NAMA sahabat ini adalah Umair bin Sa’d. Kaum muslimin saat itu memberinya gelar “Tokoh yang Tiada Duanya”. Jika para sahabat Rasulullah saja memberinya gelar seperti itu, maka kamu bisa bayangkan, siapa Umair ini?
Ayahnya, Sa’d yang hafal Al-Qur’an, ikut dalam Perang Badar dan peperangan lain bersama Rasulullah. Ia terus setia kepada perjuangan Islam hingga mati sebagai syahid di Perang Qadhisiyah.’
Baca Juga: Wakil Walikota Bukittinggi Dorong Kaderisasi Penulis Sejarah Tokoh-Tokoh Minang
Umair bin Sa`d, Tokoh Tiada Duanya
Ia mengajak Umair kepada Rasulullah. Umair masuk Islam dan berjanji setia kepada Islam.
Sejak masuk Islam, ia menjadi ahli ibadah yang tidak bisa berpisah dari masjid. Ia tinggalkan hiruk-pikuk dunia dan lebih memilih ketenangan ibadah.
Datanglah ke mesjid. Lihatlah shaf pertama. Anda akan mendapatinya sedang shalat. Ia memilih shaf pertama untuk mendapatkan pahala yang lebih besar. Kalau tidak, Anda akan mendapatinya di barisan pertama di medan perang, berharap mendapatkan kesyahidan.
Atau, kita akan mendapatinya sedang memperbanyak kebajikan dan memperkuat ketakwaan. Ia sedang menangisi dosa-dosanya.
Ia sama sekali tidak tertarik dengan dunia.
Ia seorang musafir yang merindukan pulang kepada Tuhannya. [Cms]
Sumber : 60 Sirah Sahabat Rasulullah SAW/Khalid Muhammad Khalid/Al Itishom