SELAMAT tahun baru 2020. Sudah tahunan aku nggak mengucapkan ini. Nggak mesti mengucapkan. Nggak juga nggak harus nggak mengucapkan. Biasa saja.
Nggak penting. Nggak penting untuk dibahas tapi bagiku tahun 2020 yang berlalu adalah tahun duka. Lebih banyak dukanya daripada sukanya. Tapi pertolongan Allah lebih kerasa di tahun 2020. Dan juga ma’rifahku pada-Nya serta mukjizat-Nya.
Ah, tahun di mana aku tahan diri untuk nggak mengeluh. Tahun di mana aku merasa duka itu terlalu parah. Tahun di mana baru saja aku berdoa dengan doa ‘Laa yukalifullahu nafsan illa wus’aha’. Jangan bebani aku dengan cobaan yang aku tak sanggup menanggungnya. Dan begitu aamiin, cobaan datang dengan santainya duduk di pangkuan dan nggak mau lepas.
Sampai aku pasrah banget. Sampai aku lupa air mataku tergenang di mana. Sampai aku lupa itu namanya cobaan.
Tahun di mana aku memutuskan banyak hubungan tanpa banyak reason. Dan pandemik sejenak menolong sehingga orang lupa ada yang namanya Fifi.
Tahun di mana aku bisa lho menyetir mobil tanpa melihat. Tahun di mana aku bisa berdoa tanpa ingat makan. Tahun di mana aku menebalkan muka dan hati setebal-tebalnya. Tahun di mana aku ingin berteriak tetapi menyangkut suaranya di tenggorokan. Tahun di mana aku tersenyum sambil menjilat air mata yang asin.
Tahun di mana aku nggak berani minta Allah kurangkan cobaan. Tahun di mana kemudian aku sudah nggak berani mengeluh lagi. Tahun di mana aku menyimpan semua cerita di dalam dada. Tahun di mana aku khawatir aku bersuara lalu dukaku berjatuhan ke lantai dan aku harus mengumpulkannya perlahan-lahan.
Tak ada tahun baru untukku, yang ada adalah kemana harus kukumpulkan duka yang lalu dan kapan tiba suka yang aku pinta?
Apakah ada?
Menanti itu mengiris hati.
Sampai akhirnya, aku mengambil kesimpulan semua duka jadi bagian cerita saja. Toh akhirnya sama saja. Semua akan berakhir di dalam tanah yang basah. Sendirian.
Semoga hatiku tambah kuat ketika ragaku tambah melemah. Selamat tahun baru ya tahun baru. Selamat datang tahun baru untuk menyimpan cerita lagi baik duka maupun suka di tahun yang namanya 2021.
Dan semuanya adalah kenangan yang akan dibuka lembarannya satu per satu. Bila saatnya tiba.
“Jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka mereka pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan agar sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang zalim.” (QS. Ali Imran: 140)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jakartaislamicschoolcom
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter: