ChanelMuslim.com – Ulama dituntut agar membumikan konsep maqasid syariah dalam tataran realitas kehidupan bernusantara dan beragama, serta bekerjasama dalam konteks kawasan Asia Tenggara untuk membawa kemakmuran melalui gagasan Rahmatan Lil ‘Alamîn. Demikian disampaikan oleh Menteri di Jabatan Perdana Menteri (Agama), Datuk Seri Dr. Mujahid Yusof, pada pembukaan Multaqa Ulama Asia Tenggara, Senin (18/11) di Sepang Malaysia.
Dalam sambutannya, Ketua Yayasan Dakwah Islam Malaysia (YADIM) sekaligus penanggungajwab Pelaksana Multaqa Ulama Asia Tenggara 2019, Nik Omar Nik Abdul Aziz, bahwa pertemuan ini merupakan agenda perdana yang digagas oleh YADIM bertujuan menghimpun para ulama, ilmuwan, professional, dan aktivis dakwah di Asia Tenggara agar memberikan ide terbaik ke arah mewujudkan kemakmuran dan keamanan masyarakat berasaskan gagasan Islam rahmatan lil ‘alamin.
“Forum ini diselenggarakan berasaskan pada perintah Allah SWT untuk berlomba-lomba berbuat kebaikan yang diwujudkan melalui program perluasan kebajikan MABIMS ke dunia luar, dan akan kita mulai pada tahun 2020 dari negara terdekat yang ada di kawasan Asia Tenggara antara lain Thailand, Kamboja, Myanmar, Laos, Filipina, dan Vietnam.” Lanjut Ketua YADIM.
Multaqa Ulama Asia Tenggara ini terdiri dari dua agenda, yaitu musyawarah dan mudzakarah. Sesi musyawarah dilaksanakan secara terbatas pada negara anggota MABIMS yang membincangkan agenda-agenda strategis dalam mengenalkan MABIMS dan programnya ke Dunia Luar tahun 2020. Musyawarah ini menghasilkan 4 (empat) program unggulan, yaitu:
Pertama: Mensosialisasikan MABIMS ke dunia luar yang difokuskan pada negara-negara Asia Tenggara. Kedua: Memperluas kebajikan MABIMS dengan memberikan pelatihan bagi calon guru ngaji dan imam masjid di Thailand, Vietnam dan Kamboja. (Adapun pembagian tugas pelaksanaan program ini akan ditentukan oleh Sekretariat MABIMS) Ketiga: Melaksanakan pelatihan dakwah bagi da’i belia MABIMS dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. (Indonesia ditunjuk sebagai pelaksana) Keempat: Menyelenggarakan Multaqa Ulama Sedunia tahun 2020 di Malaysia.
Sedangkan agenda mudzakarah diikuti oleh seluruh perwakilan negara Asia Tenggara dan 450 tokoh agama Islam Malaysia. Mudzakarah ini mengambil tema “Wawasan Kemakmuran dan Kedamaian Rahmatan lil ‘Alamin” yang dibahas dalam 6 sesi dengan menghadirkan para ulama dan cendekiawan muslim yang berasal dari negara-negara Asia Tenggara antara lain: Dr. Anwar Ibrahim (Malaysia), Prof. Dr. Mohammad Kamal Hassan (Malaysia), Prof. Madya Dr. Ismail Lutfi Japakiya (Thailand), dan Drs. Muhammad Siddik, MA (Indonesia).
Dalam mudzakarah ini, Anwar Ibrahim menyampaikan isu islamophobia yang tidak asing bagi negara barat, tetapi jarang muncul di negara-negara Asia. Menurutnya, perlu disadari bahwa Islam mendapatkan serangan dari lini politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, menurutnya, dakwah harus diberikan ruang yang lebih terbuka untuk memberikan pemahaman tentang konsep ekonomi, konsep keadilan, konsep politik, konsep maqashid syariah, dan konsep rahmatan lil ‘alamin.
“Bank-bank Islam perlu memenuhi prinsip Maqasid Syariah sebagai satu institusi dan sistem yang boleh dianggap berkesan dan boleh menyelamatkan ekonomi umat serta mempunyai penyertaan yang ramai dan memanfaatkan.” ujarnya.
Acara Multaqa Ulama Asia Tenggara yang dilaksanakan pada 18 dan 19 November 2019 di Hotel Movenpick Sepang Malaysia diikuti oleh 50 peserta dari negara-negara Asia Tenggara dan 450 peserta berasal dari perwakilan yayasan maupun lembaga keislaman yang ada di Malaysia.
Adapun peserta Indonesia sebanyak 8 orang yang terdiri 2 pemateri yaitu Drs. Muhammad Shiddik, MA dari Dewan Dakwah Islamiyah dan Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA dari MUI Prov. Sumatera Utara, dan 6 peserta yang berasal dari Kementerian Agama RI, MUI Pusat, Dewan Dakwah Islamiyah, dan Yayasan Insan Mulia. Multaqa ini ditutup secara resmi oleh Perdana Menteri Malaysia, Dr. Mahathir Muhammad. [ah/bimasislam]