CARA melatih konsentrasi balita ternyata bisa dilakukan melalui kegiatan sehari-hari. Buah hati kita yang masih tergolong balita memang terbatas konsentrasinya.
Beberapa ahli dalam pendidikan anak mengatakan bahwa kemampuan konsentrasi balita hanya sekitar 5 menit bahkan kurang.
Karenanya pada usia balita metode pendidikan yang sebaiknya dilakukan adalah belajar sambil bermain. Namun, tidak ada salahnya juga melatih konsentrasi balita kita dengan melakukan kegiatan sehari-hari.
Baca Juga: Ide Permainan untuk Melatih Konsentrasi Balita
Cara Melatih Konsentrasi Balita Melalui Kegiatan Sehari-Hari
Kemampuan anak dalam berkonsentrasi akan sangat membantu kegiatan belajarnya. Juga akan sangat membantunya dalam menghafal Al-Quran serta berlatih shalat dengan khusyuk dan tuma’ninah (tenang).
Apa saja aktivitas sehari-hari di rumah yang bisa melatih si kecil berkonsentrasi sejak dini? Berikut seperti dijelaskan dalam laman Ummi Ummi.
Pada usia 1 tahun, rata-rata anak sudah mampu berjalan. Kesempatan ini bisa dimanfaatkan untuk melatihnya membawa piring atau alat makan lainnya.
Bila anak sudah selesai makan, minta dia untuk membawa alat makannya ke wastafel. Pilihlah alat makan yang ringan dan tidak berpotensi pecah, seperti gelas plastik atau piring stainless steel.
Pada usia 2 tahun, anak-anak sudah bisa lebih cekatan dalam berjalan dan membawa barang. Mulai latih mereka membawa alat makan dari kaca.
Tapi, sebisa mungkin Anda dampingi mereka berjalan. Pesankan, “Hati-hati ya, Nak. Ini kaca, bisa pecah kalau jatuh.”
Pada usia 3 atau 4 tahun, ajak anak untuk belajar menyapu. Aktivitas ini membantu koordinasi mata dan tangan, serta melatih mereka berkonsentrasi menyapu kotoran dan debu dengan rapi.
Sekilas, aktivitas menyapu tampak sederhana, namun sebenarnya di balik itu anak berlatih untuk berkonsentrasi.
Bila mereka bisa berkonsentrasi dengan baik, ujung sapu akan mengayun tepat ke arah sampah sehingga sampah terkumpul menjadi satu. Bila tidak, sapu justru bergerak tak terarah hingga malah menyebar sampah ke mana-mana.
Ketika baru belajar menyapu, mungkin anak akan cenderung “menyebar” sampah dibandingkan menyapu dan menyatukannya.
Itu tidak mengapa, namanya juga baru belajar. Teruslah semangati bahwa dia anak salih/salihah karena membantu ibu menyapu, Allah sayang anak yang membantu orang tua, orang Islam rajin menjaga kebersihan dan kerapian.
Selain itu, berilah contoh cara menyapu yang baik agar sampah yang disapu bisa terkumpul dengan rapi. Lambat laun, seiring bertambahnya usia anak, insyaallah dia akan mampu menyapu dengan rapi dan bersih. Mungkin itu akan terjadi ketika dia berusia 4 tahun atau 5 tahun.
Pada usia 4 atau 5 tahun, anak-anak bisa diajari menjahit kancing. Aktivitas tersebut melatih mereka untuk berkonsentrasi memasukkan jarum ke lubang kancing.
Meski jahitannya belum rapi, insyaallah kegiatan ini akan sangat bermanfaat.
Selain itu, anak-anak bisa diminta memasukkan benang ke dalam lubang jarum. Terdengar sulit? Wah, jangan pandang enteng kemampuan anak!
Ada loh anak usia 5 tahun yang bisa konsentrasi memasukkan benang ke lubang jarum. Tentunya pilih lubang jarum jahit yang ukurannya tidak terlalu kecil. Bila anak terlihat patah semangat sejak awal, semangati dia, “Berusaha, Nak! Insyaallah kamu bisa.”
Aktivitas sehari-hari ini memang sederhana, tapi insyaallah dapat melatih konsentrasi anak-anak.
Selain contoh aktivitas di atas, kita juga bisa melatih konsentrasi anak dengan memintanya memakai baju sendiri, mengancingkan baju sendiri, memakai sandal atau sepatu sendiri, menyikat gigi sendiri, atau menyisir rambut sendiri.
Bila Anda cermati, kegiatan sehari-hari yang telah kita sebutkan adalah kegiatan yang dilakukan sendiri oleh anak. Dari aktivitas ini anak-anak juga berlatih untuk lebih mandiri dan percaya diri.
Tetapi jangan terlalu tergesa-gesa dengan berharap anak dapat melakukannya dengan benar dalam waktu singkat.
Proses belajar setiap anak tentu berbeda. Dan yang terpenting dari kegiatan ini selain untuk melatih konsentrasi, juga membiasakan anak untuk ringan tangan membantu pekerjaan rumah. [Cms]