ChanelMuslim.com–Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat pada Rabu (19/6) lalu resmi meluncurkan minuman keras (miras) lokal yang diberi merk Sophia. Kadar alkohol dalam miras tersebut berkisar antara 20-45 persen. Peristiwa ini menimbulkan kontroversi di masyarakat, tak terkecuali dari ulama dan ibu rumah tangga.
Dalam Channel Telegram-nya, Ustaz Farid Nu’man Hasan menanggapi hal tersebut.
“Berita di atas menunjukkan pentingnya pemimpin muslim, paham agama, kuat, dan pemberani,” kata Ustaz Farid.
Ustaz Farid juga menambahkan, ini juga menunjukkan betapa kekuatan politik menjadi salah satu alat pukul kemungkaran, atau kebalikannya, musuh Islam menggunakannya untuk memukul kaum muslimin. Wallahul Musta’an.
Sebelumnya, pada bulan April 2019, saat persiapan peluncuran miras Sophia ini diumumkan, beberapa pihak mengutarakan ketidaksetujuannya, salah satunya dari ibu rumah tangga.
Lulu Nugroho, ibu rumah tangga asal Cirebon menganggap meskipun namanya cantik, minuman itu tetap saja khamr dan dilarang dalam agama Islam.
“Belum jera juga penguasa negeri ini, melegalkan miras. Sudah banyak korban berjatuhan akibat minuman haram ini. Di wilayah lain selain NTT, jenis oplosan produksi warga sendiri telah menimbulkan banyak korban. Apalagi jika kemudian justru pemerintah sendiri yang memperbanyak dan menyebarkannya. Sungguh sebuah perbuatan yang jauh dari logika berpikir jernih,” tulis Lulu yang dimuat laman Republika.co.id pada Ahad (7/4/2019).
Lulu juga menulis tentang tanggung jawab pemerintah terhadap masyarakat yang dipimpinnya.
“Jika Allah saja mengharamkan khamr, mengapa pemerintah malah melegalkannya? Bukankah pemerintah bertanggung jawab menjaga akal masyarakat. Jika kesadaran masyarakat menurun, akal mereka terganggu. Maka akan timbul banyak persoalan di dalam negeri. Hingga akhirnya sulit diharapkan munculnya kebangkitan pada masyarakat seperti ini,” tutup Lulu.[ind]