MERAIH hidup tenang bisa diwujudkan dengan shalat dan sabar. Sebesar apa pun masalahnya, semua itu pasti akan bisa diatasi seiring kita memohon solusi kepada Allah dengan sabar dan shalat.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah [2]: 153).
Baca Juga: Cara Menyiapkan Dana Pensiun agar Hidup Tenang di Usia Tua
Meraih Hidup Tenang dengan Shalat dan Sabar
Aid Al-Qarni dalam buku fenomenalnya La Tahzan menuturkan bahwa jika Rasulullah diimpa sebuah ketakutan, maka beliau akan segera melakukan shalat.
Suatu waktu beliau berkata kepada Bilal, “Ketenanganku ada pada shalat.”
Lebih lanjut Aid Al-Qarni menjelaskan, “Jika hati terasa sesak, masalah yang dihadapi terasa sangat rumit dan tiup muslihat sangat banyak, maka bersegeralah datang ke tempat shalat, dan shalatlah.”
Kita banyak menemukan riwayat yang menuturkan bahwa Nabi di kala shalat sungguh sangat thuma’ninah dan bisa dikatakan cukup panjang, utamanya kala beliau shalat sendiri di malam hari.
Bahkan Aisyah ra pernah menuturkan, kaki Rasulullah sampai bengkak karena lamanya shalat beliau.
Semua itu tidak lain karena beliau sedang mengadu, memohon, dan berharap kepada Allah agar segala rusan yang berkaitan dengan umat Islam diberikan jalan, diberikan kemudahan, diberikan keberkahan.
Oleh sebab itu, umat Islam bisa menjadi umat terbaik yang mampu menjadi tauladan bagi seluruh umat manusia di muka bumi ini.
Apa yang Rasulullah lakukan menjadi teladan kita dalam melakukan permohonan kepada Allah melalui shalat, tentu sangat tidak santun jika dilakukan dengan tergesa-gesa.
Shalat harus dilakukan dengan tenang dan sabar.
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقاً نَّحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” (QS. Thaha [20]: 132).
Shalat bukanlah ibadah ritual semata, ia adalah sumber kekuatan dan ketenangan kita.
Shalat adalah saat manusia menyerap kekuatan Ilahiyah untuk menghadapi kehidupan di dunia yang serba fana ini sehingga kita bisa menghadapi setiap persoalan hidup dengan tenang dan cerdas.
Sejatinya dalam shalat ada saat seorang hamba sangat dekat dengan Robnya yaitu ketika sedang sujud.
“Sedekat-dekat seorang hamba kepada Tuhannya yaitu ketika ia sujud, maka perbanyaklah berdo’a di dalam sujud.” (HR. Muslim).
Bersama dengan shalat, dalam menghadapi masalah kita juga harus bersabar.
Menurut Aid Al-Qarni sabar adalah kemampuan jiwa untuk senantiasa berlapang dada, berkemauan keras, serta memiliki ketabahan yang besar dalam menghadapi masalah kehidupan.
Sabar adalah perkara tersulit yang bisa dilakukan oleh manusia karena sifat dasar manusia itu tergesa-gesa.
Kita selalu ingin segalanya selesai dalam waktu yang singkat. Padahal ada hal-hal yang membutuhkan waktu dalam penyelesaiannya.
Ketika doa-doa tidak juga terkabul, kita langsung terpuruk dan menjadi malas beribadah. Kita lupa jika Allah berjanji akan ada kabar gembira bagi orang-orang yang sabar.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah [2]: 155).
Mungkin akan membutuhkan waktu dalam setiap persoalan. Mungkin tidak cukup hanya sehari, seminggu atau sebulan setiap persoalan itu bisa diatasi.
Bahkan mungkin membutuhkan tahun-tahun yang harus dijalani dengan kesabaran. Tugas kita sebagai manusia adalah terus berusaha dan tidak berputus asa.
Yakinlah Allah akan selalu memberikan kita yang terbaik dan yakinlah bahwa segala doa akan selalu dikabulkan oleh Allah. Semua akan indah pada akhirnya. [Maya/Cms]