BAGAIMANA tips:agar hubungan anak dan orang tua menjadi mesra? Ada sebuah tulisan dari Ratih Septiana (Ummu Maryam). Betapa dahsyatnya sebuah kata, ia akan mampu menjadi bunga yang semerbak harum tumbuh dalam jiwa saat dirasa baik.
Begitu juga sebaliknya, ia akan dapat menjelma sebagai duri ketika apa yang didengar dan diterima adalah ucapan yang tidak baik dengan kondisi hati yang tidak siap bahkan tertekan.
Siapapun tidak suka mendengarkan orang berbicara kasar, nada tinggi tak beraturan. Begitu pula anak-anak kita.
Baca Juga: Hubungan Keluarga yang Bahagia dengan Perkembangan Anak
Tips agar Hubungan Anak dan Orang Tua Menjadi Mesra
Tak bisa dipungkiri, hari ini banyak dari kita yang lebih ‘intens’ dengan gadget-nya dibandingkan meluangkan waktu menemani anak-anak bermain. Lebih lihai bermain kata mutiara waktu bikin “status” whats up, efbe, ig, twitter daripada mengolah kalimat yang baik saat bersama keluarga, suami, istri termasuk kepada anak.
Kata dan sikap menjadi satu paket untuk merespon segala sesuatu yang ada di sekeliling kita, lalu bagaimanakah agar niat baik juga tersampaikan dan diterima dengan baik oleh anak-anak kita?
Berikut ada beberapa tips agar hubungan ayah bunda terjalin mesra dengan anak, sekalipun kita sebagai orang tua sibuk dengan rutinitas keseharian.
1. Suka Bertanya
Anak-anak, selain pakar imajinasi, mereka adalah jiwa yang tak pernah kosong dengan ruang geraknya. Jadi ayah ibu, bertanyalah tentang apa saja yang anak kita hadapi satu hari ini.
Tanya mereka saat sepulang sekolah, pulang mengaji, pulang outbound, atau kegiatan sejenis. Bertanya akan menjadikan seseorang “merasa” dipedulikan.
2. Menjadi Pendengar yang Baik
Saat sudah bertanya maka perhatikanlah, dengarkan mereka dengan seksama. Tatap matanya, dan berikanlah respon yang baik. Siapapun suka di dengar ketika bercerita/menjelaskan sesuatu.
Lepas gadget dari tangan, hentikan semua pekerjaan saat hendak mendengar cerita anak kita.
3. Motivasi penuh kejujuran
Ada hal yang perlu kita ingat saat memberikan nasihat atau merespon cerita/keluhan anak-anak. Pilihlah kata yang memotivasi mereka tanpa menekan keadaannya.
Katakan sejujurnya pendapat kita tentang hal yang anak-anak ceritakan dan berikan apresiasi saat mereka bersikap baik. Bisa juga kita tegur lembut dan berikan alasan jelas ketika mereka salah/merespon berlebihan yang dapat berakibat tak baik saat bersama temannya.
4. Gunakan kata/kalimat yang mudah dicerna
Sambil mendengar saat anak bercerita, kita bisa menyiapkan kata-kata agar saat menyampaikan kalimat mudah dipahami oleh anak-anak.
Pilih kata sesimpel mungkin, atau kita bisa memberikan contoh, analogi saat memberi nasihat, saran agar anak-anak lebih mudah memahami maksud dari penyampaian kita.
5. Berkata yang baik dan hindari berbohong
Sampaikan respon kita dengan perkataan yang baik, lembut dan jangan berlebihan saat menyemangati anak. Kita boleh saja memotivasi, tapi motivasi dan berbohong adalah dua hal yang sangat jauh berbeda.
Contoh: Anak kita telat bangun subuh. Tegur dengan baik, katakan bahwa sangat penting menjaga kedisiplinan waktu. Sampaikan dan jelaskan kepada anak, ketika anak bisa mengutamakan ibadah wajibnya, maka mereka akan lebih disayang Allah karena mereka berusaha taat pada-Nya.
Jangan mengatakan/menjanjikan apapun kepada mereka jika kita tahu hal tersebut tidak akan pernah kita lakukan.
Contoh: Kita sampaikan pada anak kita: “Kalau kakak bisa bangun subuh tidak telat, maka ayah/ibu akan hadiahkan remote control/tas hello kitty terbaru.”
Namun, setelah anak mampu disiplin waktu subuh. Justru kita yang lupa dengan ‘umpan’ kita saat membangunkannya, hadiah yang dijanjikan tak juga diberikan. Dan ini juga bisa berakibat fatal, sebab sama saja kita telah mendidik anak-anak dengan kebohongan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Na’udzubillah.
6. Pribadi hangat
Sering-seringlah kita mencium ubun-ubun, kening, pipi, dan tangan anak-anak kita. Sebab efek dari sikap tersebut akan mampu menumbuhkan rasa percaya diri, rasa dipedulikan, dan nyaman oleh anak-anak.
Seperti halnya seorang ibu, pelukan ibu saat anak menangis adalah ‘obat’ yang paling ‘mujarab’ sebab ia menenangkan jiwa. Ditambah dengan mengelus punggung anak menjadikan ia merasa dilindungi, dijaga juga disayang.
7. Diskusi bersama
Bukan ayah ibu saja yang mau didengar. Anak-anak pun demikian. Maka dari itu, sering-seringlah mengajak anak ‘ngobrol’ diskusi apa saja. Insyaallah ini dapat menumbuhkan ikatan batin dan hubungan emosional antara orang tua dan anak.
Jika anak merasa nyaman dan diperhatikan oleh orang tuanya, mereka tak akan lari pergi mencari perhatian kepada yang lainnya untuk melampiaskan apa isi hatinya, sebab ayah ibu adalah teman dekatnya.
Demikian tips yang penulis bagikan. Semoga bermanfaat dan menginspirasi kita semua agar lebih mampu menjadi orang tua yang tak sekadar baik, akan tetapi juga bisa menjadi bagian inspirasi untuk anak-anak kita hingga dewasa.
Yang pasti, dan harus diingat anak-anak kita memiliki memori alam bawah sadar yang kuat. Semoga upaya kita dalam mendidik merawat mereka, yang terekam di benaknya adalah hal-hal yang baik.
Bahkan ketika kita marah terhadap anak, jelaskan sampaikan alasan mengapa ayah ibu tak suka. Lalu akhiri dengan ungkapan sayang, dan pelukan.
Yakinkan kepada anak atas apa yang kita lakukan adalah semata-mata ingin mereka menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Yang terakhir, waktu tumbuh kembang anak hanya sebentar. Dan ada kalanya nanti kita akan rindu masa menyusui, menggendong badan mungilnya, menyuapi, mengajari mereka berbicara, berjalan, membaca dan segalanya. Semoga waktu yang singkat ini bermanfaat dan tercatat indah dalam kenangan anak-anak kita. Insyaallah. [ind/Cms]
Inspirasi:
Faisal Wibowo
Komunikasi dalam Perspektif Islam (Kompasiana)
Ustaz Hepi Andy Bastoni
Kajian Parenting
Ig: andalusiakids
4 titik bagian tubuh anak, yang harus sering diperhatikan