ChanelMuslim.com – Diceritakan bahwa syurga Abu Bakar merupakan surga yang paling luas daripada manusia yang lain. Ada kisah sebagaimana yang disampaikan oleh Ustaz Hanan Attaqi.
Ketika itu, Malaikat Jibril ingin mengukur luasnya syurga Abu Bakar. Padahal kecepatan Malaikat Jibril jauh melebihi kecepatan cahaya. Sudah berjalan 1 tahun (penanggalan akhirat tentunya), Malaikat Jibril hanya mencapai sekitar 10 persen saja dari seluruh luasnya syurga Abu Bakar.
Jibril berkata berapa luasnya syurga Abu Bakar, bahkan Aku saja (Jibril) tidak sanggup mengelilinginya. Kenapa begitu luasnya syurga Abu Bakar padahal Abu Bakar bukanlah seorang hafidz quran, ada Ibnu Abbas yang hafidz.
Abu Bakar bukan ahli jihad, ada Khalid bin Walid sang maestro sekaligus legenda jihad. Bukan orang yang kaya raya, ada Abdurahman Bin Auf dan Usman Bin Affan. Bukan pula ahli fikih, ada Muadz bin Jabal sebagai ahli fikih.
Kenapa Abu Bakar lebih tinggi derajatnya, lebih luas syurganya. Karena rata-rata sahabat-sahabat senior Nabi Muhammad itu masuk Islam melalui peran/washilah dari Abu Bakar. Usman bin Affan dan Abdurahman Bin Auf adalah di antara sahabat yang masuk Islam karena ajakan Abu Bakar.
Baca Juga: Profil Abu Bakar Ash Shiddiq
Luasnya Syurga Abu Bakar
Sekarang bayangkan saja, kalau Usman Bin Affan dan Abdurahman Bin Auf bersedekah, Abu Bakar mendapatkan nilai sedekah yang sama persis dengan sedekah keduanya. Lalu jika ada sahabat yang berjihad yang keislamannya atas perantara Abu Bakar, ia akan mendapatkan pahala yang sama persis.
Jika ada sahabat yang mengaji Al Qur’an yang keislamannya melalui Abu Bakar, maka Abu Bakar akan mendapatkan pahala yang sama. Lalu jika ada sahabat yang merawi Hadist yang keislaman sahabat itu atas peran dari Abu Bakar maka Abu Bakar mendapatkan pahala yang serupa tanpa dikurangi.
Kemudian, coba kita hitung berapa pahala Abu Bakar, saat sekian ribu sahabat yang berdakwah yang keislamannya atas peranan dari Abu Bakar. Mereka semua berdakwah di berbagai belahan negeri dari timur ke barat, di berbagai pelosok negeri dari utara ke selatan, turun temurun dari zaman Nabi hingga saat ini bahkan akan terus berlanjut hingga kiamat nanti.
Berapa besarnya pahala yang didapat Abu Bakar, jika sekian banyak umat Islam bahkan lebih dari satu milyar umat Islam dari zaman Nabi hingga kiamat nanti yang keislamannya ada peranan Abu Bakar.
Jika sekian milyar itu beramal sholeh, Abu Bakar akan mendapatkan amal sholeh itu sama persis tanpa dikurangi. Dalam arti yang lain, surga yang didapat oleh Abu Bakar itu atas investasi yang ia lakukan dulu sehingga amal ibadahnya terus mengalir dengan sangat deras meskipun beliau sudah wafat 1400 tahun yang lalu.
Hingga detik ini, Abu Bakar masih panen pahala yang besar atas segala investasi kebaikan yang ia tanam pada masa lalu.
Baca Juga: Perjalanan Hijrah Nabi dan Abu Bakar ke Madinah
Perbanyak Investasi Kebaikan
Cerita Abu Bakar ini, memberikan pelajaran kepada kita untuk memperbanyak investasi kebaikan. Sebarkan kebaikan kepada orang lain, semakin banyak lagi dan lagi. Teruslah berinvestasi kebaikan, maka pahala kita akan terus mengalir dari investasi kebaikan yang kita tanam itu.
Kita memang tidak bisa menandingi syurganya Abu Bakar tetapi cerita ini bisa menjadi pemantik semangat agar kita senantiasa menanam dan berinvestasi kebaikan agar kita mendapatkan lebih banyak lagi pahala dari orang yang mengerjakan kebaikan melalui peranan kita. Pahala itu terus berkembang semakin tumbuh, semakin bertambah banyak meskipun kita sudah meninggal.
Bayangkan saja, ada orang yang menjadi lebih rajin ibadahnya saat membaca apa yang kita bagikan di sosmed, bahkan orang itu lebih rajin ibadahnya daripada kita. Setiap orang itu beribadah, maka pahala yang kita dapatkan persis sama dengan orang tersebut.
Lalu orang tersebut meningkatkan lagi ibadahnya, tentu saja pahala yang kita dapatkan juga meningkat sebesar yang didapatkan orang tersebut. Orang itu membaca Al-Quran 3 juz dalam sehari sedangkan kita cuma 1 juz saja maka pahala yang kita dapatkan seperti kita membaca Al-Quran sebanyak 4 juz.
Kalau orang tersebut rajin puasa Daud atau puasa Senin Kamis maka kita juga mendapatkan pahalanya, padahal kita tidak melakukan.
Seandainya orang tersebut ditakdirkan hafiz Qur’an maka kita juga mendapatkan pahala dari setiap ayat Al Quran yang ia baca. Jika ia meninggal dalam keadaan syahid, kita pun akan mendapatkan pahala sebagai syuhada.
Jadi, kalau sekiranya kita merasa tertinggal amal ibadah kita dengan orang lain karena orang lain lebih dulu sedangkan kita baru saja hijrah maka untuk mengejar ketertinggalan itu upayakan untuk lebih banyak mengajak orang berbuat baik.
Jika kita memiliki keterbatasan ilmu maka rajin-rajinlah share amalan atau kebaikan di grup-grup whatsapp, berbagi di facebook, atau medsos lainnya. Insya Allah dari sekian banyak anggota grup whatsapp, facebook, instagram itu ada beberapa orang yang tersadar serta melakukan sebagaimana apa yang telah kita bagikan.
Rajin-rajin share kebaikan di sosmed. Sehari 5-10 kebaikan bisa dari ayat-ayat Al Quran, Hadist Nabi, tausyiah para ulama, kata-kata motivasi, cerita inspirasi. Atas izin Allah, ada saja orang yang melakukan sebagaimana yang kita bagikan lalu kita juga akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang mengerjakan.
Tapi tentu saja kita juga berusaha melakukan, tidak hanya sekadar share. Kelak kita akan takjub dan tercengang atas begitu banyaknya tumpukan pahala yang kita dapatkan bukan dari apa yang kita kerjakan tetapi tumpukan pahala itu kita dapatkan melalui kiriman dari amalan yang orang lain lakukan.[ind]
sumber: Kulwap Tumbuh Yuk! Randy Ariyanto W. dan Dyah Lestyarini. Rumah Pintar Aisha, Juli 2021