ChanelMuslim.com- Orang cerdas itu menyiapkan bekal untuk matinya. Yaitu amal soleh yang ditujukan ikhlas karena Allah. Tulus untuk mengetuk ridha Allah.
Tak ada yang paling berharga dari hamba Allah kecuali amalnya. Segala baktinya yang ditujukan ikhlas demi mengharap Ridha-Nya. Sekecil apa pun amal itu. Karena kecil besar dalam pandangan kita, berbeda dalam pandangan Allah Subhanahu wata’ala.
Baca Juga: Jemput Jodoh dengan Cara yang Allah Ridhai
Seorang wanita yang jarang beramal soleh tengah kehausan di padang sahara nan terik. Ketika ia temukan sumur, ia turuni tepian sumur terjal itu demi mengambil air. Ia pun meminumnya.
Setibanya di permukaan sumur, tiba-tiba ia temukan seekor anjing yang menjulurkan lidah karena kehausan. Wanita itu membatin, kasihan anjing ini. Ia kehausan persis seperti saya kehausan sebelum ini.
Ia pun balik lagi ke lubang sumur dengan susah payah. Ia ambilkan air untuk anjing itu. Setibanya di permukaan, anjing itu pun diberikan minum dari hasil susah payah wanita itu.
Apa yang terjadi? Sebuah amal yang terkesan sederhana, tapi berbobot besar karena Allah ridha dengan wanita itu. Disebabkan perbuatannya, wanita itu masuk surga dengan izin Allah.
Begitu pun dengan kisah algojo pembunuh 99 nyawa. Ia bertanya kepada ahli ibadah, apakah taubatnya akan diterima?
Ahli ibadah ini terperangah. Betapa jahatnya orang ini telah membunuh 99 nyawa. Padahal, satu nyawa saja dosanya sudah sangat luar biasa. Kecewa dengan jawaban itu, ahli ibadah itu pun dibunuh. Dan, genaplah menjadi 100 nyawa.
Ia bertanya hal yang sama dengan ahli ilmu. Apakah taubatnya bisa diterima dengan membunuh 100 nyawa? Allah Subhanahu wata’ala menerima taubat sebesar apa pun dosanya. Asal, taubat dan hijrah meninggalkan lingkungan lamanya.
Baca Juga: Jangan-jangan, Allah Sudah Tidak Peduli dengan Kita
Orang ini senang sekali dengan jawaban itu. Ia bertaubat dan berhijrah menuju tempat dengan lingkungan yang baik. Tapi, belum sampai tujuan, ia meninggal dunia.
Malaikat berbeda pendapat tentang nasib orang ini. Apakah ia menjadi milik malaikat rahmat atau malaikat azab. Kalau rahmat, amalnya belum ada. Kalau azab, ia sudah taubat dan sedang dalam perjalanan hijrah.
Malaikat penengah pun Allah turunkan. Silakan dihitung jarak jasad ini dengan tempat buruk yang ditinggalkan dan tempat baik yang akan dituju itu. Hasilnya begitu mencengangkan. Lebih dekat ke tempat baik dengan selisih satu jengkal. Dan, orang ini pun diputuskan sebagai milik malaikat rahmat.
Abdullah bin Umar pernah penasaran dengan seseorang yang disebut Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai ahli surga. “Akan datang di tengah kalian ahli surga,” begitu kira-kira ucap Nabi. Dan, orang itulah yang muncul.
Keesokannya terulang lagi, persis seperti yang diucapkan Nabi, dan orang ini pula yang muncul. Begitu juga dengan esoknya lagi. Hingga peristiwa itu terjadi tiga kali berturut-turut.
Abdullah meminta izin untuk bermalam di rumah orang itu. Ia ingin sekali mengetahui rahasia amal apa sehingga orang itu begitu istimewa disebut Nabi.
Baca Juga: Berbaik Sangka kepada Allah pada saat Sakit
Abdullah yakin sekali, pasti rahasia amal itu dilakukan pada malam hari. Ia tunggu momen-momen penting itu sepanjang malam. Mungkin shalat malamnya akan sangat lama. Mungkin ada zikir-zikir istimewa sehingga Allah begitu ridha, dan seterusnya.
Namun, semua yang dibayangkan itu tidak ada. Selama tiga hari itu, orang itu tidak melakukan amal-amal istimewa itu. Ia tidur seperti biasa, bahkan tidak melaksanakan shalat malam.
Abdullah akhirnya menyerah. Ia sampaikan maksud sebenarnya bermalam hingga tiga hari itu.
Orang itu menjelaskan, kalau itulah amalnya. Tidak ada yang istimewa. “Tapi memang, ada satu amal yang selalu aku lakukan sebelum aku tidur,” ujar orang itu yang menyentak perhatian Abdullah.
Sebelum tidur, aku selalu memaafkan semua kesalahan manusia. Sedikit pun tidak ada rasa benci kepada setiap orang.
“Masya Allah, inilah amal istimewa itu. Dan ini pula amal yang paling sulit dilakukan,” ungkap Abdullah.
Itulah amal-amal yang terkesan biasa, tapi begitu istimewa di sisi Allah. Hal sebaliknya juga pernah terjadi di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Seorang wanita ahli ibadah dikabarkan justru masuk neraka karena mengurung kucing tanpa diberikan makanan.
Baca Juga: Keajaiban Sedekah yang Allah Janjikan
Ada juga wanita ahli ibadah lain yang juga dikabarkan masuk neraka karena lisannya yang kerap menyakiti hati tetangganya.
Adalah istri Umar bin Abdul Aziz, seorang khalifah umat Islam begitu gemar menyediakan air untuk seluruh jamaah haji. Selama bertahun-tahun, ia kumpulkan dananya untuk menyediakan air itu. Dan itu ia lakukan setiap tahun haji.
Ketika meninggal dunia, anaknya bermimpi menanyakan apakah ia masuk surga atau neraka. Istri Umar bin Abdul Aziz menjelaskan kalau ia masuk surga.
“Apakah ibu masuk surga karena jerih payah ibu mengumpulkan air-air untuk jamaah haji?” ujar anaknya.
Ibunya menjawab, “Bukan. Tapi karena dua rakaat di setiap malam.”
Berhati-hatilah dengan amal mana yang Allah ridhai. Sesuatu yang kita anggap besar ternyata tidak masuk dalam ridhaNya. Dan, sesuatu yang kita anggap kecil, tapi di situlah ridha Allah menanti. (Mh)