PENDIRI Rumah Pintar Aisha Randy Ariyanto W. dan Dyah Lestyarini memberikan gambaran dalam merancang kesuksesan anak. Anak itu adalah kertas putih bersih tanpa ada sedikitpun noda.
Kita yang memberi mereka warna. Semua tergantung para orang tua, apakah mereka melukis dengan gambar yang indah atau berantakan.
Setiap orang tua tentunya menginginkan anaknya kelak menjadi anak yang sholeh, hebat, pintar dan bermanfaat bagi orang lain. Mereka ingin anaknya menjadi anak yang sukses dalam menjalani hidup.
Baca Juga: Cara Efektif Melatih Anak Tekun dan Pantang Menyerah
Merancang Kesuksesan Anak
Hanya saja, apakah para orang tua ini benar-benar merancang kesuksesan anaknya di masa depan atau mereka membiarkan anaknya tumbuh mengikuti waktu sebagaimana air mengalir. Ingatlah, ada banyak waktu yang bisa digunakan untuk menjadikannya hebat.
Apakah engkau sia-siakan waktu itu atau engkau gunakan dengan sebaik-baiknya. Di awal-awal pertumbuhan mereka ada periode emas, apakah engkau mengoptimalkan pertumbuhannya pada masa periode emas itu atau engkau membiarkannya. Itu adalah pilihan.
Tapi bagi saya, anak itu sejak dini harus dirancang sebaik-baiknya untuk kehidupan masa depannya yang lebih baik.
Berikut ini tips dalam merancang anak hebat.
Misi Mendidik Anak adalah Dunia Akhirat
Misi dalam menghebatkan anak di masa depan tetap tidak boleh memisahkan antara kehidupan di dunia dan keberadaannya kelak di akhirat. Sukses hidup di dunia dan akhirat harus menjadi misi dalam mendidik anak.
Kenali Potensi dan Passion Anak
Kenalilah potensi dan passion-nya. Galilah potensi yang mereka miliki. Tanyakan kepada mereka apa yang mereka suka.
Sering-seringlah mendorong anak untuk melakukan sesuatu yang baru untuk menggali bakat yang mereka miliki. Jika usia anak belum memungkinkan digali bakatnya, maka rancanglah masa depannya sesuai dengan apa yang engkau inginkan. Sambil berjalan, gali dan temukan potensinya.
Perhatikan Bakat Anak
Setelah engkau menemukan beberapa bakat yang dimiliki anak, maka perhatikanlah bakat mereka itu. Tidak semua bakat didorong untuk dikembangkan.
Jika ada bakat yang kemungkinan besar bisa berdampak buruk maka jangan dikembangkan. Misalnya bakat menyanyi dan menari pada anak perempuan.
Bagi saya, bakat ini tidak perlu dikembangkan sebab jika dikembangkan kelak ada kemungkinan dia bisa menjadi seorang penyanyi di klub malam, memamerkan aurat, bergoyang menarik dan merangsang birahi laki-laki yang ujung-ujungnya memperbanyak dosa.
Sekali lagi saya tekankan, ada kemungkinan ya Bun. Saat anakmu bernyanyi atau menari memamerkan aurat memancing birahi laki-laki, engkau sebagai ayah ikut serta menanggung dosanya.
Engkau ikut serta bertanggung jawab atas doronganmu, dukungan dan atas diammu menjadikan anak perempuanmu berbuat dosa karena auratnya yang terbuka. Anakmu akan menarik lehermu ke jurang neraka. Ingatlah poin yang pertama tadi.
Hanya itu saja sih kekawatiran saya. Tapi kalau Ayah Bunda yakin, anak tidak akan melakukan yang tadi saya sampaikan, silakan Bun.
Baca Juga: Harapan Orangtua Pada Anak
Merancang Masa Depan Anak
Selain engkau mengembangkan bakatnya. Engkau juga harus merancang masa depannya. Misalnya engkau ingin anakmu belajar beladiri karena menurutmu beladiri akan menjadikan seorang anak lebih percaya diri dan berani.
Keduanya baik menjadi percaya diri dan berani itu sangat dibutuhkan dalam kehidupan di masa datang. Atau engkau ingin anakmu menjadi seorang penulis, engkau bisa menyiapkan guru pembimbing untuk mengajarinya menulis.
Boleh jadi, engkau ingin anakmu menjadi penghafal Al Quran. Semua keinginanmu hendaknya dikomunikasikan kepada anak dengan cara yang baik. Beri mereka pengertian mengapa engkau ingin seperti itu.
Sering mengajak dialog untuk mengutarakan keinginanmu dan keinginannya. Jangan memaksa mereka sesuai dengan keinginanmu.
Poin yang paling mendasar bahwa misi pendidikan dan pengembangan bakat anak adalah untuk sukses hidup di dunia dan akhirat. Trus bagaimana solusinya kalau anak perempuanmu punya bakat menyanyi. Perhatikan baik-baik ini.
Seseorang itu tidak hanya memiliki satu bakat saja. Ada beberapa bakat yang mereka miliki. Temukanlah bakatnya yang lain.
Apakah dia pandai bercerita, suka memasak, suka bermain dokter-dokteran, suka menulis. Temukanlah dan kembangkanlah bakat yang lain yang di masa depan tidak menjerumuskannya dan dirimu wahai ayah ke neraka.
Bagi mereka paksaan itu akan menjadi beban yang membuat hilang kegembiraan ketika melakukan sesuatu. Hidupnya menjadi tertekan dan penuh beban apalagi disertai ancaman yang menakutkan.
Sesuatu yang dipaksakan tanpa keridhoan anak, malah menjadi kontraproduktif dari tujuan awal. Parahnya lagi, itu akan mengganggu jiwa dan kepribadian anak.
Sangat mungkin hal itu menjadi trauma yang terus menghantui sampai dewasa. Kenapa engkau wajib merancang masa depan anak sebab engkau tidak mungkin membiarkan anak untuk merancang dirinya sendiri. Engkau yang tahu apa yang baik dan tidak, apa yang membuat mereka selamat dan tidak.
Engkau yang punya pengalaman hidup yang mampu menjadi pelajaran berharga agar jangan sampai anak-anakmu terjerumus pada lubang yang sama sebagaimana engkau dulu.
Engkau tahu siapa teman yang baik dan tidak. Engkau memiliki lebih banyak ilmu daripada mereka. Nah, jangan biarkan anakmu merancang sendiri masa depannya. Engkau perlu terlibat.
Sekarang tulis bakat yang dimiliki anak, pilah mana yang akan dikembangkan dan mana yang tidak akan dikembangkan. Kemudian tulis harapan apa yang engkau inginkan terhadap mereka.
Pada prinsipnya, masa depan anak harus dirancang sebaik mungkin dengan mempertimbangkan bakat yang mereka miliki dan harapan yang engkau inginkan dengan mengedepankan komunikasi yang baik dan bertujuan untuk sukses di dunia dan selamat di akhirat.
Membuat Target Akhir
Lalu mulai membuat target akhir. Mau jadi apa anakmu ke depan. Kumpulkan semua informasi dan data mulai dari bakat anak yang engkau ketahui, keahlian yang engkau miliki misalnya engkau adalah seorang penulis, pengajar, guru bahasa inggris, dokter, motivator dan sebagainya serta harapanmu terhadap anak kelak.
Misalnya seperti ini. Dilihat dari bakatnya anak berbakat menulis maka engkau ingin mengembangkan anak menjadi seorang penulis. Kemudian dilihat dari keahlianmu sebagai orang tuanya engkau adalah seorang motivator sekaligus pembicara.
Lalu engkau menginginkan anakmu menjadi seorang penghafal Al Quran. Engkau boleh membuat target lebih dari satu. Tapi untuk contoh kali ini sementara cukup 3 target tadi.
Maka, target akhir yang engkau tulis adalah anakmu kelak akan menjadi seorang penulis hebat, sekaligus motivator kelas dunia dan penghafal Al Quran.
Rancang Target Tahunan dan Bulanan
Kemudian mulai rancang target tahunan dan bulanan. Misalnya untuk target tahunan, saat anak baru berusia 7 tahun engkau ajari bagaimana menulis cerita untuk mengembangkan imajinasinya.
Targetkan saja setahun berapa cerita yang harus dibuat. Kemudian target tulisan dalam 1 tahun itu dibagi menjadi 12 bulan. Terus lakukan itu secara konsisten maka Insha Allah, kelak anak itu akan menjadi Penulis Hebat.
Hal yang sama juga engkau lakukan untuk target-target yang lain. Tetapkan target tahunannya lalu bagi menjadi 12 bulan. Jadi setiap bulan juga ada target yang harus dituntaskan.
Susun Ulang Pengembangan Bakat
Jika dalam perjalanan waktu, engkau menemukan bakat yang lain maka engkau bisa menyusun ulang rencana pengembangan bakat tersebut. Polanya sama dengan yang di atas.[ind]