ChanelMuslim.com – Cara tepat menghindari radikalisme beragama dijelaskan oleh Ustaz Samson Rahman dalam Webinar Nasional Peran Dai dalam Deradikalisasi Pemahaman Keagamaan, Ahad (4/4/2021).
Islam rahmatan lil alamin terdiri dari dua kata, yakni rahmat yang berarti kasih sayang, dan lil alamin yang berarti seluruh alam, baik muslim atau nonmuslim, baik manusia atau hewan, baik tetumbuhan dan seluruh alam.
Baca Juga: Beginilah Cara Melawan Radikalisme Menurut Para Ulama Ahli Hadits
Ustaz Samson mengatakan bahwa Bismilillahi ar rahman ar rahiim menunjukkan bahwa pencipta semesta adalah dzat yang memiliki rahmat dan kasih sayang.
Kasih Melekat pada Dzat-nya
“Katakanlah (Muhammad), “Milik siapakah apa yang di langit dan di bumi?” Katakanlah, “Milik Allah.”
Dia telah menetapkan (sifat) kasih sayang pada diri-Nya.
Dia sungguh akan mengumpulkan kamu pada Hari Kiamat yang tidak diragukan lagi. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman.”
(Al-An’am: 12)
Sang Nabi sebagai rahmat
“Dan tidaklah Kami utus engkau kecuali sebagai rahmat bagi semesta alam.”
(Al-Anbiya’: 107)
Muhammad bin Ali Asy Syaukani dalam Fathul Qadir mengatakan bahwa makna ayat ini adalah “Tidaklah Kami mengutusmu, wahai Muhammad, dengan membawa hukum-hukum syariat,
melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia tanpa ada keadaan atau alasan khusus yang menjadi pengecualian.”
Dengan kata lain, “Satu-satunya alasan kami mengutusmu, wahai Muhammad, adalah sebagai rahmat yang luas.
Karena kami mengutusmu dengan membawa sesuatu yang menjadi sebab kebahagiaan di akhirat.”
Baca Juga: HNW: Liga Muslim Sedunia Dukung Sikap Beragama Moderat dan Dialog Lintas Agama dengan MPR RI
Islam kita Islam rahmatan lil alamin bukan Islam marah dan murka
Islam sebagai agama secara normatif, memastikan terwujudnya kedamaian dan keselamatan seluruh umat manusia, dan orang muslim tidak lain adalah mereka yang mewujudkan nilai-nilai luhur Islam tersebut.
Islam kita Islam yang menebar keramahan bukan menebar kemarahan, yang mengedepankan persatuan bukan permusuhan, yang menyatukan bukan yang menceraiberaikan
Islam Rahmah yang Ramah bukan Islam Marah bukan Islam beringas dalam pergaulan dengan manusia.
Kasih pada Orang tua
Ridha Allah sesuai dengan ridha kedua orang tua dan kemurkaan-Nya sesuai kemurkaan mereka (H.R. Tirmidzi)
Rahmat pada istri
“Seorang mukmin tidak boleh berlaku buruk pada istrinya. Jika dia tidak suka sesuatu pada dirinya, masih banyak yang masih membuat dirinya suka.” (H.R. Muslim)
Rahmat pada orang sakit dan kelaparan
“Beri makanlah orang yang kelaparan dan kunjungilah orang yang sakit. (H.R. Bukhari)
Ramah pada Pelayan
“Saya menjadi pelayan Rasulullah selama sepuluh tahun, dan dia tidak pernah mempermalukan saya atau mengatakan, “Kenapa kau melakukan itu atau kenapa kau tidak lakukan itu”. (Anas bin Malik)
Tidak menyakiti nonmuslim
“Barangsiapa yang menyakiti nonmuslim, berarti telah menyakitiku, dan barangsiapa yang menyakitiku berarti dia telah menyakiti Allah. (H.R. Thabrani)
Sayang pada binatang
Kisah tentang perempuan yang memberi minum kepada anjing
Sayang kepada anak kecil
Suatu saat beliau bersabda, “Saya mau melakukan shalat dan saya ingin memanjangkan shalat itu. Namun, saya mendengar tangisan anak kecil sehingga aku pendekkan shalatku karena khawatir ibunya tidak enak rasa” (H.R. Bukhari)
Kisah Nabi pada semesta
Saat menyembelih hewan harus dengan pisau sembelihan yang tajam sehingga tidak menyakiti si hewan
Tidak boleh merusak rumah-rumah ibadah, pepohonan dan tidak boleh membunuh rakyat sipil walaupun dalam kondisi perang, berbuat baik pada tetangga ataupun agama, ras dan bangsanya
bayarlah upah sebelum keringat seorang pekerja kering
Nasihat Nabi bersikap rahmah
Janganlah kau membuang air kecil di air yang tergenang
kasus wanita yang masuk neraka gara-gara membiarkan kucing kelaparan
Pengampunan pada orang-orang Mekkah yang pernah memeranginya
Larangan Ekstrimisme dan Radikalisme Beragama
Suatu hari ketika kami bersama Rasulullah dan beliau sedang melakukan pembagian harta, berkatalah Zul Khuwaishirah, seorang laki-laki dari Bani Tamin, “Wahai Rasulullah, berlaku adillah!”
Rasulullah menjawab, “Celakalah engkau, siapa yang akan berlaku adil jika aku dianggap tidak berlaku adil?”
Umar berkata: “Izinkanlah saya memenggal lehernya!”
Nabi menjawab: “Jangan, sesungguhnya dia memiliki teman-teman yang salah seorang di antara kalian akan minder dengan shalat dan puasanya jika dibandingkan dengan shalat dan puasa mereka.
Mereka membaca Al-Qur’an namun tidak melewati kerongkongan mereka, mereka keluar dari agama seperti terlepasnya anak panah dari busurnya..)
Menghindari sikap ekstrem ini sudah diingatkan oleh Nabi:
Nabi bersabda: “Wahai manusia berhati-hatilah kalian dari sikap esktrem dalam beragama, (karena) sesuangguhnya sikap seperti itu yang telah menghancurkan umat sebelum kamu.
Cara Tepat Menghindari Radikalisme Beragama
kuatkan pandangan terhadap hakikat agama
hindarkan ummat dari kecenderungan zahiriyah/harfiyah dalam memahami nash-nash
hindarkan ummat mempertentangkan hal-hal sampingan seraya memfokuskan pada problem-problem pokok
Jadikan mereka umat yang tidak dengan gampang mengharamkan dan membidahkan
ikuti yang jelas dan hindari yang syubhat
ambil ilmu dari ahlinya dengan berguru pada guru yang tepat
dekat dengan ulama yang berpandangan luas, toleran, moderat