ARTIKEL ini lanjutan dari artikel ibunda yang memuliakan sang yatim, Muhammad SAW (1). fatimah binti Asad telah tinggal di Madinah al-Munawwarah, hijrah di jalan Allah demi mempertahankan akidah. Ia hijrah bersama Rasulullah dan dikelilingi oleh putra-putranya, anak-anak Abu Thalib. Bersama Rasulullah , mereka menyaksikan berbagai peristiwa dan peperangan, kecuali Ja’far bin Abi Thalib yang hijrah (dan tinggal) di Habasyah.
Ketika Ali bin Abi Thalib meminang putri Rasulullah, Fathimah az- Zahra, sang ibu merasa sangat bahagia. Namun, ketika Fathimah telah tinggal di rumahnya sebagai istri yang mulia dan terhormat, Ali merasa khawatir jika sampai terjadi perselisihan antara Fathimah dan ibunya sementara dirinya adalah laki-laki yang sangat berbakti kepada ibunya.
Baca juga: Kisah Ibunda yang mengasuh Rasulullah (1)
Ibunda yang Memuliakan Sang Yatim, Muhammad SAW (2)
Alhasil, Ali pun menjadi hakim di antara mereka berdua dan ia adalah orang yang paling bijak dan adil. Ali bin Abi Thalib berkata kepada ibunya, “Cukuplah untuk Fathimah binti Rasulullah dalam urusan air dan pergi untuk mencari kebutuhan. Adapun ibu cukup dalam urusan penggilingan dan adonan,” Dengan demikian, Ali telah melindungi ibunya sekaligus istrinya.
Fathimah binti Asad wafat di Madinah al-Munawwarah dalam masa kehidupan Rasulullah sang yatim. Diriwayatkan dari Ali bin Husain bahwa ia berkata, “Ayahku bercerita kepadaku: ‘Aku mendengar Amirul Mukminin Ali bin Thalib berkata: ‘Ketika Fathimah binti Asad bin Hasyim meninggal, Rasulullah mengafaninya dengan gamis beliau lalu menshalatinya dan mengumandangkan takbir tujuh puluh kali.
Selanjutnya, beliau turun ke dalam liang lahad dan menunjuk ke beberapa sudut makam seakan sedang memperluas dan meratakannya. Rasulullah keluar dari dalam lahad dengan air mata yang berlinang sambil berlutut di atas makam itu’.”
Dalam riwayat lain disebutkan: “Rasulullah berbaring di samping Fathimah binti Asad di dalam makamnya. Ketika beliau berjalan, Umar bin Khaththab mendekati beliau dan bertanya: ‘Wahai Rasulullah, sungguh aku melihat engkau melakukan sesuatu yang tidak pernah engkau lakukan terhadap siapa pun.’ Rasulullah menjawab: ‘Wahai Umar, wanita ini di mataku adalah laksana ibuku yang melahirkanku. Ketika Abu Thalib mencari nafkah, beliaulah yang menyiapkan hidangan makanan dan aku makan bersama mereka’.”
Diceritakan dari Ali bin Abi Thalib bahwa ia mengatakan bahwa Rasulullah mengafani ibunya, Fathimah binti Asad, dengan gamis beliau. Selanjutnya, beliau berbaring di dalam makam Fathimah dan mendoakan agar ia mendapat balasan yang lebih baik.
Para sahabat pun bertanya, “Wahai Rasulullah, kami tidak pernah melihatmu melakukan sesuatu sebagaimana yang engkau lakukan terhadap wanita ini.” Rasulullah menjawab, “Sungguh tidak ada orang yang lebih baik kepadaku sesudah Abu Thalib lebih dari Fathimah. Aku memakaikan gamisku kepadanya agar ia terbungkus dengan hiasan surga. Aku baringkan ia di dalam lahad agar ia mendapat keringanan siksa kubur.”
Fathimah binti Asad adalah salah seorang kerabat yang paling dekat dalam kehidupan Rasulullah. Ia menjadi sumber rujukan yang sahih dalam meriwayatkan hadis dari beliau dan ia hafal banyak hadis Rasulullah Fathimah meriwayatkan 46 hadis dan ada satu hadis yang riwayatnya muttafaq ‘alaih dan dituturkan dalam kitab sahih Bukhari Muslim.
Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada sahabat wanita yang agung, Fathimah binti Asad al-Hasyimiyah. Wanita yang memiliki sifat dermawan dan pemurah. Pengasuh Rasulullah yang yatim. Semoga Allah memberikan tempat terbaik, meridhai, dan membuatnya ridha.
Sumber: Biografi 39 Tokoh Wanita Pengukir Sejarah Islam – Dr. Bassam Muhammad Hamami
[Vn]