Chanelmuslim.com – Sekarang ini pengguna ponsel pintar tentu lebih memilih aplikasi Quran mobile untuk diperjalanan. Tetapi, berbeda dengan pria ini sebutlah namanya Akhmad.
Saat perjalanan bis ke Bandung, hari itu bukan weekend jadi bis agak lengang, di tempat duduk sebrang ada seorang pria saat itu kulihat sepertinya dia tengah mengantuk. Aku pun ingin memejamkan mata dan tidur, tetapi karena ku pergi bareng anak-anak jadi tak bisa. Anak-anak justru malah tidak bisa diam, duduk berdiri di bangku bis dan bercanda.
Tidak ada yang menarik memang dari Akhmad yang duduk di bangku seberang itu. Tetapi, tak lama bis memasuki gerbang tol cikarang, ia kemudian mengeluarkan mushaf. Dengan suara perlahan, namun karena selain anak-anakku yang rebut bis sebenarnya cukup tenang sehingga ku dapat mendengar sekilas ia melantunkan Quran. Rupanya ia tengah menghafal Quran.
Akhmad tanpa canggung, tanpa ragu terus bermurojaah sambil melihat pemandangan dari jendela. Sesekali ia menunduk melihat mushafnya.
Sungguh pemandangan yang tak biasa. Zaman sekarang, dengan adanya teknologi tentu lebih banyak yang memilih membaca melalui handponenya atau mendengarkan murotal.
“Ah Akhmad mungkin sombong, ingin dilihat ia orang yang alim.”
Nah, muncul deh pikiran dari bisikan setan. Tidak ada yang sombong dari orang yang membaca Quran di dalam bis, dalam perjalanan. Orang yang dapat mengaplikasi bagaimana memanfaatkan waktu luang dengan hal yang tak sia-sia. Membuat waktu luang menjadi produktif, bukan dengan hitungan materi tapi pahala yang menjadi tabungan akhirat.
Sementara, meski bersama anak-anak aku malah asik dengan gadget, chat sana sini dan update di media sosial. Lihatlah hampir 80% penumpang bis asik dengan gadgetnya, yang lain ada yang tidur atau mengobrol. Dan hanya ia seoranglah yang membuka mushaf bermurojaah.
Pemandangan yang tentu asing di era digital ini. Tetapi, mungkin pemandangan asing itu justru yang akan membuat Akhmad mendapat rahmat Allah. Karena bukankah Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali asing.
Ummu Ahsan