ChanelMuslim.com – Meski pemerintah telah memberikan hak perempuan di legislatif mencapai 30 persen, namun, kaum perempuan masih memandang rendah untuk berperan dalam perpolitikan Indonesia. Mayoritas masih memandang perempuan hanya sebatas mengurusi urusan rumah tangga seperti, memasak, melahirkan dan merawat anak dan suami. Kurangnya peran serta perempuan itu menurut anggota DPRD Kota Bekasi, Lilis Nurlia karena beberapa hal.
"Pertama, kurangnya pendidikan politik dan pendidikan pemilih, kedua, kurang adanya pelatihan dan penguatan keterampilan politik, dan terakhir kurang adanya perempuan aktif dan terlibat di dalam kegiatan politik seperti lembaga legislatif dan partai politik,"katanya saat ditemui ChanelMuslim.com, Kamis (7/2/2019).
Sementara itu, Angel Karamoy, artis dan caleg dari salah satu partai politik mengungkapkan hal yang sama. Ia sebagai seorang perempuan tidak menerima dengan anggapan wanita hanya untuk memasak, dandan dan bikin anak.
"Memang kita mesin," katanya.
Saat memutuskan untuk mengikuti konstelasi politik banyak yang menyindir dan tidak menganggap dirinya, ditambah dirinya sebagai artis.
"Banyak yang menganggap saya tidak bisa inilah, kemampuan saya apa?" curhat salah satu pemain sinetron Saras 008 ini.
Ia berpikir bahwa perempuan itu harus mempunyai kemampuan yang sama dengan laki-laki meski mereka dilahirkan sebagai pemimpin bagi perempuan. Pemerintah sendiri sudah memberikan hak bagi perempuan untuk berpolitik.
"Ada 30 persen perempuan yang diberikan, adanya kesempatan ini jangan sampai disia-siakan apalagi diisi oleh para lelaki," katanya.
Karena pastinya ada suara dan hak perempuan yang tidak bisa diwakili oleh lelaki. Maka peran serta perempuan dalam berpolitik dibutuhkan. Salah satu contohnya, kata Angel, presiden kelima kita adalah seorang perempuan.
"Beliau bisa menjadi presiden dan ketua umum dari salah satu partai politik. Jika dia bisa, mengapa saya dan kalian semua para perempuan tidak bisa?" kata perempuan asal Manado ini.
Jika dulu tahun 2014 secara kuantitas perempuan hanya menjadi syarat, maka sekarang, kata Angel, perempuan harus berkualitas dalam berpolitik.
"Sekarang sudah saatnya kita menunjukkan kualitas kita sebagai perempuan dalam berpolitik," pungkasnya. (Ilham)