja atau tekanan hidup yang mereka alami sehingga mereka menjadi sensitif. Kesalahan sekecil apapun yang dilakukan anak bisa meledakkan amarah orang tuanya.
Jadi, orang tua menjadi pemarah itu sebagian besar bukan karena anaknya, tetapi karena tekanan hidup yang mereka alami yang membuatnya sensitif lalu ditumpahkan kemarahan kepada anaknya.
Baca Juga: Doa Ibu Ketika Marah Dikabulkan Allah
Saat Engkau Marah Seolah Anak Tak Bernilai
Saat anak melakukan sesuatu yang membuatmu marah, tekan kemarahanmu! Diamlah sejenak dan aturlah nafas! Sadarlah bahwa saat itu setan sedang membisikkan keburukan dalam hatimu.
Kembalikan pikiran rasional yang sempat menguap, tarik nafas dalam-dalam, datangi dan peluk lalu katakan bahwa Ayah tidak menyukai perbuatannya, raihlah komitmennya untuk tidak mengulanginya lagi.
Walaupun Ayah lelah bekerja, stres dan capek tetap saja anak-anak tidak pantas untuk dimarahi karena kondisimu yang tertekan. Seorang yang disebut ayah itu saat menghadapi masalah seharusnya tanpa ada marah, tanpa mengeluh, dan tetap tersenyum.
Wahai Ayah, jangan sekali-kali memarahi anak di tempat umum. Memarahi anak di tempat umum akan menjadikan anak fobia sosial, takut berada pada keramaian.
Saat Bunda/Ayah marah kepada anak, dalam batinnya, anak akan merasa tidak disayangi, tidak dikehendaki kehadirannya. Untuk mengobati jiwanya, mintalah maaf dan ungkapkan rasa sayang terutama saat anak menjelang tidur. Hal tersebut akan menetralkan jiwanya yang tadi merasa tidak disayangi dan tidak dikehendaki.
Jangan gengsi untuk meminta maaf kepada anak, jika engkau gengsi, apakah gengsimu lebih mahal daripada luka hatinya? Saat engkau gengsi untuk meminta maaf kepada anak maka saat dewasa, anak akan sulit memaafkan orang lain.
Saat anak terus sakit hatinya maka ia tak akan mendengarkan lagi nasihat orang tuanya. Jika sudah remaja, anak tidak akan betah tinggal di rumah. Ia akan lebih banyak keluyuran bersama teman-temannya. Kabar buruknya, biasanya teman-teman keluyurannya itu adalah teman-teman yang tidak baik juga.
Jangan membuat kenangan buruk yang selalu dikenang anak hingga dewasa, termasuk dalam hal ini, saat orang tua marah, itu menjadi kenangan buruk yang selalu diingat anak.
Ingatlah Bun, saat engkau menasihati anak dengan marah, yang diingat anak itu marahmu bukan nasihatmu. Dalam hatinya, anak akan berkata aku tidak suka Bunda/Ayah karena sering marahi aku atau aku suka Ayah/Bunda yang tidak marah-marah.
Baca Juga: Penyebab Anak Menjadi Pemarah
Karakter Anak Tergantung Orangtuanya
Ingat ya Bun, karakter anak itu tergantung orang tuanya. Jadi, berhati-hatilah saat engkau marah, sedih, kecewa, semua itu akan di-copy paste oleh anak. Anak bisa jadi berkarakter pemarah itu karena mencontoh ayah/bundanya yang pemarah.
Pemarah bukan karakter tapi peniruan atau sedang ada luka batin pada diri anak. Malam hari jangan pernah memarahi anak atau minimal berusaha untuk tidak marah, sebab malam hari otak dalam kondisi alpha bahkan tetha.
Otak dalam kondisi tak logis, apapun yang anak terima, kondisi apapun yang ia alami, peristiwa apapun yang terjadi padanya akan sangat mudah terekam dan tersimpan dalam alam bawah sadarnya secara permanen.
Ucapan kata “maaf” orang tua tidak akan mampu membuat anak lupa akan kejadian yang mereka alami. Banyak anak yang tidak dekat dengan orang tua akibat pengalaman-pengalaman pahit yang sering mereka alami di waktu malam.
Bunda, saat engkau tidak suka atas perbuatannya, jelaskan dan pahamkan, bukan marah-marah tanpa anak mengerti kenapa Bunda marah kepadanya. Usahakan, jangan memarahi kakak di depan adiknya atau sebaliknya. Kakak yang dimarahi di depan adiknya, jangan heran jika mereka tidak bisa akur.
Sulit memiliki nuansa yang baik jika kita dipermalukan begitu juga dengan anak. Saat anak jujur, jangan marahi dia. Saat engkau marah yang menakutkan ketika anakmu jujur, maka anakmu mulai belajar untuk berbohong agar aman dari kemarahanmu.
Biasanya, anak yang suka berbohong itu karena takut dimarahi. Jadi jika engkau tidak ingin anakmu menjadi pembohong, ya jangan suka marah-marah.
Nah, sekarang saat engkau telanjur marah-marah, maka saat marah itu reda perbanyaklah istighfar, perbanyak doa yang baik untuk anakmu dan minta maaf segera kepada anak.
Ayah, Bunda, marah yang terlalu sering berarti ada penyakit hati. Ali bin Abu Thalib menyatakan sifat marah musuh utamanya akal. Orang yang cepat marah, akalnya tidak berfungsi.
Tips saat marah, yaitu dengan berhitung sampai 33 kali sebelum marah atau berzikir sampai 33 kali, jika masih marah, berzikir lagi sampai 33 kali.
Khusus untuk para Ayah nih. Jangan marah saat anak bercanda di masjid. Nasihati dengan baik-baik. Anak harus mencintai masjid bukan malah membencinya. Jadi jangan membuat kenangan buruk yang menjadikan anak enggan mencintai masjid.
Coba, perhatikan hasilnya Bun, anak akan merespon positif jika Bunda berbicara dengan baik, hangat, dan bersahabat. Sebaliknya anak akan membangkang bahkan melawan saat Bunda marah, berbicara keras, dan kasar karena yang diingat anak saat Bunda marah itu adalah marahnya bukan nasihatnya.[ind]
sumber: Kulwap Tumbuh Yuk! Randy Ariyanto W. dan Dyah Lestyarini. Rumah Pintar Aisha, Juli 2021.