ChanelMuslim.com – Ada alasan Asma Nadia untuk ikut terlibat di film Hayya. Menurut penulis Indonesia ini, film Hayya termasuk proyek baik dan setiap proyek baik harus didukung.
“Sejak dulu, Asma memang suka nulis dan ingin dibuat film, tujuannya jelas dan ini menjadi salah satu medan perjuangan ketika nulis,” ujar Asma Nadia, pemain sekaligus produser film Hayya di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (29/12).
Ketika terlibat dalam sebuah film, hal ini menjadi salah satu jalan dan bentuk perjuangan terlebih di film baik serta penuh makna.
Bagi penulis buku dengan lebih dari 50 karya ini, film Hayya mempunyai tim sejuk. Semua personilnya ramah bahkan sutradara benar-benar perhatian.
“Sampai kadang-kadang sutradara perhatian untuk ngurusin ini minumnya siapa aja, padahal itu bukan tugas dia. Asma sebut ini tim yang masya Allah. Masing-masing berusaha yang terbaik,” tambahnya.
Perbedaan dengan film-film sebelumnya, film Asma Nadia memang biasa didukung dengan rumah produksi besar dan kali ini sedikit berbeda. Namun, tidak berada di rumah produksi besar menjadi tantangan tersendiri.
Bersama rumah produksi Warna Pictures, Asma Nadia sangat tertarik ikut bermain dan menjadi pengalaman baru.
Film Hayya merupakan sekuel film 212 The Power of Love. Karakter Asma Nadia masih sama seperti sebelumnya. Berperan sebagai Bi Nurul, Asma Nadia memainkan tokoh berlatar Sunda, baik hati, rame, ekspresif dan penyayang.
“Alhamdulillah ini jadi pengalaman baru dan pastinya seneng banget bisa main film di film baik ya,” ucapnya sambil bersyukur.
Di samping menjadi pemain film, Asma Nadia turut serta menjadi bagian dari jajaran produser film Hayya.
Bagi penulis kelahiran 1972 ini, keterlibatannya untuk kedua kali bergabung dengan Warna Picture menjadi media pembelajaran. Semua merintis dari awal dan secara bersama-sama. Hal ini tidak mudah, terlebih film Hayya tidak menampilkan adegan sentuhan yang bukan muhrim.
“Nggak mudah buat film yang nggak ada sentuhan-sentuhannya ya, tapi Warna Pictures berhasil melaksanakannya. Meskipun ada sih naksir-naksirannya, tapi itu masih dalam batas wajar dan tetap dalam koridor Islam,” jelasnya.
Selain itu, film Hayya menjadi kado cinta untuk Palestina. Asma Nadia sangat berharap, keberadaan film ini bisa menggerakkan banyak orang mulai dari menyumbangkan amal, membuat movie maker bahkan berjuang secara nyata di Palestina.
“Siapapun yang mencintai nilai-nilai kemanusiaan dan Palestina, yuk kita tunjukkan sedikit kepedulilan kita dengan nonton film ini, nanti bulan Agustus atau September 2019 mendatang. Mohon support dan doanya,” tutupnya. (Firda)