KETIKA Rasulullah hijrah, masih banyak yang tidak mengakui kenabiannya bahkan mengatakannya pembohong. Salah satu yang menyangka bahwa Muhammad adalah pembohong adalah seorang ulama Yahudi, Abdullah bin Salam.
Pada saat Nabi tiba di Madinah, orang-orang lari mengerumuni Beliau. Berikut adalah cerita Abdullah bin Salam saat pertama melihat Rasulullah:
Aku berada diantara kerumunan orang yang berdatangan ingin melihat Muhammad. Pertama kali aku menatap wajah Beliau, aku berkesimpulan bahwa wajah Beliau bukanlah wajah seorang pembohong.
Baca Juga: Kisah Seorang Muslim dan Anak Yahudi
Ulama Yahudi yang Mengajukan 3 Pertanyaan kepada Rasulullah
Saat itu, aku mendengar Beliau bersabda, “Wahai sekalian manusia, sebarluaskanlah salam, sambunglah tali silaturrahmi, beri makanlah orang lain, dan shalatlah di malam hari di saat orang-orang sedang tidur, niscaya kalian akan masuk surga dengan damai.”
Aku kemudian mendekati beliau dan berkata, “Ya Muhammad, aku ingin bertanya kepadamu tentang tiga perkara yang jawabannya tidak diketahui kecuali oleh seorang Nabi.” Nabi memersilahkan Abdullah untuk bertanya.
Abdullah bertanya, “Apa tanda pertama terjadi kiamat? Apa makanan pertama yang dimakan oleh penghuni surga? Dan dari mana (asal mula) seorang anak menyerupai/mirip dengan ayah dan ibunya?”
Nabi menjawab, “Tanda pertama terjadinya kiamat adalah terbitnya matahari dari ufuk barat, padahal biasanya ia terbit dari timur. Adapaun makanan yang pertama kali dimakan oleh penghuni surga adalah hati ikan paus. Sedangkan anak yang mirip dengan ayah dan ibunya adalah, jika sperma laki-laki lebih dulu keluar dari wanita, maka anaknya cenderung mirip ayahnya; dan jika sebaliknya, maka anaknya cenderung mirip ibunya”.
Mendengar jawaban Rasulullah tersebut, Abdullah langsung berujar, “Aku bersaksi bahwa Tidak ada Tuhan selain Allah dan Anda adalah utusan Allah.”
Nama lengkapnya Abdullah bin Salam bin Harits, biasa dipanggil Abu Yusuf. Sebelum masuk Islam, ia bernama Hushain, lalu Rasulullah menamainya Abdullah.
Ia berasal dari keturunan Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Kaumnya adalah sekutu Bani ‘Auf bin Khazraj di Madinah.
Ia adalah salah satu pemimpin dan ulama besar Yahudi di Madinah. Ia masuk Islam saat Nabi tiba di Madinah.
Setelah ia menyatakan syahadat kemudian ia berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya orang-orang Yahudi itu adalah kaum yang suka berbohong. Apabila mereka mengetahui keIslamanku, maka mereka akan berbohong di hadapanmu. Utuslah seorang delegasi untuk menemui mereka dan tanyakanlah kepada mereka siapa sebenarnya Abdullah bin Salam.”
Rasulullah pun mengutus seorang delegasi untuk menanyakan kepada kaum Yahudi tentang siapa sebenarnya Abdullah bin Salam.
Ketika ditanya, mereka menjawab, “Dia adalah orang terbaik kami dan putra dari orang terbaik kami; dia adalah ulama kami dan putra dari ulama kami; dia adalah ahli agama kami dan putra dari seorang ahli agama kami.”
“Bagaimana menurut kalian jika sekiranya dia masuk Islam, apakah kalian juga akan masuk Islam?” tanya delegasi yang diutus Rasulullah.
Mereka menjawab, “Semoga Allah melindungi dia dari hal itu.”
Kemudian Abdullah bin Salam menemui mereka dan langsung mengucapkan kalimat syahdat di hadapan mereka.
Setelah mengetahui bahwa Abdullah telah masuk Islam mereka mengatakan, “Dia adalah orang terburuk kami dan putra dari orang terburuk kami; dia adalah orang terbodoh kami dan putra dari orang terbodoh di antara kami.”
Kemudian Abdullah bin Salam mengatakan kepada mereka, “Inilah hal yang selama ini aku cemaskan terjadi pada kalian.”
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala berikut turun berkaitan dengannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan orang yang mempunyai ilmu Al-Kitab.” (Ar-Ra’d: 43)
“Dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al-Qur’an lalu ia beriman, sedang kalian menyombongkan diri.” (Al-Ahqaf: 10)
Di wajahnya senantiasa tampak bukti-bukti dari kekhusyukannya dalam beribadah beribadah kepada Allah.
Ia pernah ikut bersama Umar bin Al-Khathab untuk membebaskan Bait Al-Maqdis dan wilayah Al-Jabiyah. Ia tidak ikut campur saat terjadi perang antara Ali bin Abi Thalib dengan Mua’wiyah.
Ia meriwayatkan 25 hadits dari Nabi. Ia meninggal dari Madinah tahu 43 H.
Sumber: Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, Pustaka Al-Kautsar.