ChanelMuslim.com – 6 cara menjadi juara meski menjalani Ramadan di bawah bayang-bayang pandemi Covid-19 sudah berlangsung satu tahun.
Ramadan datang pada waktu yang tepat. Kita sedang mengalami rasa cemas, lemah, dan lelah oleh ketidakpastian masa depan. Dunia kita tidak terasa normal lavi dan kita tidak yakin apakah kita akan kembali menjadi normal.
Baca Juga: Menjalankan Ramadan Saat Pandemi Ala Burton
Menjadi Juara di Bulan Ramadan
Semangat Ramadan adalah tentang pembaruan iman dan perombakan spiritualitas kita. Dengan tantangan yang ada di depan, tekad utama kita adalah menyelesaikan Ramadan dengan semangat yang tetap terjaga seperti ketika kita mulai puasa.
Untuk melakukan ini, kita perlu mengubah pola pikir kita menjadi seorang juara. Pelatih kehidupan Tara Massan berkata, “Pola pikir seorang juara itu fleksibel dan kuat. Para juara tidak hanya memiliki kemampuan untuk mengatasi kemunduran dan rintangan, tetapi mereka juga memiliki kemauan yang kuat untuk berhasil dan mengatasi setiap kegagalan yang menghadang.”
Jadi, bahkan di saat-saat ini, kita membutuhkan kejelasan seputar pengejaran spiritual kita. Dan pada saat yang sama menggunakan kekuatan otak kita sedemikian rupa sehingga kita dapat bertahan sepanjang bulan meskipun ada tantangan.
Mari tidak sekedar menjadi kuat, tetapi juga keluar dari Ramadhan ini dengan pola pikir juara. Itu akan membantu kita mengatasi sisa tahun ini.
Baca Juga: 7 Sunnah Puasa Ramadan Untuk Meraih Pahala
6 Cara Menjadi Juara di Bulan Ramadan
Berikut adalah 6 cara menjadi juara sepanjang bulan Ramadhan. Poin-poin ini mencakup area umum kehidupan kita yang meliputi, diri, keluarga, dan komunitas kita.
1 – Percayalah pada diri sendiri dan Allah yang mengatur semua urusan kita. Kita merasa tidak berdaya atas semua yang terjadi. Meskipun kita tidak dapat mengontrol apa yang terjadi, kita dapat mengontrol pikiran kami. Jangan terjebak dengan apa yang tidak dapat kita kendalikan.
Ini tetap bisa menjadi Ramadhan terbaik meskipun kita tidak bisa pergi ke masjid untuk sholat, atau melihat keluarga dan teman kita secara langsung.
Tetap menetapkan standar tinggi untuk Ramadan tahun ini. Dunia dan orang-orangnya yang tinggal di dalamnya mungkin sedang sakit secara mental dan fisik. Kita perlu berbuat lebih banyak untuk komunitas terdekat kita dan umat Islam.
Kita cenderung jarang memberi penghargaan kepada diri kita sendiri. Padahal sesuai dengan hukum energi: semakin banyak yang kita lakukan, semakin bertambah kemampuan kita untuk melakukan banyak hal lain. Percayalah bahwa kita bisa dan Allah akan membimbing kita.
2 – Terus memperbarui niat. Setiap tindakan dinilai dari niat kita. Setiap Muslim harus memiliki niat yang kuat untuk melakukan ibadah dalam jumlah tertentu selama bulan ini.
Tuliskan niat kita dan bacalah dengan cepat setiap hari. Ingat, tindakan baik meski kecil dan dilakukan secara konsisten akan membawa kita ke tempat yang kita inginkan.
Sebagian besar dari kita akan menemukan bahwa beberapa hari pertama kemauan kita kuat, dan kita tidak membutuhkan banyak pengingat. Pada minggu kedua, kami kelelahan perlahan-lahan merayap masuk dan kita mulai lemah dalam beribadah atau mungkin melewatkannya beberapa hari.
Ketika menemukan hal ini terjadi, cobalah untuk lebih memperhatikan niat yang telah kita buat. Lihatlah kembali apa yang telah kita tulis, dan ingatkan diri kita mengapa kita melakukan ini.
Memperbarui niat dengan penuh perhatian, akan membantu kita untuk tidak merasa putus asa, tetapi sebaliknya memperkuat pikiran yang akan memotivasi kita untuk menyelesaikan apa yang telah kita mulai.
3 – Pertimbangan untuk anggota keluarga. Ramadan ini kita akan menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga di rumah lebih dari sebelumnya. Untuk tetap berada di jalur yang benar, kita harus lebih memperhatikan orang-orang yang tinggal dengan kita. Ini penting untuk mendapatkan Ramadan yang sukses.
Pelajari sikap dan prilaku anggota keluarga. Meski kita tinggal dengan mereka, seringkali kita tidak benar- benar mengenal keluarga mita. Baca bahasa cinta anak remaja kita dan gunakan untuk berkomunikasi secara efektif dengan mereka.
Terlibat secara aktif dan perhatikan dengan pasangan kita, bagaimana kita bisa membuat beban mereka menjadj lebih ringan. Manjakan anak-anak yang lebih muda di keluarga Anda.
Keharmonisan di rumah berarti kita dapat lebih fokus pada tujuan kita dan memiliki semangat yang lebih menyenangkan tanpa melupakan tiang gawang.
4 – Tekan tombol reset Anda
Minta tombol reset sendiri pada panggilan cepat dan sering menggunakannya. Tombol istirahat kita adalah istighfar. Jiwa kita sangat membutuhkan istighfar, jadi latihlah sesering mungkin.
Ramadan adalah tentang membangun hubungan dengan Allah di saat jiwa kita merasa lelah. Kita membuat kesalahan di sepanjang jalan dan terkadang terjatuh, jadi gunakan tombol ini sebanyak yang kita bisa.
Ingatlah bahwa semua yang telah terjadi tidak hilang, kita hanya perlu berjalan maju dengan lebih kuat. Para juara tidak melihat ke belakang. Mereka tahu bahwa jika mereka fokus pada kesalahannya, itu akan membuat mereka kehilangan tekad untuk maju.
5 – Ingat komunitas Anda
Meskipun Ramadan ini tidak akan sesemarak tahun-tahun lalu, tidak ada sahur dan ifthar bersama, sahur on the road, dan acara kumpul-kumpul lainnya, kita masih membutuhkan kekuatan persaudaraan dalam Islam.
Banyak organisasi membutuhkan sukarelawan untuk membantu bank makanan atau beberapa mungkin memerlukan sumbangan sehingga mereka dapat melanjutkan pekerjaan penting yang mereka lakukan.
Ada banyak orang yang tidak hanya berjuang karen kesepian selama ini tetapi juga banyak orang yang cemas akan kehilangan pekerjaan dan membayar sewa rumah mereka. Jika kita mampu, belikanlah makanannya dan bantulah semampu kita. Selalu perhatikan teman dan keluarga. Kita menjadi lebih kuat karena bersama.
6 – Waktu berubah-ubah Kita semua selalu kewalahan dengan waktu.
Tidak pernah ada cukup waktu untuk melakukan apa yang perlu kita lakukan. Setiap hari berpacu dengan waktu. Kita sering mendengar, “Saya tidak punya cukup waktu untuk membaca Al-Qur’an atau melakukan ibadah ekstra.”
Bahkan ketika semua orang ada di rumah, jadwal kita cenderung selalu bentrok. Kita perlu mengubah pola pikir dan menyadari bahwa semua yang kita lakukan, termasuk hidup melalui pandemi ini adalah hidup dalam pengabdian kepada Allah.
Ucapkan “Bismillah” sebelum tidur, mengingat bahwa kita diberi pahala bahkan untuk tidur kita, jadi jadikan setiap momennya adalah ibadah di bulan Ramadan ini.
Setiap tugas, baik itu menyiapkan makanan untuk keluarga kita atau bekerja agar bisa menghidupi keluarga bisa menjadi sarana ibadah. Jangan fokus pada waktu, tetapi bagaimana kita dapat menggunakan waktu kita secara produktif dalam artian sebagai ibadah.
Puasa adalah tentang diri sendiri. Puasa adalah tindakan spiritual yang, sebagian besar, kita lakukan sendiri. Tidak diragukan lagi bahwa fokus kita harus lebih kuat dari sebelumnya.
Ramadan tahun ini mungkin akan sulit mengisi cangkir spiritual kita seperti Ramadan yang lalu-lalu.Biasanya kita bjsaa menghadiri majelis-majelis ilmu secara offline, menghadiri buka puasa bersama atau shalat Tarawih. Tetap saja, ada manfaat besar mendekatkan diri kepada Allah dalam kesendirian.
Kita perlu menggunakan waktu ini untuk membangun hubungan dengan Allah. Koneksi yang akan terus berkembang sepanjang tahun. Tapi masih ada lagi, Ramadan ini kita punya kesempatan untuk fokus pada apa yang perlu kita lakukan untuk menjadi juara dalam segala hal. Semoga 6 cara menjadi juara di bulan Ramadan ini bisa membantu kita mempersiapkan diri menyambut Ramadhan .[MY]