ChanelMuslim.com- Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berhasil keluar dari kepungan orang-orang Quraisy di rumahnya. Ali bin Abi Thalib pun menggantikan posisi di tempat tidur Nabi, seolah beliau masih di rumah.
Kejadian itu berlangsung pada tahun ke-14 nubuwah, tanggal 27 Shafar. Malam itu, Nabi berjalan sembunyi-sembunyi menuju rumah Abu Bakar. Setelah malam dini hari, keduanya berangkat lewat pintu belakang menuju Gunung Tsur.
Lokasi Gunung Tsur berada di selatan Kota Mekah. Jaraknya sekitar 6 mil dari Mekah. Lokasi ini berada berlawanan arah dengan perjalanan ke Madinah yang berada di arah utara Mekah. Dengan cara ini, Nabi dan Abu Bakar luput dari pantauan orang-orang Quraisy yang mengawasi perbatasan Mekah di sebelah utara.
Tiba di Gunung Tsur, keduanya berjalan berjinjit dan tanpa alas kaki. Hal ini untuk menghilangkan bekas jejak kaki. Keduanya juga melalui rute yang dipenuhi batu-batu besar.
Saat berada di mulut sebuah gua, Abu Bakar merobek mantelnya menjadi dua bagian. Satu bagian ia lilitkan di kaki dan bagian lainnya ia jadikan sebagai penutup lubang-lubang hewan dalam gua.
Setelah selesai, Abu Bakar mempersilahkan Nabi masuk dalam gua. Karena begitu letih, Rasulullah langsung tertidur dengan posisi kepala berada di pangkuan Abu Bakar.
Saat itulah, kaki Abu Bakar disengat hewan yang keluar dari salah satu lubang yang belum tertutup. Abu Bakar menahan rasa sakit, tapi tidak mau bergerak dan bersuara. Ia tak ingin membangunkan tidur Rasulullah.
Karena terus menahan rasa sakit yang luar biasa, air matanya menitik ke wajah Nabi. Beliau pun terbangun dan menyadari bahwa Abu Bakar tengah dalam kesakitan. Rasulullah mengobati luka di kaki Abu Bakar dengan ludahnya.
Persiapan yang Matang dari Abu Bakar
Rasulullah dan Abu Bakar berada di Gua Tsur selama tiga malam: malam Jumat, malam Sabtu, dan malam Ahad. Selama tiga malam itu, putera Abu Bakar bernama Abdullah selalu mengunjungi keduanya di malam hari.
Dari Abdullah, keduanya memperoleh informasi-informasi penting tentang pergerakan orang-orang Quraisy. Di antaranya, kabar tentang kalapnya Abu Jahal dan orang Quraisy yang memukuli Ali dan menyeretnya ke Ka’bah. Mereka mengikat Ali di dekat Ka’bah.
Mereka lakukan itu agar Ali mau menceritakan keberadaan Rasulullah. Tapi, Ali tetap diam. Ali pun akhirnya dilepaskan.
Begitu pun tentang Asma binti Abu Bakar yang didatangi Abu Jahal dan rombongan saat ke rumah Abu Bakar. Abu Jahal menanyakan Asma tentang keberadaan ayahnya. Tapi, Asma tetap diam.
Karena kesal, Abu Jahal menampar wajah Asma sebegitu kerasnya. Hingga, salah satu anting-anting Asma terlepas.
Selama tiga hari itu, pembantu Abu Bakar bernama Amir bin Fuhairah menggembala kambing-kambing di dekat Gunung Tsur. Saat sore, kambing-kambing itu digiring menuju dekat lokasi gua. Selama tinggal di gua, Rasulullah dan Abu Bakar pun bisa menikmati susu dari kambing-kambing itu.
Sementara di Mekah, Abu Jahal dan petinggi Quraisy lainnya hampir kehabisan akal mencari jejak Nabi dan Abu Bakar. Mereka mengumumkan, siapa pun yang berhasil menemukan Nabi, hidup atau mati, akan memperoleh imbalan 100 ekor unta.
Orang-orang pun bergerak dan berpencar demi mendapat imbalan menarik itu. Beberapa orang ada yang tiba di lokasi Nabi dan Abu Bakar di dekat Gua Tsur. Mereka mondar-mandir di lokasi itu.
Abu Bakar mengatakan, kalau saja mereka melongok ke bawah, mereka pasti akan melihat kami. Rasulullah menenangkan Abu Bakar dengan mengatakan bahwa ada Allah bersama kita.
Orang-orang pencari jejak itu pun gagal menemukan Nabi. Mereka kembali berjalan pulang menuju Mekah.
Berangkat ke Madinah
Pada malam Senin, Rasulullah dan Abu Bakar akhirnya menyiapkan diri untuk berangkat meninggalkan gua. Malam itu, mereka akan bergerak menuju Madinah.
Saat itu, Asma ikut menjumpai ayahnya dengan membawakan ransum makanan selama perjalanan. Ada dua orang yang disertakan dalam perjalanan bersama Nabi dan Abu Bakar. Pertama, pembantu Abu Bakar yaitu Amir bin Fuhairah. Dan seorang penunjuk jalan bernama Abdullah bin Uraiqith.
Meski masih memeluk agama orang Quraisy, Abdullah menerima tawaran Abu Bakar karena kesepakatan bisnis. Abdullah menerima imbalan dari Abu Bakar sejumlah yang telah disepakati.
Mereka berempat bergerak ke arah Barat, kemudian menyusuri jalan di pesisir barat menuju arah utara hingga tiba di Madinah. Rute yang dilalui itu merupakan rute yang tidak biasa dilewati orang. Hingga mereka tiba selamat di Madinah. [Mh/Rahiqul Makhtum]