TIPS mendampingi anak menghadapi zamannya ini bermanfaat bagi para orangtua, khususnya yang memiliki anak remaja.
Anak muda sering kali percaya bahwa orangtua tidak memahami mereka. Pemuda Muslim harus mengembangkan identitas Muslim mereka sambil sibuk tumbuh menjadi orang dewasa.
Bagi mereka, dunia mereka adalah tempat unik yang hanya dipahami oleh orang seusia mereka.
Orangtua hanyalah orang luar yang hanya bisa mengetahui dunia mereka sesuai apa yang diberitahu kepada mereka dan sesua dengan apa yang mereka lihat.
Dari mengerjakan segala hal terkait sekolah hingga mengelola ruang sosial mereka, kaum muda belajar beradaptasi untuk berkembang.
Namun, kemampuan beradaptasi yang sama yang dapat membawa kesuksesan remaja juga dapat menyebabkan hancurnya salah satu hubungan terpenting mereka — hubungan mereka dengan orangtua.
Akibatnya, banyak pemuda Muslim yang cenderung menjalani kehidupan ganda, kehidupan di rumah berbeda dengan kehidupan di luar rumah.
Baca Juga: Mendampingi Anak 6 Tahun yang Kurang PD
3 Tips Mendampingi Anak Menghadapi Zamannya
Hal ini mereka lakukan agar tidak terjadi bentrok dengan orangtua. Inilah beberapa tips yang dapat dilakukan orang tua untuk mengatasi masalah ini.
Perbedaan Budaya
Pemuda yang dibesarkan di negara-negara yang populasi Muslimnya bukan mayoritas akan menghadapi tantangan khusus.
Mereka mungkin mencoba untuk mempertahankan identitas Muslim mereka dalam budaya dengan nilai-nilai sekuler atau bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.
Penting untuk membantu kaum muda sejak usia dini untuk mengetahui bahwa mereka tidak harus menerima norma budaya yang mereka tinggali — terutama jika mereka tidak Islami.
Tekankan bahwa mereka adalah bagian dari lingkungan tetapi tidak harus mengambil bagian di dalamnya. Hal ini dapat mengurangi perasaan terbelah antara dua dunia.
Mereka tidak perlu menampilkan diri mereka dengan satu cara di komunitas Muslim dan cara lain di komunitas yang berbeda.
Perbedaan Generasi
Banyak anak muda Muslim terinspirasi oleh apa yang sedang trendi dan populer.
Tren ini mungkin dianggap keren dan bergaya, tetapi generasi Muslim yang lebih tua mungkin menganggap tindakan dan pakaian kaum muda ini tidak sopan.
Daripada cepat-cepat melarang, pertimbangkan untuk berkompromi. Pertama, dengarkan apa yang ingin mereka capai.
Kemudian, temukan solusi yang orangtua dan anak sepakati. Ini akan mengurangi kemungkinan remaja diam-diam menyelinap untuk melakukan hal-hal tertentu atau mengenakan pakaian tertentu.
Media Sosial
Ada begitu banyak aplikasi media sosial yang tersedia sehingga orangtua harus berusaha setidaknya membiasakan diri dengan aplikasi yang paling sering digunakan oleh anak-anak mereka.
Mudah bagi kaum muda untuk mengembangkan citra personanya secara online yang sengaja diproyeksikan untuk menampilkan citra diri yang sempurna yang mereka ingin dipercayai oleh orang lain.
Untuk membantu remaja kita menghindari kehidupan ganda, berikan perhatian yang tulus pada hal-hal yang mereka katakan dan hal-hal yang mereka lakukan.
Tunjukkan bahwa Ayah Bunda adalah pendengar yang unggul melebihi siapa pun dari yang mereka temukan di media sosial. Dapatkan kepercayaan mereka sehingga mereka merasa nyaman berada di dekat orangtua.
Sebagai orang tua, seberapa baik kita berkomunikasi dengan anak-anak kita dapat menjadi pembeda antara mereka menjalani kehidupan ganda dan mereka merasa nyaman menjadi diri sejati mereka yang sebenarnya.
Setiap hari baru yang Allah Subhanahu wa taala izinkan untuk kita lihat adalah kesempatan baru untuk mendengarkan anak-anak kita tanpa menghakimi dan berbicara dengan penuh rasa cinta. [My/ind]