ChanelMuslim.com – Kisah Muhammad pada awal menjadi Rasulullah terbangun karena mendengar Malaikat Jibril membawakan wahyu kepadanya.
“Hai orang yang berkemul (berselimut)! Bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan agungkanlah Tuhanmu. Dan bersihkanlah pakaianmu.
Dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji. Dan janganlah engkau (Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan karena Tuhanmu, bersabarlah.” (Q.S. Al Muddatsir 74: 1-7)
Baca Juga: Mengetahui Kebiasaan Rasulullah yang Mudah Ditiru
Berusaha Meyakinkan Kaum Quraisy pada Awal Menjadi Rasulullah
Bunda Khadijah memandang Rasulullah dengan kasih yang bertambah besar. Beliau perlahan mendekati suaminya. Bunda Khadijah dengan lembut memintanya agar kembali tidur.
“Waktu tidur dan istirahat sudah tidak ada lagi, Khadijah,” demikian jawab Rasulullah.
“Jibril membawa perintah supaya aku memberi peringatan kepada umat manusia, mengajak mereka, dan supaya mereka beribadah hanya kepada Allah. Namun, siapa yang akan kuajak? Siapa pula yang akan mendengarkan?”
Bunda Khadijah cepat cepat menentramkan hati suaminya. Diceritakannya apa yang tadi dikatakan Waraqah. Dengan penuh semangat, Bunda Khadijah menyatakan diri sebagai orang yang mengimani Rasulullah.
Oleh sebab itu, tercatat dalam sejarah bahwa orang pertama yang memeluk Islam adalah Bunda Khadijah.
Guna lebih menentramkan Rasulullah, Bunda Khadijah meminta suaminya memberitahu dirinya apabila malaikat datang.
Kemudian Jibril memang datang, tetapi hanya Rasulullah yang dapat melihatnya. Bunda Khadijah mendudukkan Rasulullah di pangkuan sebelah kiri, lalu ke pangkuan sebelah kanan.
Malaikat Jibril masih terlihat oleh Rasulullah. Namun, ketika Bunda Khadijah melepas penutup wajahnya, Rasulullah melihat Sang Malaikat menghilang.
Tidak lama kemudian, Rasulullah bertemu dengan Waraqah bin Naufal. Saat itu, Rasulullah sedang melaksanakan thawaf. Sesudah Rasulullah menceritakan keadaannya, Waraqah berkata, “Demi Dia yang memegang hidup Waraqah, engkau adalah nabi atas umat ini. Engkau telah menerima Namus Besar seperti yang pernah disampaikan kepada Musa.Pastilah kau akan didustakan, disiksa, diusir, dan diperangi orang. Kalau sampai pada waktu itu aku masih hidup, pasti aku akan membela yang di pihak Allah dengan pembelaan yang sudah diketahui-Nya pula.”
Baca Juga: Labu Menjadi Bagian Penting bagi Nabi Yunus dan Rasulullah
Kemudian, Waraqah mendekat dan mencium ubun-ubun Rasulullah. Kini, Rasulullah memalingkan wajah ke sekitarnya, melihat orang orang yang menyembah patung patung batu.
Orang orang ini juga menjalankan riba dan memakan harta anak yatim. Mereka jelas jelas berada dalam kesesatan. Kepada orang orang inilah Rasulullah diperintahkan untuk menyeru agar mereka menghentikan perbuatan perbuatan itu.
Namun, apakah mereka mau berhenti begitu saja? Orang orang Quraisy itu benar benar amat kuat dalam memegang keyakinan mereka.
Orang orang itu bahkan siap berperang dan mati untuk mempertahankan keyakinan mereka. Oleh sebab itu, Rasulullah memerlukan datangnya wahyu penuntun lagi.
Namun, wahyu yang dinanti Rasulullah ternyata tidak juga turun. Jibril tidak pernah datang lagi untuk waktu yang lama. Rasulullah merasa amat terasing.
Rasa takutnya kembali muncul. Beliau takut jika Allah melupakan bahkan tidak menyukainya. Rasulullah kembali pergi ke bukit dan menyendiri lagi di Gua Hira. [Cms]