ChanelMuslim.com – Ustaz, saya mau bertanya, bulan depan kan Dzulhijjah tanggal 10 hari raya, anggal 11-12-13 hari tasyrik. Apakah puasa Sunnah Ayyamul Bidh-nya boleh di tanggal 14-15-16 Dzulhijjah?
Oleh: Ustaz Slamet Setiawan
Jawaban: Puasa di hari tasyrik hukumnya terlarang. Dalilnya, hadis dari Nubaisyah al-Hudzali, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
“Hari tasyrik adalah hari makan dan minum” (HR. Muslim 1141).
Baca Juga: Hidupkan Hari Tasyrik
Hari Tasyrik dan Puasa Sunnah Ayyamul Bidh
Berdasarkan hadis ini, para ulama mengatakan bahwa puasa hari tasyrik dilarang, kecuali bagi orang yang melakukan haji tamattu’, kemudian tidak memiliki hewan yang disembelih sebagai hadyu menurut pendapat Imam Malik, dan Imam as-Syafii dalam qoul qadim.
An-Nawawi mengatakan,
باب تحريم صوم أيام التشريق وبيان أنها أيام أكل وشرب وذكر الله عز وجل
Bab tentang haramnya puasa hari tasyrik dan penjelasan bahwa hari tasyrik adalah hari makan-makan dan minum, serta untuk banyak berdzikir kepada Allah Ta’ala. (Syarh Sahih Muslim, 8/17)
Kemudian an-Nawawi menyebutkan hadis Nubaisyah dia atas.
Bagaimana dengan Puasa Ayyamul Bidh?
Puasa ayyamul bidh terlarang dilakukan di tanggal 13 Dzulhijjah, karena ini termasuk hari tasyrik.
Dan kita punya kaidah ketika ada pertentangan antara kondisi yang membolehkan dan kondisi yang melarang,
إذا تعارض حاظر ومبيح, قدم الحاظر على المبيح
“Apabila ada pertentangan antara yang membolehkan dan yang melarang maka didahulukan yang melarang dari pada yang membolehkan.”
Atas dasar ini, kita dahulukan larangan puasa di hari tasyrik dari pada anjuran puasa ayyamul bidh. Apalagi larangan di sini sifatnya haram, sementara puasa ayyamul bidh hukumnya anjuran. Karena itu, puasa tanggal 13 Dzulhijjah hukumnya terlarang.
Lalu bagaimana puasa ayyamul bidh?
Yang terbiasa puasa ayyamul bidh bisa puasa di tanggal 14, 15 Dzulhijjah, dan ini kurang satu. Maka sebagai gantinya, dia bisa puasa di tanggal 16 Dzulhijjah.
Karena inti dari puasa ayyamul bidh adalah mengamalkan anjuran puasa 3 hari tiap bulan. Dan bukan syarat puasa 3 hari tiap bulan harus dilakukan di ayyamul bidh.
An-Nawawi mengatakan,
وثبتت أحاديث في الصحيح بصوم ثلاثة أيام من كل شهر من غير تعيين لوقتها، وظاهرها أنه متى صامها حصلت الفضلية، وثبت في صحيح مسلم عن معاذة العدوية أنها سألت عائشة: أكان رسول الله صلى الله عليه وسلم يصوم من كل شهر ثلاثة أيام؟ قالت: نعم، قالت: قلت: من أي أيام الشهر؟ قالت: ما كان يبالي من أي أيام الشهر كان يصوم
Terdapat banyak hadis sahih tentang anjuran puasa 3 hari tiap bulan, tanpa menentukan tanggal pelaksanaannya. Dan yang dzahir, selama orang itu puasa 3 hari tiap bulan, dia telah mendapat keutamaannya.
Disebutkan dalam shahih Muslim bahwa Mu’adzah al-Adawiyah pernah bertanya kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha, “Apakah Rasulullah puasa 3 hari tiap bulan?” jawab A’isyah, “Ya.”
“Tanggal berapa beliau puasa?” tanya Muadzah.
Jawab A’isyah,
ما كان يبالي من أي أيام الشهر كان يصوم
“Beliau tidak memperhatikan tanggal berapa beliau puasa.” (al-Majmu’ Syarh Muhadzab, 6/384).
Dengan demikian, siapa yang tidak bisa melaksanakan puasa ayyamul bidh di tanggal 13 Dzulhijjah, bisa diganti di tanggal setelahnya. Wallahu’alam.[ind]