BAGAIMANA menjadi ayah yang baik bagi anak perempuan? Katanya cinta pertama anak perempuan adalah ayahnya. Peran ayah dalam perkembangan sosiologis anak perempuan semakin terbukti relevan dengan penelitian. Hubungan anak perempuan dengan ayahnya memengaruhi kesan dirinya akan harga dirinya.
Baca Juga: Cara Menjadi Ayah yang Baik bagi Anak Laki-Laki
Bagaimana Menjadi Ayah yang Baik bagi Anak Perempuan
1. Bagaimana Ayah memperlakukan Bunda
Cara Ayah memperlakukan Bunda diawasi dengan ketat oleh putri Ayah Bunda baik secara aktif maupun pasif sejak usia sangat muda.
Memperlakukan bundanya dengan hormat merupakan hal yang tepat sehingga putri Ayah bunda mempunyai standar hubungannya dengan lawan jenis dengan tepat di masa depan.
2. Tidak pilih kasih berdasarkan gender
Jangan melarang putri Anda untuk terlibat dalam kegiatan atau hobi yang biasanya dianggap “maskulin”. Ini berlaku terutama untuk pekerjaan praktis di sekitar rumah seperti mengganti bola lampu atau perbaikan listrik kecil. Ajarkan putri Anda keterampilan penting bagi semua orang.
Meski begitu tetap ada hal-hal yang harus diperhatikan. Ada beberapa hal yang memang harus ditekantan tentang perbedaan laki-laki dan perempuan, yaitu tentang bagaimana putri Anda melindungi dirinya sendiri dari gangguan orang lain atau pergaulan bebas.
3. Menilai diri sendiri
Evaluasi putri Anda tentang harga dirinya sangat tergantung pada bagaimana Anda memperlakukannya. Jangan terlalu memuji penampilannya, sebagai gantinya, hargai hal-hal yang dia kerjakan dengan keras, baik itu studinya atau hobinya. Bantulah ia mengembangkan bakatnya.
Ada perbedaan antara menghargai dan memanjakannya karena pada akhirnya memanjakan akan membuatnya tidak mandiri hingga dewasa.
4. Dengarkan dia
Tidak ada hal yang lebih bisa menunjukkan pada putri Anda tentang seberapa besar Anda menghargai perasaannya selain hadir untuk mendengarkannya.
Sering kali, Anda tidak dituntut untuk memberi solusi atau memperbaiki masalahnya. Putri Anda hanya membutuhkan Anda untuk mendengarkannya.
Hal yang bisa Anda lakukan adalah berbicara untuk membantunya merenungkan pikirannya dan mendapatkan perspektif baru tentang masalah yang sedang dia hadapi. Pada saatnya ia akan cukup kuat untuk dia menyelesaikan masalahnya sendiri.
5. Waspadai adanya jarak
Banyak ayah yang semakin jauh dari anak perempuan mereka ketika mereka memasuki usia remaja. Menjadi remaja dengan pereubahan kehidupan sosial bisa saja membuat putri Anda canggung jika berhadapan dengan Anda. Apalagi jika untuk membicarakan persoalan akil baligh dan persoalan yang berkaitan dengan pubertas.
Ini adalah tantangan bagi setiap ayah. Setiap ayah perlu membekali dirinya dengan pengetahuan tentang pubertas dan bagaimana bersikap dengan anak perempuan yang sedang menghadapi persoalan pubertas.
[Maya/Cms]