KETIKA membaca atau mendengar hal yang dilarang maupun diperintahkan, tak jarang kita selalu banyak bertanya mengapa tidak boleh mengapa harus begitu. Terkadang logika kita selalu terlebih dahulu muncul sebelum melaksanakannya. Mari kita meniliki hadis arbain ke 9 berikut ini:
Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Sakhr radhiallahu ‘anhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda:
Apa yang aku larang hendaklah kalian menghindarinya dan apa yang aku perintahkan maka hendaklah kalian laksanakan semampu kalian.
Sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum kalian adalah karena banyaknya pertanyaan mereka (yang tidak berguna) dan penentangan mereka terhadap nabi-nabi mereka. (Bukhari dan Muslim)
Baca Juga: Hadis Arbain 37: Kebaikan yang Dilipatgandakan
Hadis Arbain 9: Hindari Larangan Laksanakan Perintah Nabi
Pelajaran yang dapat kita ambil dari kandungan hadis tersebut antara lain:
1. Wajibnya menghindari semua apa yang dilarang oleh Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam.
2. Siapa yang tidak mampu melakukan perbuatan yang diperintahkan secara keseluruhan dan dia hanya mampu sebagiannya saja maka dia hendaknya melaksanakan apa yang dia mampu laksanakan.
3. Allah tidak akan membebankan kepada seseorang kecuali sesuai dengan kadar kemampuannya.
4. Perkara yang mudah tidak gugur karena perkara yang sulit.
5. Menolak keburukan lebih diutamakan dari mendatangkan kemaslahatan.
6. Larangan untuk saling bertikai dan anjuran untuk bersatu dan bersepakat.
7. Wajib mengikuti Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam, ta’at dan menempuh jalan keselamtan dan kesuksesan.
8. Al Hafiz berkata: Dalam hadis ini terdapat isyarat untuk menyibukkan diri dengan perkara yang lebih penting yang dibutuhkan saat itu ketimbang perkara yang saat tersebut belum dibutuhkan.
Apa yang dilarang dan diperintahkan oleh Rasulullah tentu mengandung kebaikan dan hikmah. Melaksanakan semampu dan sekuat kita akan menambah pahala bagi kita. [Ai/Ln]
Sumber : ebook Hadits Arba’in Nawawiyah, Muhyiddin Yahya bin Syaraf Nawawi, Penerjemah Abdullah Haidhir, DR. Muh. Mu’inudinillah Bashri, Maerwandi Tarmizi, islamhouse.com