Chanelmuslim.com-Adalah Ursula Gauthier, koresponden majalah Prancis L’OBS yang terancam dideportasi karena mengkiritik kebijakan pemerintah China terhadap muslim Uighur. Gauthier merilis tulisan pada pertengahan November lalu bertajuk “menghancurkan minoritas muslim Uighur tanpa ampun.”
Pemerintah China dengan tegas menyatakan tidak akan memperbaharui izin kerja pers Gauthier. Akibatnya, Gauthier tidak dapat mengajukan perpanjangan visa dan harus meninggalkan China pada 31 Desember ini.
Sebelumnya, sebuah insiden terjadi di Xinjiang yang menewaskan 17 orang, termasuk perempuan dan anak-anak menjadi korban dalam peristiwa itu. Pasukan keamanan Cina menuduh ke-17 orang tersebut terlibat dalam serangan di tambang batu bara yang menewaskan sedikit-dikitnya 50 orang.
Beijing mengatakan artikel yang ditulis Gauthier mengenai kerusuhan di Xinjiang mendukung “terorisme dan tindakan kejam” yang menewaskan orang.
Namun Gauthier menyebut klaim tersebut “tidak masuk akal” dan mengatakan Beijing berusaha untuk menghalangi wartawan asing di negara itu.
“Saya bilang saya tidak pernah mendukung terorisme – Bagaimana Anda ingin saya untuk meminta maaf terhadap sesuatu yang saya tidak tulis?” kata Gauthier kepada BBC.
Gauthier bukan yang pertama dideportasi karena mengkiritik Beijing, sebelumnya koresponden al-Jazeera Melissa Chan dipaksa meninggalkan negara tersebut pada tahun 2012.
Suku Uighur adalah salah satu suku minoritas resmi di China. Suku ini merupakan keturunan dari suku kuno Huihe yang tersebar di Asia Tengah, berbicara dalam bahasa Uighur dan beragama Islam.
Selain China, populasi suku ini juga tersebar di Kazakhstan, Kyrgystan dan Uzbekistan.
Suku Uighur terutama berdomisili dan terpusat di Daerah Otonomi Xinjiang. Orang Uighur China secara etnis adalah orang Turki Muslim yang jumlahnya 45% dari populasi Xinjiang.(ind)