• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Selasa, 7 Oktober, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Editorial

Ketika Berita Bisa Dipilih

Desember 28, 2021
in Editorial
Ketika Berita Bisa Dipilih

Foto: Pixabay

71
SHARES
543
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

ChanelMuslim.com – Ketika Berita Bisa Dipilih

Enaknya hidup di zaman sekarang. Bukan sekadar teknologi yang melayani serba cepat. Melainkan juga soal memperoleh berita.

Sebelum tahun 2010-an, semua berita terpusat di media utama. Mulai dari televisi, radio, dan media cetak. Apa yang disajikan media utama itu, itulah berita yang bisa diperoleh. Rakyat tak punya pilihan lain.

Umumnya, media utama melakukan simbiosis mutualisme dengan sumber berita: pejabat, artis, dan tokoh. Masing-masing pihak saling membutuhkan. Hasilnya, sebuah berita yang nyaris seragam. Dan keseragaman itulah yang dikonsumsi publik.

Baca Juga: Abu Dzar: Beritakanlah Kepada Para Penumpuk Harta!

Ketika Berita Bisa Dipilih

Kini, berita serba seragam itu sudah nyaris berakhir. Orang tidak lagi perlu mengais berita dari televisi, dari radio, koran, dan majalah. Tinggal klik tombol di ponsel, berita bisa tersaji dengan cepat. Dan kita pun bisa memilih: dalam bentuk tulisan, suara, atau video sekali pun.

Orang menyebutnya dengan post truth atau zaman setelah kebenaran. Zaman di mana berita tidak lagi dilihat dari fakta. Tapi dari sentimen dan kepercayaan. Walaupun, istilah post truth itu tidak tepat-tepat amat. Mungkin lebih tepatnya pos jurnalisme.

Di zaman pos jurnalisme, orang bisa memilih berita sesuai sentimen dan kepercayaan. Soal fakta nggak perlu akurat-akurat amat, yang penting cocok dengan selera pembaca.

Berita-berita ini bahkan bukan sekadar bisa dicari dan dipilih. Tapi, datang sendiri melalui media sosial yang kita miliki. Ada dari rekan kerja, keluarga, teman perkumpulan, dan lainnya yang mengirimi berita. Dan biasanya, yang susah ditolak adalah dalam bentuk video.

Problemnya, dalam era pos jurnalisme ini, akurasi berita menjadi tidak bisa dipastikan. Meski begitu, pemilih berita tidak lagi perlu dengan akurasi, yang penting cocok dengan kepercayaan dan sentimen.

“Nah, ini berita yang kucari!” begitu respon pembaca.

Siklus berita pun tidak berhenti di kita. Karena menarik dan cocok dengan sentimen dan kepercayaan, kita pun ikut menyebarkan. Terus dan terus tersebar. Hanya dalam hitungan menit, berita bisa merambah ke seluruh pelosok pembaca. Bahkan, cakupan dunia.

Merespon perubahan baru ini, pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi, propaganda, kampanye, dan sejenisnya; seperti menemukan cara baru yang ampuh dan murah. Yang disiapkan hanya produsen informasi. Tentunya, informasi yang didesain untuk kepentingan pihak tertentu.

Dalam perkembangannya, produsen informasi bukan sekadar membuat berita dengan kemasan menarik, tapi juga menguasai teknik penyebaran yang massif. Istilah yang ngetrend tentang ini adalah buzzer atau penggaung.

Buezzer dengan kepiawaiannya dalam soal kemasan konten dan teknik penyebaran menjadi pihak yang begitu berpengaruh terhadap issu di masyarakat. Perkembangan berikutnya, buzzer bahkan menjadi penangkal atau pasukan yang memerangi issu yang kontra dengan produknya.

Ada yang menarik dari Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. Politisi muda ini sama sekali tidak menggunakan media utama dalam mensukseskan kebijakannya. Seratus persen, ia gunakan media sosial. Hasilnya, pertarungan politiknya hampir selalu sukses di pentas rakyat.

Di Indonesia, buzzer dalam area politik ini pertama kali popular di masa Pilkada DKI Jakarta tahun 2012. Saat itu, sosok yang begitu kuat didukung buzzer adalah Jokowi yang akhirnya sukses dua kali dalam waktu yang begitu cepat. Yaitu, sukses mengalahkan gubernur sebelumnya yang didukung hampir semua parpol di DKI. Dan, sukses terpilih menjadi Presiden, padahal baru saja ia terpilih menjadi gubernur.

Walaupun tetap saja, seiring dengan tumbuhnya kecerdasan rakyat dalam bermedia sosial, buzzer akhirnya akan mengalami masa-masa suram.

Pada saat itulah, rakyat bukan hanya bisa memilih berita mana yang cocok untuk dibaca. Mereka pun ikut serta membuat berita sendiri yang sesuai dengan ideologi dan garis perjuangan politiknya. (Mh)

 

 

 

Tags: Ketika Berita Bisa Dipilih
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

274 Wartawan Dipenjara Sepanjang 2020 di Seluruh Dunia

Next Post

Awali Sabtu Pagi dengan Sandwich Telur ala Jepang

Next Post

Awali Sabtu Pagi dengan Sandwich Telur ala Jepang

Ini Rekomendasi Olahraga Sambil Bawa Anak ala Herfiza istri Ricky Harun

Agar Bernilai Pahala, Ini Adab-Adab Bercanda Suami Istri

7 Rahasia agar Pasutri Semakin Tua Semakin Sayang

  • Bun, Yuk Kenali Gangguan Pencernaan pada 1.000 Hari Pertama Bayi

    124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7470 shares
    Share 2988 Tweet 1868
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3081 shares
    Share 1232 Tweet 770
  • Doa untuk Palestina Lengkap beserta Artinya

    1453 shares
    Share 581 Tweet 363
  • Mata Uang Baru Bernama Relevansi

    68 shares
    Share 27 Tweet 17
  • Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    4965 shares
    Share 1986 Tweet 1241
  • Tim Tanggap Darurat PT Freeport Indonesia Temukan Seluruh Pekerja yang Terjebak

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
  • 4 Macam Mad Lazim, Berikut Ini Pengertian dan Contohnya

    5091 shares
    Share 2036 Tweet 1273
  • Istri Pulang ke Rumah Ortu, Apakah Suami Wajib Menafkahi

    3612 shares
    Share 1445 Tweet 903
  • Laju Peduli Raih Penghargaan UPZ Teraktif 2025 dari Baznas Tangsel

    66 shares
    Share 26 Tweet 17
  • Tips Membedakan Kerupuk Kulit Babi dan Kulit Sapi

    689 shares
    Share 276 Tweet 172
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga