ChanelMuslim.com – Kisah Baitul Maqdis yang pernah dijual kepada pihak asing berlanjut dengan Al Mu’adzam Isa yang menjadi saingan Al Kamil ternyata sudah wafat. Al Kamil sudah mendapatkan apa yang ia mau tanpa harus bekerjasama dengan Frederick.
Baca Juga: Kisah Baitul Maqdis Dijual ke Pihak Asing (1)
Pihak Asing terus Merayu Al Kamil agar Menyerahkan Baitul Maqdis
Mengetahui kabar terbaru itu, sang raja Romawi sangat kecewa, sebab impiannya telah berkhayal tinggi untuk menjadi penguasa kota suci itu mesti tertunda. Namun ia tak berhenti. Dilakukannya segala hal supaya Al Kamil mau tidak mau menyerahkan kota impian itu padanya.
Frederick mengirim banyak hadiah dan surat khusus kepada Al Kamil, dalam surat itu ia memohon agar Al Kamil menepati janji yang telah ia tawarkan sebelumnya kepada Frederick. Hadiah-hadiah dan surat khusus yang berisi sanjungan serta pujian berlebihan itu membuat Al Kamil entah mengapa jadi hilang akal sehat. Ia dengan serampangan memutuskan untuk benar-benar memberikan Baitul Maqdis kepada Frederick II. Tragis.
Pada 18 Februari 1229, bertepatan dengan 22 Rabiul Awwal 626 Hijriah, bertempat di Kota Yafa Palestina; Al Kamil secara resmi memberikan Kota Baitul Maqdis kepada Frederick II dan bersepakat untuk berdamai selama 10 tahun lamanya. Kesepakatan itu sama sekali bukan hak Al Kamil untuk menentukannya.
Baca Juga: Mengenal Yusya bin Nun, Penakluk Baitul Maqdis (2)
Baitul Maqdis Milik Umat Islam
Baitul Maqdis bukan miliknya, tapi milik Umat Islam! Mendengar kabar perjanjian itu tersiar, banyak rakyat marah dan jengkel kepada Al Kamil.
Sejarawan Muslim Al Maqrizi menulis tentang situasi saat itu, “tangisan dan kemarahan merajalela di banyak kota Umat Islam. Banyak pemimpin masyarakat dan Muazin datang berduyun-duyun ke markas Al Kamil. Banyak yang menggedor pintu, mengumandangkan azan berkali-kali di luar waktu shalat tepat di depan istana Al Kamil. Masyarakat mengkritiknya dan mengucap sumpah serapah atasnya.”
Al Kamil panik. Ia tak menyangka bahwa keputusan dangkalnya ternyata sangat menyakiti Umat Islam. Berbagai alasan ia sampaikan kepada masyarakat, namun mereka tak terlanjur sudah mau mendengarkan. Baitul Maqdis pahitnya terjajah lagi selama 15 tahun, dan akhirnya bebas oleh seorang pemimpin bernama Ash Shalih Najmuddin Ayyub pada 11 Juli 1244. Sejak itu Baitul Maqdis berada di tangan Kaum Muslimin 693 tahun lamanya sampai Inggris datang ke sana di Perang Dunia I. [Cms]
(Tulisan ini juga mengambil sumber dari Al Kamil fi At Tarikh, Ibnu Al Atsir, As Suluk Li Ma’rifati Duwalil Muluk, Al Maqrizi, dan Ad Daulah Al Ayyubiyyah, Dr Ali Ash Shalabi.
Selain itu, Al Ayyubiyyun Ba’da Shalahuddin, Dr Ali Muhammad Ash Shalabi, dan situs Islamstory.com)