oleh: Sirat Rizhqi Purnawati
ChanelMuslim.com – Saya ingin membagi pengalaman dua hari penuh makna bersama Prof. John DeFrain di International Convention on Family Streghtening pada 16-17 Juli 2019 di CPMH Universitas Gadjah Mada.
Prof. John DeFrain diundang secara khusus oleh Fakultas Psikologi UGM. Beliau adalah profesor di bidang ketahanan keluarga universitas Nebraska Lincoln selama lebih dari 30 tahun.
Penelitian tentang keluarga tangguh dilatarbelakangi pengalaman Prof. John DeFrain 45 tahun lalu, sebagai konselor, psikolog, beliau kerap menjumpai keluarga yang rapuh, keluarga yang berantakan.
“Saya terlatih sebagai konselor 45 tahun yang lalu dan saya tidak tahu cara membantu keluarga karena tidak memiliki visi keluarga yang kuat.”
Beliau bertanya-tanya sebenarnya bagaimana keluarga yang tangguh itu, lalu lahirlah penelitian demi penelitian di Amerika dan di luar Amerika.
“Setiap keluarga punya masalah dan selalu fokus pada masalah, namun tidak tahu keluarga yang kuat atau tangguh itu seperti apa.”
Penelitian selama lebih dari 40 tahun di berbagai negara, dan benua merumuskan ada 6 hal mendasar yang sama dimiliki oleh keluarga di dunia. Tentang apa yang menjadikan keluarga itu tangguh. Setiap negara memiliki kekhasan namun secara umum memiliki kesamaan.
Keluarga tangguh memiliki 6 sifat berikut.
1.Apresiasi dan afeksi satu sama lain.
Apa saja bentuk apresiasi dan afeksi ini?
Saling mensyukuri dan berterima kasih kepada anggota keluarga, dan menampakkannya. Menunjukkan bentuk apresiasi ini.
Contoh-contoh yang lain adalah saling menepati janji, saling membantu, saling memaafkan, saling memberi toleransi.
Apresiasi dan afeksi adalah kunci dari keluarga yang kuat.
Saya teringat bagaimana semua inventory yang disebutkan dalam penelitian ini melekat pada keluarga Rasulullah saw.
Rasulullah adalah orang yang paling mengapresiasi istri, putra-putrinya, bahkan cucu kecilnya, paling penyayang, penyantun, pemaaf dan paling lembut pada pelayannya
Anas bin Malik ra menyampaikan, “Selama 10 tahun berkhidmat pada Rasulullah, tak pernah sekalipun beliau mencelaku,”
Ini kepada pelayan beliau, apalagi kepada keluarga.
Demikian juga istri dan anak Rasulullah selalu terdepan dalam menunjukkan cinta, dan dukungan kepada Rasulullah. Keluarga Rasulullah adalah keluarga yang paling bersyukur, paling baik dalam hal mencintai dan mengekpresikan cinta.
2. Komitmen terhadap Keluarga
Ada dua hal yang saya catat, dari 13 butir.
1. Responsibility are shared fairly.
2. Everyone gets a say in making decision.
Tanggung jawab dibagi secara adil. Setiap anggota keluarga turut dalam pengambilan keputusan.
Dua contoh di atas dalam Islam diatur dengan apik. Hak dan kewajiban suami dan istri juga hak dan kewajiban orang tua kepada anak begitu pula sebaliknya.
Keadilan dalam peran rumah tangga Islam menempatkan lelaki sebagai qowwam (pemimpin) yang wajib ditaati istri (selama tidak menyalahi syariat). Dalam kepemimpinannya seorang laki-laki menghidupkan tradisi musyawarah dalam keluarga. Semua suara didengar dan pendapat anggota keluarga dihargai.
وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ
“Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakal kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepadaNya” [Ali-Imran/3 : 159]
Komitmen terhadap hak dan kewajiban antar suami istri, orang tua dan anak juga menghargai setiap pendapat anggota keluarga akan membentuk keluarga tangguh.
3. Komunikasi Positif dan Efektif
Komunikasi positif menjadi bahasan yang menarik. Karena, komunikasi yang dimaksud di sini secara terbuka adalah mengungkapkan perasaan dan pendapat. Menikmati diskusi keluarga, dengan candaan dengan pembicaraan yang hangat.
Kenapa harus efektif?
Sebab komunikasi yang intens, ajeg belum tentu efektif.
Komunikasi harus dilakukan terbuka sehingga terhindar dari prasangka. Terbuka memberi kesempatan anggota keluarga untuk menjelaskan perasaan atau pendapatnya terhadap suatu masalah, sangat penting.
4. Menikmati Waktu Bersama.
Prof Defrain menyampaikan quality time harus dibarengi dengan quantity time.
Dalam satu penelitian tentang masyarakat industrialis, mereka banyak menghabiskan waktu mencari uang dibandingkan dengan keluarga. Maka banyak dijumpai anak yang memasuki masa remaja mengalami keguncangan, masalah kesehatan mental, kenakalan remaja. Anak-anak yang bermasalah disebabkan jarangnya mendapatkan sentuhan kasih sayang dari sosok ayah. Mereka juga jarang menghabiskan waktu bersama ayahnya.
Menikmati waktu bersama keluarga akan mengokohkan ikatan cinta. Mengobrol bersama, melakukan aktivitas yang disukai bersama, melakukan aktivitas spontan, dll.
Rasulullah telah memberi teladan bagaimana Beliau menghabiskan waktu bersama istri dan anak cucu.
Adakalanya beliau mengumpulkan seluruh anggota keluarga dan makan bersama.
Ada waktu ketika beliau bersama Ibunda Aisyah melakukan aktivitas spontan, dalam satu riwayat lomba lari bersama Aisyah ra.
5. Spiritual Well Being/Spiritual Wellness.
Keluarga yang tangguh, ringan berbagi nilai spiritual dan keyakinan.
Dalam keluarga muslim nilai spiritual ini ada dalam surat al-‘Ashr.
“Saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran”
Bahkan keberkahan dalam keluarga akan hilang apabila hilang sikap saling menasihati, hilangnya rasa cemburu.
Dr. Amru Khalid seorang da’i Mesir, menyampaikan beribadah bersama-sama keluarga akan menguatkan cinta sehingga rumah terasa surga.
6. Mampu mengelola masalah atau konfilk.
Keluarga yang tangguh bukanlah keluarga yang sempurna. Bukan pula keluarga tanpa perbedaan pendapat bahkan pertengkaran.
Tetapi keluarga tangguh adalah keluarga yang mampu beradaptasi dan mengelola masalah.
Ketangguhan keluarga akan diuji dengan krisis, musibah. Namun apabila keluarga itu dapat melakukannya maka ia akan menjadi lebih kuat.
Keluarga muda saat sangat rentan dengan krisis kata Prof. John DeFrain. Maka muncul pertanyaan, kapankah idealnya pendidikan keluarga dimulai?
Keluarga Rasulullah adalah keluarga terbaik sebagai contoh keluarga yang mampu mengatasi krisis dengan baik. Rasulullah sebagai pemimpin mampu membawa seluruh anggota keluarga menikmati ujian sebagai bentuk keridhoan dan syukur.
6 sifat keluarga tangguh sebagai hasil rumusan dari penelitian lintas budaya, dan negara selama 40 tahun ini sangat patut menjadi bahan berefleksi.
Sudahkah keluarga kita memiliki 6 sifat keluarga tangguh?
Lebih dari itu sebagai keluarga muslim sudahkah kita meneladani keluarga Rasulullah?
Mengikuti konvensi internasional ini saya tidak mewakili siapapun kecuali lembaga rumah tangga. Ibu rumah tangga, home educator bersama bayi 6 bulan belajar mendengar seorang Profesor di bidang ketahanan keluarga, konselor yang telah melakukan penelitian tentang keluarga tangguh selama 30 tahun.
Apa yang membuat keluarga tangguh?
Kapan pendidikan keluarga dimulai?
Bagaimana mengajak para ayah berpartisipasi dalam mendidik keluarga?
Bagaimana membuat program keluarga?
Bagaimana krisis dalam keluarga?
Dan saya berkesimpulan, kaum muslimin sungguh beruntung, karena hasil penelitian beliau makin membuktikan bahwa keluarga Rasulullah adalah keluarga tangguh. Semua inventory yang dirumuskan ada dalam keluarga Rasulullah. Bahkan keluarga Rasulullah lebih lebih lagi dalam ketangguhannya.
Maka yang ingin pribadinya tangguh dan keluarganya juga tangguh “strong family”, belajarlah pada Rasulullah.
Strong family untuk keluarga dengan ayah ibu lengkap, single parent, LDR… insyaAllah semua Allah beri kekuatan, asal mau mengikuti utusan-Nya.[ind]