WAKTU kita pendek, Bunda. Tak selamanya mereka menjadi anak-anak. Ada saatnya mereka kelak akan tumbuh dewasa.
Hilang sudah kesempatan kita bermain gangsing bersama, bermain petak umpet, bermain ular tangga bersama, menggambar bersama, menggandeng tangan kecilnya,
menempel gambar hasil karya mereka, meniupkan balon, mendongeng sebagai pengantar tidurnya, menggendong atau hanya sekadar tersenyum melihat kelucuan tingkah laku mereka.
Waktu kita pendek, Bunda. Waktu akan terus berjalan dan mereka tak selamanya menjadi anak-anak, lalu tunggu apa lagi? Mumpung saat ini mereka masih kecil.
Mumpung mereka masih tergantung pada kita. Saat mereka dewasa, mereka sudah tidak lagi tergantung pada kita, bahkan kitalah yang mulai bergantung kepada mereka.
Waktu kita pendek, Bunda. Harta termahal bagi orang tua yang telah meninggal adalah kesholehan anaknya dan doa yang mereka panjatkan, maka jadikanlah mereka anak yang sholeh dan ajarkan doa kepadanya.
Doa seorang anak sholeh yang sungguh-sungguh bersimpuh kepada-Nya mampu mengalahkan puluhan orang yang berdoa untuk seseorang sudah meninggal.
Baca Juga: Menjadi Cermin Terbaik untuk Anak
Waktu kita pendek, Bunda
Bukan karena banyaknya orang yang berdoa tetapi karena kesungguhan dan ketulusannya. Orang yang sangat tulus mendoakan kita, siapa lagi kalau bukan anak-anak kita. Belum terlambat, yah belum terlambat.
Sebelum mereka beranjak dewasa. Inilah waktu yang tepat untuk mengajarinya ilmu, iman dan ketakwaan agar mereka kelak menjadi anak-anak yang sholeh.
Bunda, inilah waktu yang tepat untuk mendidiknya dengan lebih sungguh-sungguh di saat mereka tergantung dan memerlukan dirimu. Inilah waktu yang tepat agar mereka terbiasa sejak dini rutin menjalankan ibadah.
Inilah waktu yang tepat mengajari mereka mengaji, memfasilitasi menghafal Al Quran, mengajak sholat di masjid, menanamkan kebiasaan berbagi dan bersedekah, menanamkan akhlak yang baik dengan mendongeng.
Waktu kita pendek, Bunda. Pada saat teman-teman remajanya belum mempengaruhi pikirannya, di saat teman-teman sebayanya belum mencuri kehidupannya. Di saat waktunya masih tersedia penuh untukmu.
Sekaranglah waktu yang tepat, Bunda.
Didiklah mereka dengan sungguh-sungguh dan tanamkan pada jiwanya dasar keimanan yang kokoh agar kelak ia menjadi anak yang sholeh,
bermanfaat dan senantiasa mendoakan kedua orang tuanya walaupun keduanya sudah tiada.
Waktu kita pendek dan mereka tak selamanya menjadi anak-anak. Tunggu apa lagi Bunda, saat inilah waktu yang tepat bukan nanti.
Baca Juga: Anak itu Investasi Termahal
Jadikan Anak Sebagai Investasi Kebaikan
Tujuan utama mendidik anak bukan agar mereka mencari banyak uang tetapi agar mereka menjadi sosok yang sholeh dan dekat dengan Allah.
Menyiapkan anak dengan baik itu berarti menyiapkan masa depan kita dengan lebih baik juga.
Setiap pendidikan yang kita lakukan akan mengalir pahala saat anak melakukannya, dan pahalanya itu akan semakin deras mengalir saat anak mengajarkannya kepada orang lain.
Semua itu akan terus kita nikmati sebagai sumber pahala yang mengalir meskipun kita sudah meninggal.
Jadikanlah anak sebagai investasi amal, saat kita mendidiknya dengan baik, mengajarinya hal-hal yang baik selama anak melakukannya dan mengamalkannya,
orang tua akan mendapatkan pahala yang sama seperti yang anak lakukan dan saat anak mengajarkannya kepada cucu kita atau kepada orang lain
maka panen pahala yang berlipat-lipat lagi yang kita dapatkan walaupun kita sudah meninggal.
Jadi berusahalah, bersungguh-sungguhlah, jadikan anak sebagai investasi amal kebaikan bagi diri kita dengan menjadikannya anak yang sholeh dan bermanfaat bagi orang lain.[ind]
sumber: Materi Kulwap Tumbuh dari Rumah Pintar Aisha, Dyah Lestyarini.