ChanelMuslim.com – Wanita menopause masih bisa hamil, apa mungkin? Menopause sendiri merupakan tanda bahwa seorang wanita tidak lagi mengalami masa menstruasi setiap bulan. Akibat hormon yang mendukung ovulasi dan kehamilan sudah tidak sekuat dulu.
Lalu bagaimana bisa wanita menopause dapat hamil?
Dilansir oleh Cleveland Clinic, seorang wanita bisa hamil sampai masa pascamenopause. Artinya, setelah mengalami menopause, wanita masih memiliki kemungkinan untuk hamil. Namun, hanya dalam jangka waktu tertentu.
Umumnya, wanita merasa telah memasuki masa menopause ketika pertama kali memiliki gejala menopause. Padahal, menopause memiliki dua tahapan yakni perimenopause dan postmenopause.
Baca juga: Alasan Peneliti Sebut Ngopi Tiap Hari Mampu Kurangi Risiko Terpapar Covid-19
Perimenopause dikenal sebagai masa transisi menopause. Perimenopause terjadi sebelum menopause saat tubuh mengalami perubahan jelang menopause.
Sementara, pascamenopause terjadi saat wanita tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan. Pascamenopause berarti kadar horman di tubuh wanita sudah tidak berada di level yang mampu memicu ovulasi dan kehamilan.
Masa kehamilan pada wanita menopause terjadi saat tahap perimenopause. Namun, peluang kehamilan sudah sangat kecil karena semakin bertambah usia maka kondisi sel telur juga semakin tua.
Gejala awal menopause ditandai dengan menstruasi yang tidak teratur dan mengalami hot flashes. Pada waktu tersebut ovulasi dan kehamilan bisa terjadi.
Beberapa tanda ovulasi, yaitu keputihan dan nyeri payudara. Kualitas sel telur memang sudah menurun tapi untuk mengalami kehamilan tetap masih bisa diperjuangkan.
Pada tahapan pascamenopause, kehamilan sudah sulit terjadi. Namun, bagi para pejuang dua garis tetap bisa menjalani program IVF dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
Selain itu, kondisi tubuh juga perlu dipersiapkan. Terutama untuk menghadapi masa kehamilan dan melahirkan. Sehingga ibu dan bayi bisa tetap selamat dan sehat.
Beberapa risiko bagi wanita menopause yang menjalani kehamilan seperti munculnya infeksi, embolisme, pendarahan, stroke atau kejanga. Bahkan risiko pada bayi juga sangat besar seperti lahir prematur atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin. [Wnd]