ChanelMuslim.com – Akhir kisah kejayaan umat Islam di bumi Eropa, tepatnya di Andalusia tentunya sangat menyedihkan. Namun, kita sama-sama mengetahui bahwa di balik peristiwa tidak menyenangkan, maka terselip banyak hikmah di dalamnya.
Baca Juga: Lubna al-Qurthubiyah dari Budak menjadi Pustakawan di Perpustakaan Besar Andalusia
Runtuhnya Kerajaan-kerajaan yang Melindungi Umat Islam di Andalusia
Sekitar tahun 1238 M, hanya tersisa satu kerajaan Islam saja di benua Eropa. Kerajaan kecil itu bernama Kerajaan Granada yang terletak di ujung Selatan tanah Andalusia.
Kerajaan ini merupakan benteng terakhir yang dimiliki umat Islam yang mendiami Andalusia.
Dilansir channel telegram Generasi Shalahuddin dengan Farruq Al-Ghozy sebagai kontributor, dituliskan bahwa satu per satu Kerajaan Islam jatuh dan takluk oleh kekuasaan Kerajaan Kristen yang melakukan penyerangan dari Utara.
Penyerangan ini dimulai dari tahun 1031 M sejak Runtuhnya Daulah Umayyah II dan terus berlanjut hingga tahun 1200 M, kota-kota utama milik Umat Muslim Andalusia seperti Kota Cordoba, Sevilla, Toledo bergiliran ditaklukkan oleh Kerajaan Kristen Eropa.
Sejak runtuhnya Daulah Umayyah II di Andalusia pada tahun 1031 M, Umat Muslim yang ada di Andalusia mulai terpecah belah dan membentuk 33 kerajaan kerajaan kecil yang disebut Thaifah.
Thaifah-thaifah Muslim ini adalah wilayah yang memiliki berdaulat dan memiliki otonomi masing-masing sehingga sangat rentan diserang oleh kerajaan-kerajaan Kristen Eropa yang berada di wilayah Utara.
Sepanjang 200 tahun berjalan, satu persatu thaifah muslim berhasil ditaklukkan dengan mudah oleh kerajaan-kerajaan Kristen Eropa.
Hal ini terjadi akibat perselisihan, pertentangan dan perebutan kekuasaan yang terjadi dalam wilayah internal antara Kerajaan-kerajaan Muslim tersebut ditambah lagi dengan semangat (Reconquista) yang dimiliki Kerajaan Kerajaan Kristen Eropa.
Pada tahun 1236 M, pasukan Kerajaan Kristen Castile telah sampai di ujung perbatasan wilayah Granada. Namun, pada saat itu Granada berhasil menghindarkan diri dari penaklukkan Kerajaan-Kerajaan Kristen Eropa.
Hal ini terjadi karena Sultan Granada Muhammad I bersedia bersekutu dengan Raja Fernando III dari Castile untuk merebut kota Cordova dari tangan Bani Hud. Sejak saat itulah Kerajaan Granada bersedia menjadi vasal Kerajaan Castile.
Sultan Muhammad I juga ikut membantu Kerajaan Castile dalam merebut Kota Sevilla dari kekuasaan Islam. Namun, setelah jatuhnya Kota Cordova dan Sevilla, Sultan Muhammad I harus menyepakati perjanjian yang sangat merugikan dengan Kerajaan Castile.
Baca Juga: Tangis Pemuda Andalusia
Isi Perjanjian yang Merugikan
Perjanjian tersebut berisi tentang kesediaan dan ketundukan Kerajaan Granada membayar upeti tahunan berupa ribuan koin emas kepada Kerajaan Castile.
Timbal baliknya, Kerajaan Castile menjamin independensi Kerajaan Granada dalam urusan dalam negeri mereka dan lepas dari ancaman invasi Castile.
Selain membayar upeti, faktor lain yang membantu Granada terhindar dari penaklukkan adalah karena letak geografisnya.
Kerajaan Granada adalah kerajaan yang terletak di kaki pegunungan Sierra Nevada yang menjadi benteng alami dalam melindungi kerajaan Granada dari invasi pihak-pihak luar.
Selama lebih dari 250 tahun, Granada tetap tunduk kepada Castile dengan membayar upeti yang jumlahnya sangat banyak.
Namun, membayar upeti dalam jumlah yang besar tidak membuat Granada sepenuhnya aman. Wilayah kerajaan Granada tetap saja dikelilingi oleh kerajaan-kerajaan Kristen yang sangat tidak bersahabat.
Saat ini, Granada tidak lagi merasa aman dari ancaman perang & penaklukkan.
Hingga akhirnya, Pada 1469 M, surat takdir tentang keruntuhan Granada pun dimulai. [Cms]
(Bersambung pada bagian kedua)