KITA sering mendengar istilah Doktor Honoris Causa atau biasa ditulis Dr. (HC). Sebenarnya, bagaimana gelar itu bisa didapatkan dan apa saja persyaratan lembaga yang dapat memberikan gelar tersebut?
Baca Juga: Digelar Selama 3 Hari, MUFFEST+ 2022 Resmi Ditutup oleh Mendag
Mengenal Istilah Gelar Honoris Causa atau Gelar Kehormatan
Gelar Honoris Causa atau gelar Kehormatan baru bisa didapatkan setelah para akademisi memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Gelar Honoris Causa adalah gelar yang dapat diberikan apabila seseorang telah dianggap berjasa atau berkarya luar biasa bagi ilmu pengetahuan dan umat manusia.
Gelar ini diberikan kepada seseorang yang mempunyai banyak kualifikasi. Syarat keilmuan, syarat keinsinyuran dan syarat dari pengabdian kepada bangsa dan negara haruslah terpenuhi.
Beberapa tokoh nasional pernah dianugerahi gelar ini. Sebut saja misalnya Presiden RI pertama, Ir. Soekarno yang mendapat 26 gelar Honoris Causa.
Bung Karno mendapat gelar Doctor Honoris Causa untuk bidang ilmu yang berbeda-beda. 16 untuk bidang ilmu hukum, 3 untuk bidang ilmu kemasyarakatan, 3 untuk ilmu teknik, 3 untuk bidang ilmu agama Islam, dan 1 untuk ilmu sejarah.
Gelar tersebut diberikan antara lain oleh Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Institut Agama Islam Negeri Jakarta, Universitas Hasanuddin, Istanbul University (Istanbul/Turki), Brazil University (Rio de Janeiro/Brazil), Michigan University (Michigan/USA), dan Al-Azhar University (Kairo/Mesir).
Selain Soekarno, Susilo Bambang Yudhoyono juga mendapat gelar Honoris Causa sebanyak 12 gelar.
Kampus-kampus dalam dan luar negeri menganugerahi gelar tersebut berdasarkan kiprah SBY dalam bidang hukum, politik, pemerintahan, pembangunan hingga media dan komunikasi.
Tidak semua perguruan tinggi bisa memberikan gelar kehormatan ini. Dikutip dari arsip.ugm.ac.id dijelaskan bahwa tidak semua perguruan tinggi/universitas dapat memberikan gelar Honoris Causa atau gelar Kehormatan.
Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh perguruan tinggi sebelum memberikan gelar Kehormatan.
Persyaratan tersebut yaitu perguruan tinggi itu harus sudah pernah menghasilkan sarjana dengan gelar ilmiah doktor, memiliki fakultas atau jurusan yang membina dan mengembangkan bidang ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan ruang lingkup jasa dan atau karya bagi pemberian gelar, dan memiliki Guru Besar tetap sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kemasyarakatan, dan kebudayaan.
Selain perguruan tinggi, para akademisi yang ingin mendapatkan gelar kehormatan juga harus memenuhi persyaratan lainnya, yaitu berjasa luar biasa dalam pengembangan suatu disiplin ilmu tetapi tidak/belum memiliki gelar doktor dalam disiplin yang bersangkutan.
Kemudian, termasuk akademisi yang telah memliki gelar doktor dalam suatu disiplin ilmu yang diperoleh dari suatu universitas/institut, dan bukan dari universitas/institut yang akan memberikan gelar tersebut.
Perguruan tinggi juga dapat memberikan penghargaan dengan cara lain, seperti misalnya pemberian medali, piagam, penyebutan nama gedung dalam lingkungan almamater, dan sebagainya. [Cms]