ChanelMuslim.com – Langkah Inilah yang Perlu Ditapaki Agar Hijrah Bisa Langgeng
Hijrah merupakan refleksi dari cahaya hidayah yang meresap kedalam hati seseorang. Orang pun berubah. Berubah dari yang kotor ke bersih, dari hura-hura ke khusyuk, dari setengah telanjang ke busana muslimah, dan seterusnya.
Hidayah merupakan anugerah Allah yang paling mahal. Tidak bisa dibeli dan dijual. Tidak bisa dinilai dengan apa pun di dunia ini. Dari hidayah inilah, orang mengenal yang baik dan buruk, kotor dan bersih, haram dan halal, bahagia dan sengsara, dan akhirnya surga dan neraka.
Baca Juga: 10 Artis yang Ubah Penampilan Usai Hijrah hingga Tumbuhkan Janggut
Langkah Inilah yang Perlu Ditapaki Agar Hijrah Bisa Langgeng
Dari hidayah inilah orang pun melakukan perubahan. Inilah yang biasa disebut hijrah. Walaupun hijrah bermakna pindah, tapi, esensinya bukan pada perpindahan tempat. Melainkan, pada perubahan dalam diri yang akhirnya membentuk bagian luarnya.
Hijrah tidak bisa diagendakan. Misalnya, “Kalau umur saya 40 tahun nanti, saya akan berubah. Saya akan kenakan busana muslimah, dan seterusnya.” Hijrah tumbuh secara spontan sebagai buah dari hidayah yang membentuk kesadaran. Kapan dan bagaimana pun, orang terpancar cahaya hidayah, akan melakukan hijrah saat itu juga.
Namun begitu, hijrah kadang bisa seperti air hujan yang turun dari langit. Begitu bersih dan suci. Semuanya akan bergantung kita, apakah akan ditampung, dijaga, dan dimanfaatkan. Atau, dibiarkan begitu saja yang akhirnya kembali surut dan mengering tanpa sisa.
Langkah-langkah berikut ini mungkin bisa membantu agar hijrah yang sudah ditekadkan bisa terus langgeng tanpa pernah surut ke belakang.
Pertama, tanamkan niat yang kuat karena Allah swt. Bukan yang lain, seperti ikut-ikutan teman, ada sosok yang diincar, ingin tampil beda, ikut trend, takut dijauhi lingkungan, dan seterusnya.
Niat inilah yang nantinya akan mengarahkan seperti apa warna yang ada dalam hati kita. Awalnya memang tidak kelihatan. Tapi seiring bergulirnya waktu, akan secara gradual akan berubah perlahan. Tanpa disadari, akan terbentuk warna niat kita yang sebenarnya. Di saat kita tidak sadar itu, orang sekeliling menangkapnya sebagai sebuah kenyataan. Dan itulah niat kita yang sebenarnya.
Lebih jauh dari itu semua, niat inilah yang akan memberikan nilai dari hijrah kita. Dan, akan kita dapatkan buahnya saat di akhirat kelak. Jangan sampai kelak kita meraih nilai hijrah kita seperti cucian kotor yang dilemparkan orang ke wajah kita. Na’udzu billah.
Kedua, jangan tunda untuk melakukan perubahan. Biasanya setan akan menghembuskan keraguan. Seperti, “Anda masih terlalu muda untuk menjadi orang soleh atau solehah. Nanti aja! Usia Anda masih panjang.”
Bisikan lain mengatakan, “Kayaknya percuma Anda berubah. Lingkungan sudah terlanjur mengenal Anda dengan sosok saat ini. Jangan-jangan, mereka akan mencemooh Anda. Nanti ajalah!”
Ada juga bisikan yang berujar, “Hei cantik. Berbusana muslimah nggak jaminan Anda akan menjadi orang baik. Lihat itu, banyak sekali orang berjilbab korupsi, durhaka sama orang tua, sombong, bahkan durhaka sama suami. Sudahlah, biasa aja. Jangan terlalu ekstrim berubah.”
Jika ada hembusan bisikan seperti itu, yakinlah bahwa hijrah adalah kebaikan. Dan tidak ada kebaikan yang menghasilkan keburukan. Mumpung masih ada usia dan tenaga, hijrah harus dilakukan saat ini juga. Bismillah!
Ketiga, rawat hijrah dengan menjaga lingkungan yang baik. Seteguh apa pun niat dan langkah hijrah kita, jika masih dalam bayang-bayang lingkungan yang buruk, akan selalu muncul hambatan dan tarikan ke arah sebaliknya.
Karena itu, setelah langkah hijrah dicanangkan, saat itu juga, cari lingkungan yang satu warna dengan hijrah kita. Dari situlah kita akan memperoleh suasana yang saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran.
Keempat, doa kepada Allah agar diberikan istiqamah. Tak ada yang bisa menetapkan suasana hati. Termasuk si pemilik hati itu sendiri. Karena hati, dalam bahasa Arab, bermakna yang bolak balik. Bolak balik dari keadaan A ke B, ke C, dan seterusnya. Hanya Allah swt. yang bisa menetapkan hati seseorang untuk tetap berada dalam satu keadaan yang istimewa.
Kelima, banyak-banyak berzikir kepada Allah. Zikir mengingatkan hati, akal, dan fisik kita untuk selalu berada dalam pengawasan Allah. Bahwa Allah Maha Besar dan yang lain kecil. Bahwa, Allah Maha Sayang dan yang lain entah bagaimana. Bahwa, Allah Maha Melindungi dan yang tidak jelas, dan seterusnya.
Berzikir ini akan menstabilkan energi hidayah yang Allah berikan agar bisa terus bergerak meskipun seribu satu halangan menghadang. Hijrah bukanlah suatu keadaan diam yang tak butuh kekuatan. Dan sebaik-baik kekuatan adalah bantuan dari Yang Maha Kuat dan Maha Melindungi. (Mh)