ChanelMuslim.com- Medan – PW Salimah Sumatera Utara menyelenggarakan seminar pengasuhan (parenting) pada Kamis (6/8) secara daring. Seminar ini diikuti oleh 125 peserta dari berbagai daerah di seluruh Indonesia dan luar negeri seperti Barcelona, Tokyo, Qatar, Chicago, dan lain-lain.
Acara yang mengusung tema Sayangi Keluarga, Pertahankan Sampai ke Syurga berlangsung dari pukul 13.30 hingga 16.45 WIB. Narasumber yang mengisi seminar ini adalah dr Dewi Inong, Sp.KK dan kak Sinyo (Agung Sugiarto) yang sehari-hari aktif memperjuangkan ketahanan keluarga dan membentenginya dari pergaulan bebas (disorientasi seksual, IMS-HIV/AIDS).
[gambar1]
Ketua PW Salimah Sumut Nurazizah Tambunan menyampaikan bahwa tujuan penyelenggaraan seminar ini adalah untuk membentuk masyarakat yang cerdas dan rasional.
“Keluarga yang cerdas dan rasional membutuhkan keluarga yang kokoh. Keluarga yang kokoh terwujud dari individu-individu yang baik,” jelas Nurazizah.
Dengan seminar ini, Salimah ingin memberi pencerahan kepada keluarga tentang pentingnya menjaga makna keluarga dan mengokohkannya. Keluarga yang sesungguhnya terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
Lebih lanjut, Nurazizah mengutip firman Allah dalam Al Quran surat Ar Rum ayat 30 yang artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
“Kita tidak ingin negeri ini menjadi negeri yang tidak bersyukur atas nikmat Allah hanya karena tidak mengikuti perintah Allah. Kita wajib mengembalikan anggota keluarga kepada fitrah yang telah ditetapkan oleh Allah,” ujarnya.
Dikatakannya, disorientasi seksual dan pergaulan yang menyimpang adalah sikap yang jauh dari jati diri kita baik sebagai muslimah, bangsa yang memiliki sikap, maupun sebagai makhluk ciptaan Allah. Dalam pasal 29 UUD juga disebutkan bahwa kepribadian negara kita berlandaskan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
“Kita tidak ingin kepribadian anak-anak dirusak oleh paham-paham yang menyimpang dan merugikan. Karena itu, masyarakat wajib membentengi diri dan keluarga dengan pengetahuan di bidang legislasi, kesehatan, maupun efek psikologi. Dengan demikian, kita menolak konsep-konsep yang dipaksakan seperti konsep pernikahan sejenis, dan lain-lain,” imbuh Nurazizah.
Sementara itu, Ketua Panitia, Selfi Afriani, mengatakan bahwa seminar ini dilatarbelakangi karena keprihatinan Salimah atas banyaknya keluarga yang bermasalah dalam hubungan antara ayah, ibu, dan anak.
“Ada peningkatan kasus pelecehan seksual terhadap anak dan terdapat peningkatan kasus hubungan sejenis,” paparnya.
Salimah berusaha turut membangun kesadaran masyarakat untuk menguatkan hubungan keluarga dan menyadarkan peran penting ayah dan ibu dalam mendidik anak-anak.
“Semoga seminar ini mencerahkan kita semua dan membangun kesadaran serta tanggung jawab untuk memperbaiki anak bangsa menuju generasi yang beriman dan bermanfaat bagi agama, masyarakat, dan negara,” ujar Selfi. (Mh/Salimah)