ChanelMuslim.com – Akhirnya, Habib Muhammad Rizieq Shihab tiba di tanah air. Semua jadwal kepulangan yang pernah diumumkan ternyata sesuai dengan kenyataan. Tidak ada pembatalan, tidak ada overstay, tidak ada ekstradisi, dan tidak rusuh seperti yang selalu digembar-gemborkan pihak anti Islam.
Sejak malam tadi, para kader dan simpatisan Front Pembela Islam sudah berkumpul di jalan Petamburan Jakarta. Sebuah kawasan padat penduduk yang merupakan markas di mana sekretariat FPI berada. Di situ pula, tempat kediaman Imam Besar tinggal, Habib Rizieq Shihab.
Baca Juga: Masjid Scholarship, Beasiswa Kuliah Online di ITB Ahmad Dahlan untuk Pengurus Masjid
Ahlan Wasahlan Ya Habibana
Ribuan massa ini bukan hanya berasal dari kawasan Jabodetabek. Melainkan juga dari wilayah yang jauh dari Jakarta, seperti Aceh, Sumatera Barat, Bangka Belitung, Kalimantan, dan lainnya. Mereka sudah siap menyambut tokoh panutan mereka meski tidak tidur semalaman sekali pun.
Sejak jam empat Subuh, ribuan massa sudah memadati kawasan Bandara Soekarno Hatta di Cengkareng. Mereka melaksanakan shalat Subuh berjamaah di parkiran kosong di kawasan tersebut. Hanya dengan alas seadanya.
Sejak saat itu, antrian massa terus mengalir menuju bandara. Yang laki-laki dengan berjalan kaki. Dan yang wanita dan anak-anak tetap berada di bus dan mobil pribadi mereka. Sepanjang antrian itu, massa bershalawat dan mengucapkan ahlan wasahlan ya habibana, Habib Muhammad Rizieq Shihab.
Sungguh sebuah pemandangan langka di tengah hiruk pikuk massa politik yang sarat dengan materi. Tak satu pun partai di ibu kota yang mampu melakukan itu. Meskipun partai-partai itu mengklaim sebagai partai besar dan sejenisnya.
Yang lebih menarik, 80 persen massa adalah anak-anak muda usia 30 tahun ke bawah. Sebuah potensi besar sebagai sosok generasi perubah menuju cita-cita perjuangan yang diharapkan.
Sekitar jam 9-an pagi, massa pun tumpah ruah di sekitar jalan kawasan Terminal 3 Bandara Soetta. Sebuah mobil SUV sport warna putih sudah disiapkan untuk seseorang yang mereka nantikan. Di parkiran itu pula, gegap gempita sambutan luar biasa berpadu dengan kerinduan sosok panutan mereka.
“Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!” teriakan takbir pun menggema seiring dengan kemunculan ulama besar kelahiran 24 Agustus 1965 ini di tengah kerumunan massa.
Dengan mengenakan jubah putih dan sorban dengan warna yang sama, Habib Rizieq Shihab menaiki kendaraan itu. Ia pun berdiri di atas kendaraan sambil menoleh searah jarum jam, menyapa seluruh massa yang memanggil-manggil beliau dengan penuh semangat.
Habib Rizieq pun mengajak massa untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sesekali di antara mereka meneriakkan takbir dan ucapan ‘Hidup NKRI, NKRI harga mati’.
Sedemikian padatnya massa yang berkumpul untuk menyaksikan Imam Besar mereka yang terpisah jarak sejak tiga setengah tahun lalu, iring-iringan kendaraan melaju begitu lambat. Satu jam berlalu, iring-iringan itu pun bahkan belum tiba di jalan tol dalam kota.
Lautan massa terus bergerak menyambut kedatangan tokoh tercinta mereka. Gelombang massa itu pun seperti kumpulan titik serbuk besi yang mengikuti arah magnet bergerak ke sebuah arah.
Di kawasan Petamburan, ribuan massa lain sudah bersiap melakukan penyambutan. Ada yang menggelar iringan musik rebana. Ada yang berbaris saling berhadapan sepanjang jalan menuju kediaman Habib Rizieq Shihab. Tua muda tumpah ruah di sepanjang jalan itu.
Silakan sebagian media massa besar sinis menceritakan fenomena itu. Silakan para politisi mencibir gegap gempita arak-arakan penyambutan itu. Silakan mereka yang tidak suka Islam memperlihatkan wajah dan sosok mereka di momen itu. Namun, luapan gembira bercampur rasa syukur sudah terlanjur melukis kesan lain, kesan yang tak ingin mereka harapkan. Kesan yang tentu saja tidak mampu mereka lakukan.
Karena kesan ini tidak berangkat dari ambisi materi. Tidak terlahir dari kepentingan perut dan syahwat. Melainkan terpancar dari keterpaduan cinta antara keagungan teladan Nabi saw. dan kharisma kepemimpinan Imam Besar mereka.
Luapan cinta itu seraya menggema mengucapkan, “Ahlan wasahlan Habib Muhammad Rizieq Shihab. Ahlan wasahlan, Ya Habibana!” (Mh)